Memiliki anak yang aktif membuat Tya Ariestya (34) memutuskan untuk mengubah pola hidupnya. Salah satu yang menjadi alasan utama adalah kondisi Kalundra yang sempat menjalani terapi makan dengan banyak melakukan aktivitas berhubungan dengan gravitasi. Ibu dari Muhammad Kanaka Ratinggang (4) dan Muhammad Kalundra Ratinggang (2) ini pun akhirnya menjalani pola hidup sehat hingga mengalami perubahan bentuk tubuh yang cukup drastis. Proses perjalanan ini pun ia bagikan melalui media sosial dan menginspirasi banyak orang untuk ikut menjalaninya, hingga dibuatlah buku ‘The Journey of #FitTyaAriestya’. Meski disibukkan dengan segudang aktivitas, mulai dari bisnis kosmetik, mengelola hotel kucing, serta membuat buku, Tya masih menyempatkan waktu untuk mendapatkan me-time dengan cara yang sederhana. Apa yang ia lakukan? Simak cerita Tya Ariestya bersama Kalundra, yang juga menjadi Mother&Baby Mom Of The Month Maret 2021 berikut ini, Moms!
Sekarang Kalundra sudah mulai mengikuti private school dan sudah bisa cukup mandiri saat belajar. Ia termasuk anak yang sangat aktif dan cukup sulit diatur. Jadi, pola asuh yang diterapkan antara dia dengan kakaknya, Kanaka, berbeda sekali. Tapi keduanya sama-sama penurut. Meski begitu, saya tentu senang dengan keaktifan Si Kecil yang katanya pintar, sehingga saya dan ayahnya cukup mendukung tanpa membatasi.
Namun, Kalundra sempat harus menjalani terapi makan, karena ia kesulitan untuk mengunyah dan menelan. Salah satu cara terapinya adalah dengan melakukan kegiatan naik-turun tangga, melompat di trampolin dan aktivitas lain yang berhubungan dengan gravitasi. Karena hal ini dan juga pandemi, saya membuat taman kecil di rumah sebagai tempat bermain anak-anak. Dengan begitu, mereka tetap bisa eksplorasi pada tempatnya, walaupun masih lebih banyak dilakukan di dalam rumah.
Awalnya, saya memang membagikan pengalaman menjalani perubahan pola hidup hanya di media sosial saja. Namun, cerita yang ditulis hanya sebagian kecil dari yang sebenarnya terjadi. Karenanya, supaya orang-orang tidak salah persepsi, saya tuliskan semuanya di dalam buku ‘The Journey of #FitTyaAriestya’. Dari awal perjalanan saya dengan berat badan yang lebih dari 70 kg, hingga turun sebanyak 22 kg saat ini, langkah yang dilakukan tertuang di dalam buku tersebut. Misalnya, di awal saya masih makan dengan porsi 5 sendok makan penuh yang setara dengan 1,5 porsi nasi di makanan cepat saji, membiasakan untuk berjalan kaki selama 45 menit, hingga akhirnya bisa disiplin waktu dan pola makan. Itu semua ada tahapan yang harus dijalani, supaya tubuh tidak kaget dan justru jadi kekurangan gizi jika mengabaikan setiap prosesnya. Jadi, pola hidup dan pemikiran yang diubah dengan tujuan untuk menjadi sehat dan itu yang ingin dibagikan pada pembaca. Bentuk badan yang kurus menjadi bonus karena akan mengikuti seiring menurunnya berat badan menjadi ideal.
Suami saya tentu sangat mendukung sekali perubahan yang saya alami. Bahkan, suami juga mendoakan supaya saya bisa menjalani diet, yang tidak dia sampaikan sebelumnya demi kenyamanan diri saya. Namun, kelebihan berat badan sendiri memang bisa meningkatkan risiko kesehatan, seperti diabetes, asam urat, dan penyakit berbahaya lainnya dibandingkan dengan mereka yang memiliki berat badan ideal. Jadi, saya pun memutuskan untuk mengubah pola hidup menjadi sehat. Anak-anak sendiri juga memberikan perhatian selama proses saya menjalani pola hidup dan makan yang sekarang.
Me-time memang penting, tapi bisa dilakukan dengan cara yang sederhana. Bagi saya, me-time itu saat saya berada di satu ruangan seorang diri sambil memikirkan konten dan hal lain yang juga berkaitan dengan pekerjaan. Saya juga biasanya membuat jadi pertemuan dengan teman di sela-sela kesibukan.
Saya dan suami sepakat untuk berbagi tugas, termasuk untuk urusan me-time. Ketika saya memiliki rencana sendiri, suami yang akan mengurus Kanaka dan Kalundra, begitu pun sebaliknya. Di luar itu, kami selalu menyediakan waktu untuk dihabiskan bersama anak-anak, seperti bermain dan menemani mereka belajar. Saya pun memosisikan diri sejajar dengan anak-anak, sehingga mereka pun jadi bisa merasa senang, nyaman dan aman saat bersama saya maupun ayahnya.
Saya memilih cuek dengan komentar yang ada, karena jika kita menanggapi sesuatu yang negatif justru akan ikut menjadi negatif juga. Pada dasarnya, kan manusia tidak ada yang sempurna dan apapun bisa diberi komentar secara negatif. Jadi saya tidak berfokus pada hal-hal tersebut. Saya juga bersyukur karena sebagian besar pengikut saya di sosial media cukup positif dan kita pun bisa saling mendukung untuk jadi lebih baik juga.
Me-time memang penting, tapi bisa dilakukan dengan cara yang sederhana.
Saya sendiri memutuskan untuk menurunkan berat badan karena merasa tubuh saya sudah tidak sehat. Ketika menemani anak-anak bermain, saya merasa lebih cepat lelah, bahkan tidak bisa mengejar mereka. Situasi itu pastinya membuat saya sedih. Jadi, proses menurunkan berat badan dan menjalani pola hidup sehat saat ini memang karena keinginan dari diri sendiri serta anak-anak juga.
Pola asuh anak di jaman sekarang sudah sangat banyak dan informasinya pun bisa dicari dari mana saja. Ada juga yang bisa memilih mau mengikuti pola asuh sesuai role model-nya, baik itu dari pernyataan ahli, public figure atau orang tua sendiri. Untuk saya sebagai ibu milenial, semua informasi dan masukan yang diberikan tentu diterima. Tapi untuk menerapkannya pada anak-anak, saya sesuaikan lagi dengan situasi dan kondisi mereka. Dan jika orang lain yang merasa hal yang saya atau Moms lain lakukan salah atau keliru, sebaiknya dihiraukan saja. Sebab, yang paling tahu pribadi anak-anak tentu diri kita sendiri.
Untuk Moms yang sedang berjuang, jangan patah semangat dan beranilah untuk memulai bisnis yang diinginkan. Ada banyak hal yang bisa Moms jadikan bisnis, misalnya jika Anda yang suka masak bisa menjual menu terenaknya. Yang penting, carilah peluang masing-masing dengan kemampuan yang dimiliki dan “jangan malu” yang jadi modal utamanya.