Kekompakan keluarga Putri Titian (32) memang selalu menarik perhatian. Di balik wajahnya yang awet muda, aktris sekaligus model ini pun sangat dekat dengan sang anak, Theodore Iori Liem (6) dan Mykah Iago Liem (4). Keakraban mereka selalu terlihat dari setiap unggahannya di media sosial. Bahkan tidak jarang, Putri nampak seperti kakak perempuan saat bersama Iori dan Iago ke mana pun mereka bepergian.
Untuk urusan tumbuh kembang, Putri memang selalu mengutamakan hal yang kedua putranya sukai. Termasuk dalam hal berlibur, ia dan suami menyiapkan destinasi yang cocok untuk dikunjungi seluruh anggota keluarga. Tapi pastinya tidak mudah, apalagi usia kedua anaknya cukup dekat. Moms bisa tahu cerita Putri Titian bersama Iori dan Iago yang penuh dengan kehangatan berikut ini!
Dari sisi tanggung jawab. Saat sebelum menikah, yang dipikirkan hanya diri sendiri saja. Maunya apa pun yang kita inginkan, seperti jalan ke mana atau makan sesuatu sendiri bisa terpenuhi. Tapi kalau sekarang, yang harus dipenuhi adalah keinginan suami dan anak-anak. Belum lagi kebutuhan rumah juga perlu dipenuhi, jadi tanggung jawabnya pun ikut bertambah.
Urusan jalan-jalan juga begitu. Dari dulu saya memang lebih suka jalan- jalan dengan keluarga dibandingkan sama teman. Nah, sekarang juga sama, ketika jalan-jalan yang dipikirkan adalah anak-anak. Bahkan saat menonton film, saya cek CCTV dari smartphone untuk melihat aktivitas yang anak-anak lakukan.
Semenjak punya rumah, saya suka berkebun. Awalnya karena merasa rumah kosong dan ingin dihias tanaman. Tapi lama-kelamaan jadi punya ide ‘kenapa tidak berkebun saja sekalian?’ begitu. Jadi, di rumah ada jeruk, kunyit, daun bawang, dan sekarang lagi mencoba menanam alpukat walaupun baru muncul buahnya masih 7 tahun lagi.
Dulu, saat awal menikah, saya memang tidak boleh bekerja dan tidak lama setelah itu saya hamil. Karena banyak waktu yang dihabiskan di rumah sendirian, jadi saya posting konten iseng untuk bertanya hal simple saja saat itu. Lalu, followers saya banyak yang kirim pesan melalui DM dan justru ini membuat saya jadi merasa punya teman. Semenjak itu, saya jadi sering membuat konten tanya jawab dengan followers. Pertanyaannya mulai dari sejak saya hamil, membahas parenting, bahkan saya tanyakan pendapat saat mencari hadiah untuk anak, dan keterusan deh, sampai sekarang.
Saya pun senang berbagi info, seperti ada event-event seru untuk anak. Jadi bukan sekadar bikin konten hiburan, saya dan followers justru saling sharing sebagai sesama pengguna media sosial. Mungkin karena kita termasuk sebagai generasi milenial, jadi lebih sering mencari jawaban dengan mencari di internet atau bertanya ke teman, dibanding bertanya ke orang tua. Saya juga begitu, kalau ada yang membuat bingung, alhasil jadi bertanya ke teman atau ke followers di media sosial.
Sebenarnya tidak ada perbedaan yang besar soal pola asuh antara Iori dan Iago. Tapi memang karena mereka berdua punya karakter yang berbeda, jadi treatment ke mereka yang disesuaikan. Misalnya saat Iori ngambek, saya tanya alasannya kenapa, dia masih mau jawab. Kalau Iago yang ngambek, dia akan diam dan saya berikan waktu untuk dia sendiri dulu. Untuk pola asuh seperti jam tidur itu sama saja, keduanya harus sama- sama nurut.
Iori dan Iago itu sekarang lagi aktif-aktifnya. Jadi, pasti butuh ekstra energi untuk memberikan perhatian ke mereka. Otomatis saya dan papanya juga merasa lebih capek. Tapi itu tantangan saat ini, belum tahu kedepannya akan seperti apa. Karena kan, umurnya anak-anak bertambah, juga tantangannya akan berbeda lagi.
Tentunya sudah, karena dari memilih sekolah saja sekarang sudah harus dipikirkan dari jauh-jauh hari. Selain itu, persiapan dari Iori juga sudah lulus toilet training, sudah lebih mandiri, sudah bisa membaca walaupun belum lancar. Tapi tidak apa-apa, semua ada prosesnya dan tidak harus langsung bisa. Jadi, sabar saja pasti nanti bisa.
Saya dan suami mengakui kalau kami memang sesayang itu sama anak- anak. Bahkan saat akan melakukan pekerjaan atau kegiatan tertentu, yang pertama kami pertimbangkan dahulu adalah anak-anak. Apa pun yang saya dan suami lakukan, anak-anak harus ikut. Begitu juga sebaliknya, anak-anak punya suatu kegiatan, saya dan suami usahakan untuk selalu hadir buat mereka.
Saya dan suami menyadari sebagai orang tua memang perlu untuk memfasilitasi kesenangan anak itu apa. Seperti Iori dan Iago yang sedang senang mewarnai, kami pun akhirnya membiarkan mereka mencoret- coret tembok a la grafiti gitu.
Pertama adalah cuaca, karena anak-anak saya punya alergi terhadap cuaca dingin. Kedua adalah terdapat destinasinya yang pasti disukai sama anak-anak. Misalnya saat ingin berlibur ke Paris, apa saja lokasi yang bisa dikunjungi dan disukai oleh saya, suami, maupun Iori dan Iago. Jadi, semuanya merasa happy saat liburan dan itu harus, ya. Satu lagi adalah jadwal penerbangan. Kalaupun harganya lebih mahal, asalkan jam keberangkatannya cocok dengan jadwal anak-anak, pasti itu yang kami pilih.
Selama ini anak-anak belum pernah menangis atau tantrum di dalam pesawat. Dari awal saya sudah coba jelaskan bagaimana situasi di dalam pesawat. Saya juga biasakan beri mereka minum dan makan saat take off untuk mengurangi rasa sakit di telinga.
Yang pasti stroller, kemudian perintilan anak-anak yang memang banyak. Kalau bisa, saya ingin membawa semua barang yang dibutuhkan anak selama traveling. Tapi yang paling penting adalah stroller, supaya mereka bisa tidur saat saya dan suami masih ingin jalan-jalan.
Pastinya mengunjungi theme park, toko mainan, dan destinasi yang memuaskan anak-anak. Saya dan suami memang senang ke theme park atau tempat yang seru untuk orang dewasa maupun anak-anak. Jadi, cocok untuk menemani Iori dan Iago bermain juga.
Apa pun yang saya dan suami lakukan, anak-anak harus ikut. Begitu juga sebaliknya, anak-anak punya suatu kegiatan, saya dan suami usahakan untuk selalu hadir buat mereka.
Semua momen terasa seru dan menyenangkan, apalagi saat tahu anak-anak happy. Tapi kalau pilih satu, mungkin liburan yang terakhir kali kami lakukan, ya. Ada perasaan senang tapi juga sedih.
Iago bisa dibilang ‘anak pandemi’ dan saat pergi liburan jadi momen yang dia suka banget. Saat pemerintah sudah bolehkan anak-anak untuk ke luar negeri, pergilah kami sekeluarga ke Singapura dan sempat menginap di Legoland. Waktu kami check out dan meninggalkan hotel, Iago menangis histeris banget. Dia bilang “Aku enggak mau pulang, mami. Aku mau tinggal di Legoland!” Saya dan suami jadi sedih juga, karena memang itu pertama kalinya dia menginap di sana dan saking berkesannya jadi belum puas walaupun sudah menginap cukup lama.
Saya ingin ke Florence, Italia. Ingin eksplor saja, karena sebelumnya saat ke Italia hanya sampai di Roma dan ikut tour. Kota Florence sendiri punya pedesaan yang indah, makanannya juga sepertinya enak-enak. Penginapannya sendiri di kastil-kastil yang pasti seru ya, kalau menginap di sana. Mungkin satu waktu nanti bisa kembali ke Italia dan pergi ke Florence bersama anak-anak juga.
Budget wise sebenarnya bisa dilakukan saat liburan ke mana pun kalau sudah ada perencanaannya dari awal. Kalau saya, biasanya merencanakan sejak setahun atau beberapa bulan sebelumnya. Untuk penginapannya sendiri sebisa mungkin mencari yang ada family room, jadi lebih luas juga. Kalau tidak ada, mau tidak mau booking untuk dua kamar, apalagi kalau suster juga ikut saat liburan.
Kalau anak-anak masih kecil, destinasinya tidak perlu yang terlalu jauh. Toh, sebenarnya anak-anak juga belum tentu ingat. Moms bisa pergi ke kota seperti Bandung, yang tentu banyak lokasi seru untuk dikunjungi sama anak.
Setelah anak sudah lebih besar, bisa diajak ngobrol, dan sudah lebih tenang saat di dalam pesawat, coba rencanakan untuk berlibur di negara sekitar Asia. Nah, kalau sudah bertambah lagi usianya, bisa mulai rencanakan untuk liburan di negara lainnya yang lebih jauh dan dengan durasi penerbangan yang lebih lama.
Jadi, pertimbangannya selain budget adalah juga kesiapan atau kondisi anak, dan juga destinasinya. Jangan terlalu banyak itinerary dan hanya fokus dengan keinginan sendiri. Buat saya, yang penting anak happy dan saya pun tidak merepotkan diri sendiri juga. Santai saja, namanya juga liburan. M&B
Saya pun senang berbagi info, seperti ada event-event seru untuk anak. Jadi bukan sekadar bikin konten hiburan, saya dan followers justru saling sharing sebagai sesama pengguna media sosial.