Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

5 Kesalahan Orang Tua yang Membuat Anak Sulit Mandiri

5 Kesalahan Orang Tua yang Membuat Anak Sulit Mandiri

Melihat Si Kecil tumbuh menjadi anak yang mandiri merupakan keinginan dan harapan semua orang tua. Memang, saat masih bayi, wajar bila ia bergantung pada Moms dan Dads. Namun saat usianya bertambah, Anda sebagai orang tua sudah mulai bisa mengajarkan berbagai keterampilan sehingga kemandirian Si Kecil mulai tumbuh.

Meskipun begitu, tanpa disadari, Moms dan Dads sering melakukan hal-hal yang malah bisa menumbuhkan sikap ketergantungan anak pada orang tua. Alhasil, Si Kecil pun tidak belajar menjadi anak yang mandiri. Ia tidak terbiasa melakukan apa-apa sendiri dan semuanya dilakukan dengan bantuan orang tua.

Padahal, kita tahu bahwa anak yang tumbuh tanpa kemandirian akan sulit berkembang dengan baik. Si Kecil akan selalu bergantung pada orang tuanya. Contoh sederhana, saat anak-anak seusianya sudah mahir makan sendiri, Si Kecil masih disuapi, hanya karena khawatir makannya berantakan dan membuat lantai jadi kotor. Alhasil, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang kurang memiliki rasa percaya diri.

Nah, berikut ini beberapa kesalahan yang sering dilakukan orang tua yang membuat anak sulit untuk bisa mandiri.

1. Anak tidak pernah diajarkan memilih atau memutuskan sendiri

Orang tua yang selalu membuat pilihan atau keputusan untuk anak sama saja dengan membiarkan anaknya tidak bisa mandiri. Membiasakan anak untuk memilih atau mengambil keputusan sendiri akan melatihnya belajar mandiri dan bertanggung jawab.

Melatih anak untuk mengambil keputusan juga akan memicu anak untuk belajar berpikir analitis dengan merangkaikan hal-hal yang sudah dipelajari dan dipahaminya. Jika Si Kecil mengalami kesulitan untuk membuat keputusan, Moms hanya perlu membantu mengarahkan Si Kecil tentang keputusan atau pilihan yang harus diambilnya.

2. Selalu Menjadi Penyelamat buat anak

Sah-sah saja jika Moms memberi bantuan pada anak yang tengah menghadapi kesulitan. Tapi dengan catatan, tidak setiap saat! Anda harus bisa memilah kapan Si Kecil benar-benar perlu dibantu, dan kapan Anda harus membiarkannya menyelesaikan tantangan itu seorang diri.

Apabila Moms selalu memberikan solusi cepat kepada anak, maka ia akan menjadi sosok yang sangat bergantung kepada orang tuanya. Biarkan anak menyelesaikan masalahnya sendiri. Dengan begitu, ia akan menjadi sosok yang mandiri serta percaya diri.

3. Kurang bersabar pada anak

Banyak orang tua yang merasa kurang sabar dengan proses belajar yang harus dilalui anak. Karena ingin cepat selesai, Moms seringkali mengambil alih suatu hal yang semestinya dilakukan anak, sehingga Si Kecil jadi tidak punya kesempatan untuk belajar. Misalnya, karena Si Kecil terlalu lama mengancingkan baju atau mengikat sepatunya, Moms langsung mengatakan, "Sini, biar Mama saja yang pakaikan!"

4. Tidak memberinya tanggung jawab

Jika Anda selalu membereskan mainan Si Kecil saat ia sudah bosan bermain, atau selalu menyiapkan semua hal saat Si Kecil akan berangkat sekolah, itu berarti Anda belum memberikan tanggung jawab buat anak Anda, Moms.

Si Kecil harus punya tanggung jawab meskipun itu adalah hal-hal yang kecil sekalipun, karena memiliki tanggung jawab merupakan salah satu modal penting baginya saat ia tumbuh dewasa nanti agar bisa menjadi pribadi yang mandiri.

5. Terlalu memanjakan anak

Tidak ada salahnya jika Moms sesekali membelikan mainan buat Si Kecil. Namun bukan berarti Anda harus selalu memberikan semua keinginan anak. Terlalu memanjakan Si Kecil dapat berujung buruk pada perkembangan kepribadiannya.

Anak Anda akan kesulitan mengembangkan kemampuan bertahan hidup, sehingga ia akan terus hidup bergantung dengan orang lain dan tidak bisa mandiri. Penelitian menunjukkan bahwa anak yang selalu mendapatkan keinginannya akan kehilangan keterampilan yang berkaitan dengan kekuatan mental, seperti kemandirian dan disiplin diri. Jadi, ajarkan pada anak bahwa ia tidak selalu bisa mendapatkan semua yang diinginkannya. (M&B/SW/Dok. Freepik)