Memiliki riwayat keguguran membuat Cherly Juno, 29, berusaha untuk ekstra protektif dengan kehamilannya kali ini. Menurut istri dari Arthur Chandra Hasudungan Panjaitan ini, kehamilannya kali ini memberikan banyak kisah unik! Mulai dari mengubah pola makan menjadi healthy food, sampai mengubah selera memanjakan diri dengan pijatan dan minyak kayu putih. Kehamilan Cherly kali ini berbeda jauh dengan kehamilan pertama yang menurutnya justru lebih mudah dijalankan.
“Hamil haocek!” begitu deskripsi Cherly saat ditanya mengenai kehamilan pertamanya. Seperti apa sih seru dan uniknya kehamilan Cherly kali ini? Yuk, simak cerita seru Cherly Juno dan Ryu yang menjadi wajah Digital Cover M&B Juli 2021 ini.
Saat ini kesibukan saya adalah menjadi ibu rumah tangga, brand representatives, masih sering menjadi host(pembawa acara) juga. Khusus untuk menjadi host, selama pandemi ini kebanyakan untuk memandu acara virtual, ya. Selain itu, puji Tuhan saya masih diberi kesempatan untuk terus berkarya di bidang musik. Jadi setelah 15 tahun mengenal suami, akhirnya di pandemi ini keinginan kami untuk membuat lagu pun terwujud. Untuk pertama kalinya kami membuat single berjudul “Orang Ketiga” yang terinspirasi dari drama Korea The World Of The Marriage. Di lagu ini saya sendiri yang membuat liriknya, sedangkan suami yang membuat musiknya. Ke depannya tentu kami berharap bisa menghasilkan lagu-lagu lagi, tapi lihat nanti saja, ya. Maunya sih, lagu-lagu kami terinspirasi dari drama Korea semua. Ini bisa jadi alasan untuk mengajak suami ikutan menonton drama Korea juga, kan! Haha.
Ini kehamilan yang tak terduga alias surprise banget! Setelah mengalami keguguran di akhir September 2020 kemarin, maka saya sangat enggak menyangka akan hamil lagi secepat ini. Padahal kami maunya nanti saja hamil anak keduanya, kalau Ryu sudah berusia 5 tahun. Eh, tidak tahunya 2 bulan setelah keguguran, saya hamil lagi. Kebetulan saya rutin mencatat tanggal menstruasi, maka ketika meleset sedikit saja sudah harus cepat-cepat ambil test pack. Setelah tes kehamilan sendiri di rumah, benar saja hasilnya garis dua! Sempat kaget banget, tapi tentunya juga bahagia banget. Kebagian juga mendapat bayi pandemi nih, Moms.
Banyak yang bilang kehamilan kedua lebih santai dibanding kehamilan pertama. Sepertinya ini tidak berlaku bagi saya. Kehamilan pertama saya justru lebih santai dan minim keluhan kehamilan. Sedangkan kehamilan kedua ini membuat saya mual muntah sepanjang hari, bahkan sampai trimester kedua saja masih mual muntah, lho
Punya riwayat keguguran juga membuat saya lebih khawatir dan paranoid dengan kehamilan kedua ini. Saya punya rasa bersalah dengan keguguran sebelumnya, jadi kehamilan kali ini merasa harus lebih ekstra hati-hati, enggak boleh pecicilan. Di beberapa minggu pertama itu saya sampai memilih bedrest, saking inginnya menjaga kesehatan diri dan janin.
Saking khawatirnya dengan kehamilan saat ini, saya sampai beli fetal doppler atau alat untuk mendengar detak jantung bayi. Ini banyak dijual di e-commerce, harganya cukup terjangkau, dan cara pakainya mudah banget. Kita tinggal pakai gel ke area perut, terus pakai alatnya untuk mencari titik denyut jantungnya. Nanti monitor fetal doppler akan menunjukkan denyut jantung janin kita, angka amannya adalah 150 ke atas per menit. Ini sangat membantu mengurangi kecemasan yang saya alami. Malahan momen mendengarkan denyut jantung janin dengan fetal doppler ini bisa jadi me-time buat saya, karena selain mengurangi kecemasan, membuat saya seperti bonding juga dengan janin.
Wah, kehamilan kedua ini cukup membuat heboh orang serumah! Haha. Cerita paling unik adalah dulu saya rela menempuh perjalanan sekitar 40 kilometer hanya untuk kontrol ke dokter kandungan di daerah Menteng, Jakarta Pusat. Sekarang? Duh, cari dokter yang dekat rumah saja deh, ya. Sudah enggak sanggup dan enggak tega sama Ryu kalau saya harus pergi jauh-jauh, belum lagi kalau macet. Saya sekarang cari rumah sakit yang dekat rumah, supaya dekat juga dengan Ryu yang harus tinggal di rumah setiap kali saya ke dokter. Kasihan kan, kalau harus ditinggal lama-lama.Cerita unik lainnya adalah saya sekarang jadi mudah pegal-pegal dan suka banget dipijat pakai minyak kayu putih, padahal sebelumnya saya paling tidak suka dipijat dan juga tidak suka bau minyak kayu putih. Bisa dibilang dulu benci sama baunya, sekarang justru tergila-gila
Selera makanku juga agak unik di kehamilan kedua. Sebelumnya tuh aku bukan orang yang harus healthy eating, yah sekali-kali makan fast food atau nasi Padang tentunya masih suka, lah. Tapi di kehamilan kedua ini, aku itu jadi suka banget healthy food, aku suka granola, yoghurt, dan makanan sehat lainnya. Berbeda banget sama kehamilan pertama, walau dulu trimester 1 ada mual muntah tapi sisanya minim keluhan banget, enggak seperti kehamilan yang sekarang yang cukup menantang.
Oh, pasti, dong! Namanya hamil, enggak cuma fokus sama janin saja, aku juga tetap meluangkan waktu untuk merawat diri. Menurutku, setelah kita melahirkan dan jadi ibu, tetap ada suami yang harus kita jaga hatinya, maka merawat diri biar selalu glowing itu perlu banget, Moms. Paling enggak aku peduli banget dengan mencegah stretch mark saat hamil, aku rutin melembapkan kulit. Sedang hamil bukan berarti jadi malas-malasan untuk merawat diri apalagi
sampai malas mandi. Para tetua di keluarga juga selalu mengingatkan untuk tetap menjaga penampilan saat hamil, sempatkan merawat diri, karena suami kan happy kalau lihat istrinya menarik. Selain itu, perawatan diri bisa jadi me-time juga, ya.
Sebenarnya saya sudah tahu jenis kelamin anak kedua, tapi nanti saja saya kasih tahu kalau adiknya Ryu ini sudah lahir, ya! Haha. Walau gender reveal party sedang tren ya di antara ibu-ibu hamil, tapi saya gender reveal-nya nanti saja kalau bayinya sudah lahir. Banyak yang penasaran nih, sama gender anak kedua, malah tidak sedikit yang menebak kembar karena ukuran perut saya terlihat besar. Benarkah kembar? Cewek atau cowok? Nanti saja saya kasih tahunya, ya. Haha. Kalau Ryu sih, tentu saja maunya adiknya cowok, biar bisa diajak main mobil-mobilan bareng katanya.
Saat hamil sebelumnya, Ryu sebenarnya masih belum siap akan punya adik. Tidak lama setelah saya keguguran, kebetulan adik ipar saya melahirkan dan bayinya sering diajak ke rumah saya untuk bertemu Ryu. Akhirnya Ryu sayang banget dengan adik sepupunya itu dan naluri untuk punya adik juga menjadi kakak pun muncul. Ia mulai sering minta punya adik.
Punya riwayat keguguran membuat saya lebih khawatir dan agak paranoid dengan kehamilan kedua ini.
Sejujurnya proses ini membuat saya lebih mudah menjelaskan ke Ryu kalau ia akan segera menjadi kakak karena di perut Mommy ada adik bayi. Ryu juga sudah kami ajak untuk mengelus perut saya dan mengajak ngobrol calon adiknya yang masih di dalam perut. Jadi puji Tuhan enggak ada drama, Ryu terlihat sudah sayang sama adiknya sejak adik masih di kandungan.
Enggak khawatir sih, karena menurut saya itu bagaimana orang tua mendidik dan membimbing anak-anaknya. Sebenarnya sibling rivalry itu terjadi karena ada perbedaan, ya, maka sejak dini saya sudah beri tahu Ryu untuk sayang sama adiknya. Ryu tidak harus selalu mengalah. Menurut saya sibling rivalry itu masalah klasik yang sudah sering kita lihat atau bahkan rasakan langsung, maka belajar dari situ saya bisa mencegah sibling rivalry.
Sejak sekarang sudah saya tanamkan konsep saling jaga dan saling sayang dengan adiknya. Saya persiapkan dia untuk menjadi kakak. Saya ajarkan ia untuk berbagi mainan, tidak perlu rebutan. Saya coba terapkan konsep semua mainan yang sering Ryu mainkan adalah mainan milik mommy, jadi Ryu harus pinjam dan jaga dengan baik. Sejauh ini konsep ini berhasil Ryu terapkan. Kalau ada teman main ke rumah, Ryu sudah bisa ajak temannya izin dulu, tidak rebutan mainan, dan mau menjaga dengan baik.
Cheerful, positive, and mixed-mom karena saya ibu yang menggabungkan sesuatu yang modern dan konservatif. Kalau ada mitos yang enggak masuk akal, saya enggak ikuti, tapi kalau yang masih masuk akal, ya ikuti saja enggak ada salahnya. Begitu kira-kira definisi mixed-mom.