Type Keyword(s) to Search
TODDLER

Anak Perlu Diajarkan Rasa Kecewa, Begini Caranya

Anak Perlu Diajarkan Rasa Kecewa, Begini Caranya

Sejak kecil, anak selalu diajarkan banyak hal yang berguna untuk menstimulasi saraf dan otak. Namun, bagaimana dengan perasaan kecewa yang bisa datang secara tiba-tiba? Apakah hal ini juga perlu dikenalkan pada Si Kecil sedini mungkin?

Jawabannya, ya. Anak sudah harus diajarkan untuk bisa merasakan kekecewaan dan harus mereka sendiri yang menghadapi. Hal ini juga diperjelas oleh Robert Brooks, PhD, seorang penulis, dalam bukunya Raising Resilient Children.

Dalam buku tersebut, ia mengungkapkan, "Jika orang tua selalu melindungi anak-anak dari kekecewaan maka secara tidak langsung orang tua telah menghalangi anak-anak mengembangkan beberapa keterampilan penting dalam hidup."

Untuk itu, Anda sebagai orang tua perlu membantu anak untuk tahu hal-hal yang bisa mengecewakannya, tentu dengan cara yang lebih halus. Dengan begitu, apa yang membuat Si Kecil kecewa bisa disikapi dengan positif dan diterima olehnya.

Prinsip Dasar Mendidik


Dari berbagai sumber yang ada, Moms dan Dads dapat menemukan prinsip dasar dalam mendidik anak. Setidaknya ada empat hal yang bisa Anda resapi dan lakukan ketika hendak mulai mengajarkan rasa kecewa pada anak, di antaranya:

Mencontoh dari orang tua

Setiap anak nyatanya akan meniru hal yang dilakukan dan bahkan dirasakan oleh orang terdekatnya, yaitu Moms dan Dads. Maka, Anda secara pribadi perlu memperlihatkan cara yang dilakukan untuk mengatasi rasa kecewa pada Si Kecil secara nyata.

Saat menunjukkan pun tak perlu dengan anggapan 'mereka hanya anak-anak', karena Si Kecil sebenarnya memiliki kecerdasan untuk meniru orang dewasa dalam melakukan sesuatu. Tak perlu disampaikan secara gamblang, tapi cukup dengan gerak-gerik yang tampak saat Anda kecewa dan berusaha mengatasinya.

Jelaskan sikap yang tepat

Meski sudah melihat contoh, terkadang anak juga membutuhkan penjelasan secara konkret mengenai kekecewaan yang ia rasakan. Sekarang, tugas Anda untuk menjelaskan alasan timbulnya rasa kecewa, seperti saat ia tidak mendapatkan hal yang ia inginkan atau harapkan.

Sampaikan bahwa ia tentu berhak untuk kecewa, tapi ada saat di mana Anda perlu beri tahu bahwa ia harus merelakan hal tersebut. Hal ini juga perlu dilakukan secara konsisten agar Si Kecil semakin memahami situasi yang mungkin serupa dan akan ia hadapi di masa depan.

Jelaskan tentang kepemilikan

Salah satu hal yang dapat mengecewakan anak adalah ketika ia tidak mendapatkan apa yang ia anggap sebagai miliknya. Maka, Moms perlu menjelaskan bahwa tidak semua benda yang Si Kecil lihat adalah kepunyaannya, seperti mainan yang dipegang oleh temannya atau yang ia sukai di toko.

Saat anak sudah memaksakan kehendak untuk merebut suatu benda dari orang lain hingga terjadi pertengkaran, maka Anda perlu memberikan pemahaman mengenai 'permintaan izin atau bermain secara bergantian. Situasi ini tak hanya akan mengenalkannya tentang rasa kecewa, tapi juga keadilan antara dirinya dengan orang lain.

Cara Mengungkapkan

Saat Si Kecil tampak merasakan kekecewaan, dorong ia untuk mengungkapkannya. Jangan dipaksakan, namun Anda harus menunjukkan kesiapan diri untuk mendengarkan ceritanya tanpa menilai salah dan benar, karena tentu Anda hanya akan mendengar dari versi Si Kecil saja.

Setelah selesai bercerita, barulah Moms mulai menilai penyebab dari kekecewaan tersebut dan jelaskan secara perlahan pada anak. Jika disebabkan karena sikap seseorang, maka Anda bisa mengajak Si Kecil dan anak yang bersangkutan untuk memperbaiki situasi, baik dengan memaafkan atau meminta maaf.

Situasi ini akan mengenalkan pada anak bahwa hal yang mengecewakan sebenarnya bisa diperbaiki dengan diskusi yang tenang dan adanya komunikasi dua arah yang baik. Si Kecil pun bisa belajar bahwa ia tidak merasa dihakimi atau diabaikan, tapi sesungguhnya didukung oleh Anda untuk menjadi orang yang baik dan bisa dipercaya nantinya. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)