Tak lama setelah menikah dengan Indra Priawan Djokosoetono, pemilik nama asli Nikita Purnama Willy ini dinyatakan hamil. Masa kehamilan benar-benar ia nikmati. Persalinan yang mudah dan tenang pun berhasil dilalui.
Kini, Niki sedang menikmati hari-harinya sebagai seorang ibu dan mencoba menjalankan peran barunya dengan penuh tanggung jawab. Bagaimana cerita Niki setelah menjadi orang tua baru? Seperti apa cerita kehamilan dan persalinannya? Serta bagaimana pula Niki merayakan kehidupannya saat ini?
Di edisi spesial anniversary Mother & Beyond ini, yuk, simak wawancara eksklusif M&B bersama Nikita Willy berikut, Moms!
Kehamilan pertamaku ini full of joy, full of happiness, dan amazing. Karena memang yang dirasakan cuma happy, I was very chill, and thanks to my husband, karena dia benar-benar membuat aku happy terus. Kalau dokter suruh aku untuk banyak bergerak, suami selalu help me a lot to do my task. Jadi my pregnancy was joyful.
Ya, bisa dibilang aku merasa seperti tidak sedang hamil. Apa yang aku rasakan saat hamil kemarin benar-benar dinikmati. Misalnya saat susah tidur ketika hamil besar atau saat mengalami kram, aku menganggap hal tersebut sebagai bagian dari kehamilan saja. I have to enjoy it, bukan yang malah langsung panik.
Di awal kehamilan, orang-orang mungkin menyuruh aku bersiap untuk menghadapi mual muntah, kaki bengkak, susah beraktivitas, tapi nyatanya aku tidak merasakan itu semua. Orang-orang juga melarang aku untuk tidak makan makanan tertentu, tapi ya, aku tetap makan. Jadi aku merasa kehamilan kemarin very chill, lancar banget, very happy, enggak ada mual muntah atau keluhan lain. Sampai rasanya aku ingin hamil lagi, karena tidak merasakan capeknya hamil melainkan sangat happy. Menyenangkan sekalilah, kehamilanku.
Persalinanku berjalan lancar dan tenang. Kebetulan aku gentle birth, jadi saat kram atau kontraksi aku sudah tahu bagaimana cara mengatur napas dan rasa sakitku dengan baik supaya tenaga yang aku miliki tidak dibuang sia-sia untuk teriakteriak saat bersalin. Tenagaku ada untuk push the baby. Jadi dari apa yang sudah aku pelajari, aku apply saat kontraksi juga pembukaan 1-10. Kalau dibilang persalinanku tenang, ya memang sangat-sangat chill. Suamiku saja tidak tahu kalau i was in pain.
Setelah melahirkan, kebetulan aku dan suami tidak banyak yang membantu, jadi mau tidak mau kami harus hands on langsung mengurus baby. Dari yang awalnya kita tidak tahu apa-apa soal merawat bayi, akhirnya jadi tahu kalau merawat bayi harus seperti apa, cara memandikan Issa, mencoba mengerti arti tangisannya, tahu waktunya diaper change. Semuanya belajar sendiri karena we have no option.
Awalnya aku dan suami pergi ke Amerika untuk liburan tahun baru. Jadi kami memang tidak ada rencana untuk melahirkan di sana. Nah saat mau pulang, kasus COVID-19 di Jakarta sedang tinggi, jadi agak mengkhawatirkan bila kembali ke sana, apalagi dalam kondisi hamil. Akhirnya kami putuskan untuk extend our trip di Amerika, dan kebetulan saat itu saya juga harus ultrasound. Ternyata aku bertemu dokter obgyn yang pas, nih. Lalu aku jadi berpikir untuk melahirkan di sana, karena sudah 7 bulan juga kan usia kandunganku. Akhirnya aku dan suami memutuskan untuk melahirkan di Amerika.
Aku merasa cukup beruntung sih, melahirkan di sana. Karena setelah melahirkan rasanya kita butuh ketenangan, ya. Jadi aku tidak usah bertemu dengan terlalu banyak orang yang ingin menengok aku dan Issa. Selain itu, setelah melahirkan, aku juga merasa not in a good shape, mandi aja males, jadi kayaknya untuk menyapa tamu pasti males banget.
Dari masa kehamilan, persalinan dan saat sudah memiliki anak, suami dan istri itu seperti dalam satu tim, jadi harus ada kerja sama.
Setelah melahirkan, aku sempat shock, karena aku pikir perutku akan langsung kempes. Nyatanya setelah pulang dari rumah sakit, perut aku masih seperti orang hamil. Tapi sebenarnya itu hal normal, karena masih banyak air di dalam tubuh kita.
Perubahan hormon setelah melahirkan juga membuat aku lebih sensitif. Aku sempat nangis-nangis, tapi bukan karena I don’t like the baby, tapi karena aku kangen hamil. Aku sampai menanyakan hal ini pada suster di sana. Aku bilang, “Aku kangen banget hamil, I love my baby, tapi I miss being pregnant and I miss to feel him inside me. Is it weird?” Tapi lagi-lagi ini hal normal, karena hormon kita memang sedang tidak teratur, sehingga bisa membuat kita sensitif akan hal-hal kecil. Cuma kembali lagi, ini semua kan memang part of postpartum, jadi orang-orang di sekeliling aku juga mengerti.
Bersyukurnya di Amerika, mulai dari rumah sakit, klinik anak, tenaga kesehatannya, di masa post partum mereka benar-benar memikirkan mental health ibu setelah melahirkan. Jadi hampir setiap hari sampai Issa berusia satu bulan, mereka menghubungi aku, menanyakan “Are you okay? Do you need help? How many times did you smile today?” Pertanyaan seperti itulah, mungkin karena mereka tidak mau ibu mengalami baby blues pascamelahirkan.
Saat hamil, dukungan suamiku sangat luar biasa. Apalagi saat itu kami hanya berdua di Amerika. Begitu pun saat awal-awal melahirkan. Meskipun awalnya mungkin ia bingung harus melakukan apa, suamiku mau belajar dan bergerak untuk support.
Menurut aku, dari masa kehamilan, persalinan, dan saat sudah memiliki anak, suami dan istri itu seperti dalam satu tim, jadi harus ada kerja sama. Enggak bisa tuh mungkin suami berpikir, “Oh, it’s my wife’s job”, tidak begitu. Dari awal aku sudah kasih tau suami, bahwa ketika kita menikah berarti kita adalah satu tim. My decision is your decision too. Jadi misalnya aku bilang apa dan suami setuju, ya sudah. Kalau orang lain bilang “no”, tapi kita as a team bilang “yes”, it means yes. Jadi kita terapkan itu. Sampai sekarang pun soal mengurus anak, kita lakukan dengan cara kita sendiri, begitu pun nanti dengan parenting-nya.
Menjadi seorang ibu adalah impianku. Dari dulu, kalau ditanya cita-citaku apa, pasti aku jawab “I wanna be a mother”. Sekarang setelah menjadi ibu, aku merasa I have to take care of my dream. Anak yang dititipkan Tuhan ini harus benar-benar dijaga.
Kalau ditanya jadi ibu capek atau tidak, ya pasti capek. Tapi karena memang menjadi ibu adalah impianku, jadi aku menjalaninya dengan sangat-sangat senang. Aku merasa harus sangat hands on. Karena aku berpikir, dari usia 8 tahun aku sudah syuting terus, kalau sekarang aku ingin break dulu dari dunia entertainment dan ingin fokus pada hal yang aku impikan dari dulu, yaitu menjadi ibu, ya, tidak salah dong.
Bagiku celebrating life itu adalah bagaimana aku bisa membagi waktu untuk anakku dan me time.
Aku dan suami kebetulan suka sekali travel, jadi kita ingin membiasakan Issa juga untuk terbiasa dengan travel dari kecil. Kebetulan juga tidak ada larangan dari dokter di sana untuk membawa Issa road trip. Mereka bilang “just do whatever you want, that’s your baby”. Tidak masalah untuk bawa Issa road trip, biar ia juga jadi anak yang kuat. Jadi aku dan suami pun sebagai parents juga mencoba untuk membuat Issa tahan banting.
Saat Issa berumur satu bulan, kita ajak dia road trip ke Joshua Tree. Untungnya Issa sangat chill anaknya, meski road trip 6 jam di perjalanan. Walaupun awalnya repot dan mungkin Issa tidak nyaman cuma harapannya dia akan used to it.
Terkait ruam popok, sepertinya hampir sebagian besar bayi pasti pernah mengalami gejala ini termasuk Issa. Menurut dokter, ruam popok paling banyak terjadi pada usia 9 bulanan. Sebagai orang tua, aku berusaha mencegah agar hal itu bisa dihindari sebaik mungkin. Salah satu caranya dengan memastikan produk popok yang digunakan Issa baik untuk kulit sensitif dan memiliki kemampuan menyerap secara maksimal. Karena Moms harus tahu, ruam popok bisa disebabkan oleh tumbuhnya bakteri akibat cairan popok yang tidak bisa diserap secara maksimal. Hasilnya, cairan yang menumpuk di popok membuat permukaan lembap dan memicu munculnya bakteri penyebab ruam.
Untuk itulah aku pakai MAKUKU Air Diapers Slim sebagai pelopor popok dengan teknologi struktur inti SAP di Indonesia. Aku mau rekomendasikan ke Moms semua karena MAKUKU Air Diapers Slim yang anti gumpal dan nyaman untuk kulit bayi sensitif.
Khusus untuk bayi newborn, concern aku adalah pada bagian tali pusar bayi yang harus selalu dalam keadaan higienis. Merawat tali pusar harus benar-benar diperhatikan kebersihannya, sebab sangat rentan memicu infeksi. Apalagi terkait karet pinggang popok yang dikhawatirkan dapat mengenai tali pusar, di mana saat Si Kecil menggunakan popok, otomatis karet pinggang popok dapat mengenai tali pusar.
Nah, lagi-lagi, MAKUKU Air Diapers Slim adalah jawabannya karena untuk varian newborn tersedia fitur U Shape design. Bagian depan popok berbentuk “U” untuk mengurangi gesekan dengan tali pusar bayi serta melindungi tali pusar bayi baru lahir. Bahkan Moms akan lebih mudah dalam menjaga kesehatan tali pusar.
Hal pertama yang aku jadikan prioritas saat memilih popok adalah dengan memperhatikan daya serapnya. Pastikan daya serapnya harus cepat dan juga merata di semua sisi. Kalau tidak merata, menyerapnya jadi hanya terfokus di satu titik, sehingga tidak maksimal. Hasilnya, popoknya “menggelembung” tepat di area sensitif bayi dan membuat bayi merasa ada yang mengganjal di selangkangannya. Ini yang dinamakan menggumpal. Nah, kalau aku sih saranin pakai popok yang memakai teknologi struktur inti SAP yang memiliki kemampuan menyerap secara cepat, merata, dan anti gumpal.
Selain itu, pastikan juga popok bisa mengunci atau menahan cairan Si Kecil, agar saat ia beraktivitas, cairannya tidak merembes keluar lagi dan mengenai kulit atau bocor. Karena bila ini terjadi, Si Kecil bukan hanya merasa tidak nyaman, namun kulitnya juga mudah gatal bahkan bisa memicu ruam merah. Selain itu, Si Kecil juga bisa terkena iritasi bila popoknya tidak mampu menyerap dengan baik.
Oh ya, sudah tau tentang SAP yang sebelumnya aku sebutkan? Nah, aku juga banyak direkomendasikan oleh dokter anak dan juga teman-temanku tentang teknologi struktur inti SAP. Teknologi inilah yang aku tahu hanya ada di MAKUKU Air Diapers Slim. Menurut info yang aku baca dari artikel kesehatan, SAP ini dapat mengunci cairan tanpa osmosis balik. Jadi tuh, osmosis itu membuat cairan terkunci di dalam bahan sampai jadi padat di sana sehingga tak memuai ke luar atau kembali ke permukaan. Karena cairan dikunci, maka permukaan popok akan tetap kering sehingga terhindar dari risiko ruam popok.
Dari awal masa kehamilan sampai Issa lahir, aku sudah cari-cari info dan minta rekomendasi dari teman-teman untuk memilih popok. Setelah proses pemikiran yang cukup panjang, akhirnya aku mantap memilih MAKUKU Air Diapers Slim sebagai popok pilihan Issa.
Mengapa harus MAKUKU Air Diapers Slim? Dari awal kusebutkan, popok ini membawa inovasi baru lewat teknologi struktur inti SAP pertama di Indonesia dengan kemampuan menyerap tinggi.
Kalo menurutku, popok yang baik adalah popok dengan daya serap tinggi. Daya serap tinggi pada popok dapat membuat permukaan popok tetap kering dan melindungi kulit Si Kecil dari ruam popok. Nah, karena alasan itulah, aku memilih MAKUKU Air Diapers Slim. Selain itu, MAKUKU Air Diapers Slim dilengkapi dengan berbagai fitur yang dapat memudahkan orang tua seperti bentuknya yang tipis, hanya 1,6 mm, baby pun jadi ringan dan senang seharian!
Selain itu, MAKUKU Air Diapers Slim juga punya fitur Indikator Urin sebagai pengingat untuk mengganti popok dan mengurangi risiko terjadinya ruam merah, fitur tape pembuang yang akan memudahkan parents saat ingin membuang atau mengganti popok. Popok ini juga memiliki struktur 3D sehingga mengurangi gesekan antara kulit bayi dengan popok dan juga super lembut!
Untuk saat ini aku belum terpikir untuk kembali syuting sinetron. Sepertinya untuk meninggalkan Issa setiap hari enggak bisa, ya. Karena aku merasa saat Issa baru lahir sampai usianya 5 bulan ini, perkembangannya cepat sekali, jadi I don’t wanna miss a thing, tidak mau kehilangan momen dengan Issa. Tapi, kalau untuk foto atau kerja yang hanya setengah hari masih okelah.
Menjadi ibu adalah impianku, and I have to take care of my dream. Jadi aku menjalaninya dengan sangatsangat senang.
Bagiku celebrating life itu adalah bagaimana aku bisa membagi waktu untuk anakku dan me time. Karena menurutku, me time untuk seorang ibu sangat penting dan berharga sekali. Sekadar pergi ke salon atau spa rasanya senang sekali.
Selain itu, celebrating life juga aku maknai sebagai cara kita mensyukuri kehidupan, karena hidup hanya sekali. Terlebih dengan hadirnya Issa dalam hidup aku yang membuat life more perfect. Aku merayakannya dengan memberikan produk terbaik untuk mendukung tumbuh kembangnya. Setelah banyak pencarian, aku mempercayakan MAKUKU Air Diapers Slim yang akan menjadi teman setia bagi aku dan Issa. Popok generasi terbaru dengan struktur inti SAP ini mengikis rasa khawatirku akan ruam popok atau risiko terjadinya iritasi pada Issa.
Semoga Issa bisa tumbuh menjadi anak yang sehat dan bahagia. Sebagai orang tua, aku dan suami juga membebaskan Issa untuk memilih apa yang ia inginkan. Selama Issa bisa commit dan tahu konsekuensi dari apa yang ia pilih. Dan mudah-mudahan Issa tahu kalau ia punya orang tua yang selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk dia.