Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Cryptic Pregnancy, saat Wanita Tak Sadar Sedang Hamil

Cryptic Pregnancy, saat Wanita Tak Sadar Sedang Hamil

Kehamilan merupakan salah satu momen yang paling membahagiakan bagi seorang wanita. Namun, ternyata bisa saja seorang wanita tidak sadar bila ia sedang hamil lho, Moms! Peristiwa ini disebut sebagai cryptic pregnancy. Simak penjelasannya lebih lanjut di artikel ini, Moms!

Lebih sering terjadi daripada yang diduga

Cryptic pregnancy adalah kondisi di mana seorang ibu hamil tidak menyadari bahwa ia sedang hamil. Seorang ibu dengan cryptic pregnancy bisa baru menyadari kehamilannya di beberapa minggu terakhir masa kehamilan atau bahkan saat bersalin.

Walau terdengar sedikit konyol, ternyata cryptic pregnancy terjadi lebih sering daripada yang Anda duga. Melansir Medical News Today, sebuah penelitian menemukan bahwa 1 dari 475 wanita menyangkal kehamilannya saat usia kandungan 20 minggu atau lebih. Sedangkan proporsi wanita yang menyangkal kehamilannya hingga tiba waktunya bersalin adalah 1 banding 2.500, seperti proporsi ibu hamil yang mengalami preeklampsia.

Anak dari ibu yang mengalami cryptic pregnancy cenderung lahir tanpa bantuan dan memiliki berat badan yang rendah. Hal ini dikarenakan sang ibu tidak menyadari kehamilannya, sehingga ia tidak memperhatikan gaya hidup atau kebutuhan janin.

Mengapa cryptic pregnancy bisa terjadi?

Sering kali wanita dengan cryptic pregnancy tidak mengalami gejala atau tanda-tanda umum kehamilan, seperti mual, telat haid, atau perut yang membengkak. Maka dari itu, baik dokter maupun kerabat mungkin juga tidak menyadari kehamilan tersebut.

Dilansir dari Insider, ada beberapa hal yang menyebabkan seorang wanita mengalami cryptic pregnancy, antara lain:

1. Kurangnya gejala kehamilan, karena tidak semua wanita mengalami mual, muntah, payudara yang membengkak, atau kelelahan. Selain itu, bila seorang wanita kelebihan berat badan maka ia mungkin juga tidak akan menyadari bahwa kenaikan berat badannya disebabkan oleh kehamilan.

2. Jadwal menstruasi yang tidak rutin, sehingga sulit untuk mendeteksi apakah ia telat haid atau tidak. Telat haid merupakan salah satu tanda kehamilan awal.

Baca juga: 10 Ciri-ciri Hamil Sebelum Telat Haid yang Perlu Moms Tahu

3. Infertil. Seseorang yang didiagnosis tidak subur akan cenderung menganggap kehamilan adalah sesuatu yang hampir tidak mungkin terjadi. Hal ini bisa berujung pada penyangkalan kondisi kehamilan.

4. Sedang menggunakan alat kontrasepsi, terutama pil KB. Bila Anda sempat lupa untuk mengonsumsi pil Anda dan berhubungan seks lalu kembali mengonsumsi pil KB, maka bisa jadi Anda hamil dengan gejala kehamilan yang minim.

5. Hasil tes kehamilan yang tidak akurat.

6. Psikologis. Stres atau rasa takut akan kehamilan membuat seseorang menolak dan menyangkal walau dirinya sudah mengalami gejala kehamilan.

Cryptic pregnancy dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yakni psikotis dan non psikotis. Wanita yang menyangkal kehamilannya secara psikotis cenderung memiliki gangguan kesehatan mental seperti schizophrenia atau gangguan bipolar. Mereka mungkin mengalami gejala kehamilan, tapi malah mengaitkannya dengan hal-hal lain.

Sedangkan cryptic pregnancy non psikotis dapat dikelompokkan lagi menjadi 3, yakni pervasive, affective, dan persistent. Cryptic pregnancy pervasive adalah kondisi saat wanita tidak sadar hamil dan tidak memiliki signifikansi emosi tentang kehamilan. Cryptic pregnancy affective adalah kondisi saat wanita menyadari kehamilannya tapi tidak siap hamil, bersalin, dan merawat anak secara emosional maupun fisik. Sementara cryptic pregnancy persistent adalah kondisi saat wanita menyadari kehamilannya ketika memasuki usia kandungan di trimester ketiga dan tidak mencari bantuan medis. Penelitian menyatakan bahwa 36% wanita dengan cryptic pregnancy berada dalam kondisi pervasive, 11% persistent, dan 52% affective.

Beberapa faktor lain yang bisa menyebabkan cryptic pregnancy antara lain adalah usia wanita yang masih terlalu muda, adanya kesulitan belajar, kurangnya dukungan sosial dan keluarga, adanya gangguan kesehatan mental, dan sejarah penyalahgunaan obat-obatan.

Studi menunjukkan bahwa kebanyakan wanita dengan cryptic pregnancy berusia 20-an, memiliki anak-anak lain, dan memiliki dukungan sosial dan keluarga yang kurang baik. Stres dan konflik terkait kehamilan juga bisa menyebabkan seorang wanita mengalami cryptic pregnancy. (M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto: Freepik)