Type Keyword(s) to Search
TODDLER

Ini Ciri-ciri Anak Anda Hiperaktif dan Perlu Bantuan

Ini Ciri-ciri Anak Anda Hiperaktif dan Perlu Bantuan

Tentu bahagia saat melihat Si Kecil tumbuh menjadi anak yang berenergi dan periang. Lagipula, anak yang aktif dan ceria sering kali berkaitan dengan kondisi kesehatan yang bagus, baik dari sisi kesehatan fisik maupun mental. Namun, biasanya balita tetap dapat "mengerem" energi di momen-momen tertentu. Setelah berlari-lari mengejar bola, Si Kecil bisa saja langsung duduk diam mengamati gambar di buku cerita.

Walau begitu, beberapa anak memang tidak bisa diam. Mondar-mandir memainkan mobil-mobilan, berlari-lari, mengobrol, bahkan tetap meloncat-loncat setelah Anda peringatkan dan larang. Lebih dari aktif, para ahli menyebut perilaku ini sebagai hiperaktif. Lalu bagaimana mengenali anak yang hiperaktif?

Baca juga: 6 Zodiak Anak yang Paling Aktif dan Tidak Bisa Diam

Ciri-ciri anak hiperaktif

Hiperaktif tak hanya soal Si Kecil yang tidak bisa diam. Melansir Medlineplus, perilaku hiperaktif biasanya merujuk pada aktif secara konstan, perhatian yang mudah terganggu, impulsif, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, agresif, dan perilaku lain yang serupa. Kata konstan membedakan mana perilaku hiperaktif dan mana yang aktif.

Ada beberapa hal yang biasa dilakukan anak hiperaktif. Beberapa ciri tersebut antara lain:

1. Berlari-lari sambil berteriak saat bermain, bahkan saat bermain di dalam ruangan.

2. Gemar berdiri saat kelas sedang berlangsung dan berjalan-jalan saat guru sedang mengajar.

3. Bermain dengan kasar sehingga sering kali mencelakakan anak-anak lain dan dirinya sendiri.

4. Bergerak dengan sangat cepat, sehingga membuatnya sering menabrak benda maupun orang lain.

5. Sangat suka berbicara atau berbicara dengan konstan.

6. Sering kali menyela atau mengganggu orang lain.

7. Berpindah dari satu tempat ke tempat lain dan sering bergerak dengan ceroboh.

8. Terus bergerak bahkan saat sedang duduk.

9. Gelisah atau bergerak ceroboh dan selalu ingin mengambil barang-barang lalu memainkannya.

10. Memiliki masalah atau kendala untuk duduk diam, baik saat makan maupun kegiatan tenang lainnya seperti membaca.

Ada banyak penyebab Si Kecil menjadi hiperaktif. Beberapa sebab yang utama antara lain stres, gangguan emosional, gangguan sistem saraf atau otak, hyperthyroid, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), dan kurangnya olahraga.

Faktor usia juga bisa memengaruhi perilaku hiperaktif. Seiring dengan perkembangan waktu, perilaku hiperaktif anak akan hilang dengan sendirinya. Anak-anak biasanya mulai bisa mengontrol diri dengan baik ketika sudah memasuki usia 4-6 tahun. Bila Si Kecil terlihat tak mampu menguasai dirinya, sehingga hiperaktif terus terjadi hingga ia di tahun kedua sekolahnya, maka Moms bisa konsultasikan pada dokter maupun psikolog tentang hal ini.

Selain itu, segera konsultasi dengan dokter atau psikolog bila Si Kecil tampak hiperaktif sepanjang waktu, sangat agresif, sangat impulsif, dan kesulitan berkonsentrasi. Penting buat anak hiperaktif untuk mendapatkan perawatan maupun bantuan, karena hampir seluruh anak hiperaktif akan mengalami kesulitan di sekolah dan pergaulan dengan teman sebaya.

Cara membantu anak hiperaktif

Konsultasi dengan ahlinya merupakan cara utama untuk mengidentifikasi dan mengatasi anak hiperaktif. Walaupun begitu, ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk membantu Si Kecil di rumah, yakni:

1. Memfasilitasi anak dengan berbagai aktivitas fisik yang bisa membantunya melepaskan energi.

2. Buat batasan jelas tentang kondisinya dalam perintah Anda. Anda bisa katakan "Ayo gunakan kaki-kakimu untuk berjalan ke toko", atau "Kamu harus menenangkan diri dahulu sebelum kita naik mobil", dan lainnya.

3. Buat suasana di rumah jadi tenang dan pastikan Si Kecil tetap bisa mendapatkan momen tenang bersama Moms dan Dads.

4. Hindari makanan maupun minuman dengan zat tambahan seperti permen, minuman bersoda, minuman rasa buah, dan makanan siap saji.

5. Bila anak sudah bersekolah, berikan informasi tentang kondisi Si Kecil kepada gurunya. Hal ini diharapkan bisa membantu pengawasan pada Si Kecil di sekolah dan proses belajarnya. (M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto: Freepik)