Type Keyword(s) to Search
BABY

Bahayakah Jika Bayi Suka Kentut? Ini Tanda Kentut yang Bahaya

Bahayakah Jika Bayi Suka Kentut? Ini Tanda Kentut yang Bahaya

Mungkin saat Moms sedang bermain dan menghabiskan waktu bersama bayi Anda di ruang keluarga, tiba-tiba ada suara kentut memecah keheningan! Bukan Anda, melainkan Si Kecil.

Mungkin juga Anda sudah menghitung berapa kali Si Kecil kentut hari ini, karena akhir-akhir ini ia jadi suka kentut. Bahkan tak jarang ia terkaget dengan suara kentutnya sendiri. Lalu, perlukah Moms mengkhawatirkan soal ini?

Peristiwa normal dan alami

Kentut, atau yang dalam istilah medisnya disebut flatulence, merupakan peristiwa alami yang normal terjadi pada tubuh manusia, khususnya bayi. Bayi bisa kentut sebanyak 13 hingga 21 kali dalam sehari lho, Moms! Hal ini dikarenakan sistem pencernaan Si Kecil yang belum matang dan seringnya ia menelan udara.

Bayi bisa menelan udara saat ia menyusu, makan, mengedot, dan menangis. Udara kemudian berkumpul di dalam tubuhnya sehingga Si Kecil mengalami kembung, rewel, menangis, sendawa, dan tentunya kentut.

Bayi sendiri sudah mulai kentut sejak di minggu-minggu awal kehidupannya. Dan banyak bayi yang sistem pencernaannya membaik sehingga jadi lebih jarang kentut saat memasuki usia 4-6 bulan. Meskipun begitu, beberapa bayi bisa memiliki sistem pencernaan yang lebih sensitif dibandingkan bayi lainnya, sehingga mereka akan lebih sering kentut.

Seiring dengan perkembangannya, sistem pencernaan bayi juga akan semakin matang sehingga masalah udara yang terperangkap dalam tubuh tak akan lagi menjadi masalah besar bagi Anda dan Si Kecil.

Cara mudah mengatasi kentut pada bayi

Walaupun kentut termasuk hal yang normal, Moms bisa melakukan beberapa cara berikut ini untuk mengatasi kentut Si Kecil:

1. Buat bayi Anda sendawa minimal sehari 2 kali untuk mengurangi jumlah udara yang terkumpul di tubuh Si Kecil.

2. Sebisa mungkin beri makan Si Kecil saat ia tidak menangis atau bahkan sebelum menangis. Hal ini perlu dilakukan untuk mengurangi udara yang tertelan saat ia makan.

3. Periksa posisi makan atau menyusui Si Kecil. Atur posisi agar letak kepalanya lebih tinggi daripada perutnya saat makan, untuk memudahkan ia bersendawa.

4. Pijat lembut bayi Anda, gerakkan kedua kakinya maju mundur seperti sedang mengayuh pedal sepeda atau tidurkan Si Kecil pada perutnya (tidur tengkurap).

5. Evaluasi makanan Si Kecil, karena bisa saja sistem pencernaannya yang masih sensitif bereaksi terhadap makanan tertentu sehingga udara atau gas menumpuk di perut.

Waspada tanda bahaya

Sebenarnya tak jadi masalah berapa kali bayi Anda kentut Moms, asalkan Si Kecil tetap terlihat tidak bermasalah sebelum dan setelah ia kentut.

Dilansir dari WebMD, Jennifer Shu, MD, seorang dokter anak, mengatakan, "Bila secara keseluruhan bayi Anda terlihat senang dan hanya rewel selama beberapa detik saat kentut, maka ini termasuk normal. Bahkan bila ia terlihat memerah dan bersuara, hal ini tak berarti ia bermasalah. Bila ia tetap terlihat bahagia sebelum dan setelah kentut serta tak tampak kesulitan saat kentut, maka kemungkinan besar ia tidak bermasalah."

Walau begitu, pada beberapa kasus tertentu kentut bisa menjadi tanda pertama penyakit sistem pencernaan yang berbahaya. Adapun beberapa tanda yang harus Anda khawatirkan, antara lain:

1. Tidak buang air besar (BAB), tinja berdarah, atau muntah-muntah

2. Sangat rewel, bahkan berbagai cara yang Anda lakukan tidak juga bisa menenangkan Si Kecil

3. Mengalami demam. (M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto: Freepik)