Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Ini Tanda Kehadiran Anak yang Bisa Menghancurkan Pernikahan

Ini Tanda Kehadiran Anak yang Bisa Menghancurkan Pernikahan

Kehadiran anak seharusnya menjadi hal yang membahagiakan bagi setiap pasangan yang telah berumah tangga. Namun tak dipungkiri, terkadang hadirnya Si Kecil justru bisa membawa malapetaka bagi sebuah pernikahan. Apalagi ketika Anda atau pasangan mencintai anak lebih dari pasangan Anda sendiri.

Memang tak ada salahnya bila Anda sangat mencintai buah hati Anda. Namun semakin lama dan tanpa Anda sadari, rasa cinta yang berlebih pada Si Kecil justru bisa menjadi pemicu segala permasalahan yang bisa timbul dalam pernikahan Anda.

Selain mencintai Si Kecil secara berlebihan, berikut beberapa tanda bahwa kehadiran Si Kecil bisa menimbulkan permasalahan, bahkan sampai menghancurkan kehidupan pernikahan Anda.

1. Si Kecil Menjadi Prioritas Utama Anda

Sebagai orang tua, tentu kita ingin berada di sisi Si Kecil setiap detik dan berusaha mengurusnya sebaik mungkin. Namun bila Moms melakukan hal tersebut secara berlebihan, bisa-bisa Anda tidak memiliki waktu untuk diri Anda sendiri maupun untuk pasangan. Tak ada salahnya sesekali Anda menitipkan Si Kecil dengan keluarga atau orang yang Anda percayai. Dengan begitu Anda bisa menikmati me time Anda dan menghabiskan waktu dengan pasangan.

2. Selalu Menuruti Keinginan Si Kecil

Moms dan Dads tentu ingin bisa membuat Si Kecil bahagia. Maka Anda pun berusaha untuk memberikan segalanya, termasuk energi Anda untuk membuatnya selalu tersenyum. Namun bila Anda selalu memenuhi atau menuruti keinginannya, ini bisa menimbulkan perpecahan dalam hubungan pernikahan Anda dan menyebabkan masalah perilaku yang berdampak jangka panjang pada anak. Tak masalah bila sesekali Anda tak memenuhi keinginannya, karena pada dasarnya kehidupan juga tak selalu berjalan sesuai keinginan kita.

3. Si Kecil Membandingkan Kedua Orang Tuanya

Anak-anak merupakan makhluk kecil yang manipulatif. Jika mereka tahu salah satu orang tuanya lebih menuruti permintaannya dibandingkan yang lain, ia akan terus mendekatinya hingga Si Kecil mendapatkan yang ia inginkan. Namun seiring waktu, hal seperti ini dapat merusak hubungan Anda dan pasangan. Maka berusahalah untuk selalu satu suara dengan pasangan, agar tidak mudah terkecoh oleh Si Kecil.

4. Terlalu Mendorong Anak untuk Selalu Berprestasi

Tentu akan sangat membanggakan bila Si Kecil menjadi anak yang berprestasi. Namun bila Anda menaruh harapan besar dan selalu mendorong Si Kecil untuk selalu berada di posisi tertatas, ini tentu menjadi hal yang berlebihan. Apalagi bila Anda menaruh perhatian besar pada Si Kecil sehingga mengabaikan pasangan. Tak salah memang, mendukung Si Kecil untuk menjadi anak yang berprestasi, namun jangan sampai pasangan Anda malah merasa kurang diperhatikan karena obsesi Anda ini.

5. Selalu Membicarakan Anak

Anak tentu selalu menjadi topik utama yang menjadi perbincangan orang tua. Namun bila Anda selalu membicarakan Si Kecil, lalu apa artinya kehadiran pasangan Anda? Bila demikian, ini berarti Anda hanya benar-benar mengasuh anak saja, sementara koneksi Anda sebagai pasangan malah terkikis. Sebaiknya usahakanlah untuk selalu menyisakan waktu agar bisa bersama pasangan dan membangun interaksi yang lebih intim, selain membicarakan soal anak.

6. Si Kecil Selalu Ada di Tengah-tengah Anda dan Pasangan

Bila Anda selalu membiarkan Si Kecil untuk berada di sisi Anda setiap waktu sehingga bisa menghalangi setiap momen kecil atau kesempatan Anda dan pasangan untuk bersama, tentu ini akan membahayakan pernikahan Anda. Maka mulailah untuk membuat privasi atau batasan kehadiran Si Kecil sehingga tak mengganggu hubungan Anda dan pasangan.

7. Sibuk dengan Jadwal Rutinitas Si Kecil

Setelah memiliki anak, tentu saja Anda akan mendahulukan kebutuhannya. Namun bila setiap saat Anda harus mengurusi jadwal rutinitas yang harus dilakukan Si Kecil, entah itu untuk mengantarnya sekolah atau mengajaknya bermain, ini bisa membuat pernikahan Anda menderita. Bicarakan hal ini pada suami dan coba untuk saling terlibat dalam pengurusan anak, agar Anda juga masih memiliki waktu untuk diri sendiri dan pasangan Anda. (Vonda Nabilla/SW/Dok. Freepik)