
Melahirkan seorang anak memang pekerjaan yang menantang, tak jarang juga banyak risiko yang mesti dialami usai persalinan ya, Moms. Nah, salah satu keluhan yang kerap menimpa para ibu setelah melahirkan adalah sulitnya berkemih atau buang air kecil (BAK).
Hal ini tentu saja bisa menimbulkan ketidaknyamanan buat Anda ya, karena merasa ingin buang air kecil, tapi urine tidak kunjung keluar. Dalam istilah medis, gangguan ini disebut dengan retensi urine. Yuk, kenali gejala, penyebab, dan cara mengatasinya, Moms!
Dikutip dari laman Alodokter, kesulitan buang air kecil (BAK) atau retensi urine merupakan gangguan yang sering terjadi pada wanita 6 jam setelah persalinan. Gejala yang bisa menyertai retensi urine selain sulit BAK adalah mengedan saat berkemih, pancaran tidak kuat, rasa tidak nyaman di daerah pubis, dan rasa penuh di bagian pubis.
Salah satu faktor pemicunya adalah lamanya Moms dirawat di rumah sakit setelah persalinan karena pemakaian kateter yang cukup lama memicu timbulnya luka dan pembengkakan pada saluran kemih serta aliran urine menjadi tersumbat.
Baca juga: Duduk atau Jongkok? Ini Posisi Buang Air Kecil yang Baik untuk Ibu Hamil
Penyebab retensi urine
Persalinan normal terjadi di daerah vagina, sehingga wajar jika kandung kemih juga mengalami dampaknya karena letak keduanya yang berdekatan. Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya retensi urine usai persalinan normal, yaitu:
1. Tekanan saat janin akan keluar dari tubuh dapat membuat kandung kemih mengalami trauma. Trauma pada kandung kemih dan saluran kencing saat persalinan bisa mengakibatkan peradangan (inflamasi), luka (iritasi), maupun edema (bengkak).
2. Hipotonia (tonus otot yang menurun) pada otot kandung kemih sehingga menyebabkan otot tetap dalam kondisi rileks dan tidak berkontraksi akibat pengaruh hormonal ataupun anestesi epidural saat persalinan. Obat-obatan atau anestesi yang diberikan untuk mengurangi rasa sakit saat melahirkan terkadang malah dapat berdampak pada menurunnya kepekaan otot kandung kemih.
3. Infeksi pada saluran kemih. Kondisi ini memang rentan terjadi pada ibu usai menjalani persalinan normal.
4. Faktor psikologis yang timbul pada diri Anda usai persalinan akibat rasa takut merasa sakit atau nyeri saat buang air kecil. Hal ini akan membuat Moms jadi merasa kesulitan untuk buang air kecil.
Cara mengatasi retensi urine pada ibu baru melahirkan
Kondisi ini umumnya dialami oleh para Moms pada 6 jam setelah persalinan. Untuk mengatasi masalah ini, biasanya dokter akan memonitor Anda selama 24 jam usai melahirkan. Jika memang susah buang air kecil, dokter akan memberikan alat bantu untuk melancarkannya atau obat untuk membantu memudahkan BAK pada ibu baru melahirkan.
Selain itu, Moms juga bisa melakukan beberapa tips berikut ini untuk mengatasi gangguan retensi urine atau perasaan anyang-anyangan setelah melahirkan, yaitu:
1. Minumlah air dalam jumlah yang cukup banyak. Hal ini bisa membantu Anda mendapat dorongan untuk buang air kecil.
2. Jika memungkinkan, Moms bisa bangun dari tempat tidur dan berjalan-jalan. Kegiatan ringan ini akan membantu tubuh kembali ke kondisi normal, termasuk di bagian kandung kemih.
3. Anda bisa mencoba minum air hangat guna mengurangi rasa sakit dan nyeri saat hendak buang air kecil.
4. Usahakan untuk menghilangkan rasa takut psikologis yang umumnya dirasakan oleh para Moms usai persalinan. (M&B/SW/Foto: Freepik)