Rasa sedih karena pernah kehilangan calon buah hati tidak membuat Maria Febe Kusumastuti, 31, mantan atlet bulutangkis tunggal putri Indonesia, trauma. Sebaliknya, kisah sendu di masa lalu tersebut justru membuatnya lebih memperhatikan kesehatan selama masa kehamilannya saat ini. Dua tahun silam, ia sempat mengalami keguguran. Janin yang berada dalam kandungannya tidak berkembang. Ia mengetahui hal tersebut saat kehamilannya sudah memasuki 12 minggu. Kala itu, ia baru mengetahui janinnya tidak berkembang. Maria tidak tahu penyebabnya secara pasti. Akan tetapi, ia menduga kondisi tersebut dipicu oleh aktivitasnya yang masih aktif sebagai pelatih bulutangkis di Kanada. Karena tidak mengetahui dirinya tengah hamil hingga usia kandungannya mencapai 6 minggu, ia masih aktif bermain bulutangkis. Kini, wanita kelahiran Boyolali tersebut kembali hamil. Usia kandungannya saat ini sudah mencapai 32 minggu. Meski mengaku tidak trauma karena pernah mengalami keguguran, ia tetap lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatan dirinya maupun sang janin. Lantas, bagaimana ia menjalani kehamilan keduanya? Dan bagaimana sikap sang suami yang juga mantan pebulutangkis, Andrei Adistia (30), saat mengetahui pasangan hidupnya kembali hamil? Simak wawancara Mother&Baby dengan Maria Febe berikut ini.
Alhamdulillah, kehamilan kali ini berjalan lancar. Tidak seperti kehamilan sebelumnya yang sering mual dan muntah-muntah, kehamilan kali ini justru lebih aman. Merasakan mual paling kalau lagi lapar atau setelah makan harus berdiam diri dulu agar tidak muntah.
Pastinya sekarang lebih mengikuti saran yang diberikan dokter. Periksa kehamilan selalu dilakukan tepat waktu secara rutin setiap bulan hingga memasuki 30 minggu, maka pemeriksaan pun dilakukan per dua pekan. Sejak trimester 1 juga sudah melakukan pemeriksaan darah dan lain sebagainya.
Kalau trauma sih, tidak ada. Hanya ada sedikit rasa khawatir karena ini adalah buah hati yang sudah sangat ditunggu-tunggu setelah menikah
Tidak ada trauma meski pernah mengalami keguguran. Hanya saja, saya lebih berhati-hati dan lebih menjaga kesehatan pada kehamilan kali ini karena kami sudah menantikan kehadiran buah hati selama tiga tahun.
selama 3 tahun. Jadi kami lebih berhati-hati dalam menjaganya, khususnya suami. Bisa dibilang, suami yang lebih khawatir dan bersikap lebih hati- hati, misalnya saya tidak boleh dekat-dekat kucing karena takut berisiko terkena penyakit.
Selain itu, asupan makanan juga ekstra dijaga. Saya pribadi menyukai makanan yang dibakar seperti steak dan sate. Tetapi selama kehamilan, makanan seperti itu harus dihindari karena memang dilarang oleh dokter. Ia khawatir makanannya belum matang sehingga berisiko mengganggu kesehatan saya.
Suami sangat protective! Setiap periksa kehamilan, saya selalu didampingi karena dia tidak memperbolehkan saya menyetir kendaraan sendiri. Dia benar-benar membatasi kegiatan saya pada kehamilan kali ini. Bahkan sejak peristiwa keguguran terdahulu, sebenarnya suami juga sudah mulai melarang saya bekerja berat karena khawatir tiba-tiba saya hamil dan kenangan buruk itu terulang kembali.
Hanya saja terkadang muncul keinginan saya untuk beraktivitas. Kebetulan suami juga masih suka bermain bulutangkis dan tentu saja sesekali ada hasrat untuk ikut bermain. Beberapa bulan lalu, rasa kangen bermain bulutangkis muncul kembali. Saya sempat melakukan latihan pukulan drive yang tidak perlu bergerak atau mengangkat tubuh. Tapi setelah lima menit, sudah diminta berhenti oleh suami.
Semasa atlet juga saya sudah terbiasa mengangkat barang-barang yang mungkin terasa berat bagi orang lain. Dan kebiasaan itu terbawa hingga kini. Saya masih sering mengangkat barang-barang, tapi kemudian dilarang oleh suami. Ia juga yang mengingatkan saya untuk tidak mengonsumsi makanan yang berisiko bagi kehamilan. Pokoknya benar- benar dijaga oleh suami.
Minum suplemen, tapi tidak halnya dengan susu. Sesungguhnya, saya sempat mengonsumsi susu setelah tahu saya hamil. Hanya saja, saya langsung mengalami diare sehingga dokter menyarankan untuk
menghentikannya. Katanya, saya memang tidak bisa minum susu hamil jadi tidak perlu dipaksa karena kondisi setiap ibu berbeda-beda.Kalau suplemen, saya mengonsumsi suplemen yang mengandung asam folat selama tiga bulan pertama. Selanjutnya ditambah dengan suplemen yang mengandung DHA dan penambah darah karena sempat beberapa kali mengalami pingsan juga.
Gangguan kesehatan mungkin tidak ada. Hanya saja, saya jadi sering susah tidur. Lalu suka pegal dan kram kakinya. Kalau sudah begitu, ya saya pijat sendiri saja.
Sebenarnya saya sempat berencana mengikuti kelas senam kehamilan, tapi batal karena adanya pandemi COVID-19. Ditawarkan mengikuti kelas online, tapi menurut saya tidak akan seefektif jika datang langsung. Jika latihan secara online, kita tidak benar-benar tahu apakah gerakan yang dilakukan benar atau salah. Saya khawatir justru akan mengganggu kehamilan.
Sesungguhnya ada. Tapi saya dan suami selalu melakukan pemeriksaan sesuai dengan protokol kesehatan, seperti mengenakan masker dan sering cuci tangan. Pokoknya, jaga kesehatan badan saja. Kalau badan kita kuat, Insya Allah kita tidak akan tertular virus Corona.
Untuk persiapan persalinan pada masa pandemi juga sudah diberitahu oleh dokter. Mungkin akan terasa agak ribet karena harus melakukan tes guna memastikan apakah terinfeksi COVID-19 atau tidak. Dokter juga sudah mengingatkan kami untuk tidak mengeluh karena semua prosedur tersebut dilakukan untuk kebaikan bersama.