Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Ketahui Chemical Pregnancy, Haid Setelah Positif Hamil

Ketahui Chemical Pregnancy, Haid Setelah Positif Hamil

Tentu sangat membingungkan bila setelah seminggu Anda dinyatakan hamil, lalu Anda mengalami haid. Namun, sebenarnya kondisi ini umum terjadi lho, Moms! Hal ini dikenal dengan istilah chemical pregnancy atau kehamilan kimiawi.

Chemical pregnancy merupakan keguguran yang terjadi di awal masa kehamilan. Melansir laman Alodokter, umumnya chemical pregnancy terjadi pada usia kehamilan kurang dari 5 minggu di mana lewat pemeriksaan USG pun belum bisa terlihat tanda kehamilan sama sekali.

Chemical pregnancy terjadi ketika sel sperma berhasil membuahi sel telur dan terjadi pembuahan yang menyebabkan hasil test pack positif, tapi sel telur tidak dapat bertahan dan akhirnya mengalami keguguran.

Baca juga: 6 Ciri Ada Janin dalam Perut, Tanda Awal Kehamilan

Bagaimana gejala wanita yang mengalami chemical pregnancy?

Chemical pregnancy sebenarnya tidak memiliki gejala. Bahkan beberapa wanita mengalami keguguran dini tanpa menyadari bahwa mereka sedang hamil. Hal ini dikarenakan perdarahan yang terjadi mirip haid yang terlambat datang, tapi sedikit lebih berat dengan disertai rasa nyeri perut dan perdarahan lebih banyak.

Melansir laman Healthline, perdarahan setelah tes kehamilan positif tidak selalu berarti chemical pregnancy. Pendarahan juga sering terjadi selama implantasi, yaitu saat embrio menempel pada rahim. Proses ini dapat memecah atau merusak pembuluh darah kecil di sepanjang lapisan rahim, sehingga menghasilkan pelepasan darah.

Bercak seperti keputihan berwarna merah muda atau kecokelatan ini sering muncul dan hal ini normal terjadi pada 10-14 hari setelah pembuahan.

Apa yang menyebabkan chemical pregnancy?

Hingga kini, penyebab chemical pregnancy belum diketahui secara pasti. Namun, dalam kebanyakan kasus, keguguran biasanya disebabkan oleh masalah dengan embrio dan rendahnya kualitas sperma atau sel telur. Selain itu penyebab lain yang memungkinan terjadi chemical pregnancy di antaranya:

  • Kadar hormon abnormal
  • Kelainan rahim
  • Implantasi di luar rahim
  • Infeksi seperti klamidia atau sifilis.

Risiko mengalami chemical pregnancy juga lebih besar terjadi pada wanita berusia di atas 35 tahun, sama seperti risiko masalah medis tertentu, misalnya pembekuan darah dan gangguan tiroid.

Baca juga: Mengenal Kehamilan Geriatri, Hamil di atas usia 35 Tahun, Amankah?

Bagaimana penanganan chemical pregnancy?

Meski tidak ada penanganan khusus untuk menangani jenis keguguran ini, ada beberapa opsi untuk membantu Anda bisa hamil kembali. Jika Anda memiliki riwayat chemical pregnancy lebih dari satu kali, dokter akan melakukan tes untuk mendiagnosis kemungkinan penyebab yang mendasari chemical pregancy yang Anda alami. Jika dokter dapat mengobati penyebabnya, ini bisa mengurangi risiko kehamilan kimiawi berikutnya.

Jika keguguran dini disebabkan oleh infeksi yang tidak terdiagnosis, biasanya dokter akan memberikan antibiotik untuk membersihkan infeksi sehingga dapat meningkatkan peluang Anda untuk hamil dan melahirkan secara sehat kembali. Jika keguguran disebabkan oleh masalah dengan rahim Anda, prosedur bedah mungkin akan diperlukan untuk mengatasi masalah ini sehingga nantinya Anda bisa menjalani kehamilan yang sehat.

Bila Anda mengalami chemical pregnancy, bukan berarti tubuh Anda tidak bisa memiliki kehamilan yang sehat. Jika Anda mengetahui alasan keguguran dini pada kehamilan Anda, tentu Anda dapat mendapatkan penanganan yang tepat. Dengan begitu penyebab chemical pregnancy yang Anda alami bisa ditangani dengan baik. (M&B/Vonda Nabilla/SW/Foto: Freepik)