Type Keyword(s) to Search
TODDLER

Anak Menguping Pembicaraan Orang Tua? Ini Penyebabnya

Anak Menguping Pembicaraan Orang Tua? Ini Penyebabnya

Menjaga omongan di depan anak? Semua orang tua tentu melakukannya. Moms dan Dads pasti ingin memberikan contoh yang baik dalam berkomunikasi. Tak hanya menggunakan bahasa yang baik, topik yang dibicarakan di depan Si Kecil pun harus yang ramah anak. Setuju, Moms?

Jika Anda dan pasangan ingin membahas topik yang kurang layak didengar Si Kecil, tentu Anda akan membicarakannya berdua saja di tempat dan waktu yang aman untuk berbicara. Sayangnya, beberapa anak memiliki rasa ingin tahu yang terlalu besar, sehingga mereka sering mencuri dengar atau menguping pembicaraan orang dewasa. Apa penyebab anak suka menguping dan bagaimana mengatasinya? Apakah menguping adalah fase normal pada seorang anak? Simak penjelasan di bawah ini yuk, Moms.

Penyebab Anak Suka Menguping


Ketika anak memasuki usia pra-remaja atau sekitar 9-12 tahun, ketika anak-anak masih "terperangkap" di dunia anak, mereka akan terpesona dengan dunia orang dewasa. Anak usia tersebut akan mencoba untuk mencari tahu bagaimana cara orang dewasa menjalani hidup, termasuk cara berpendapat, berbicara dengan orang lain, dan tentu saja memilih topik bahasan.

Itulah alasan anak 9-12 tahun atau tweenagers sering menguping pembicaraan orang tua, karena mereka penasaran dengan dunia orang dewasa. "Mereka ingin mempelajari seisi dunia dan mencari tahu rasanya menjadi orang dewasa dan apa yang ada di pikiran orang dewasa. Pada dasarnya, anak sedang mencari tahu transisi menjadi orang dewasa," jelas Samantha Rodman, Ph.D, seorang psikolog klinis dan founder Dr. Psych Mom pada Parents. 

Jika Moms penasaran apakah normal jika anak sering menguping? Jawabannya: Sangat normal, Moms. Ini fase yang sama dengan anak sering mengikuti omongan Anda ketika ia masih balita dulu. Sebuah fase di mana orang tua harus ekstra hati-hati dalam berbicara, karena hampir semuanya akan diikuti anak.

Nah, fase menguping ini juga agak serupa, dan sama-sama memaksa orang tua untuk lebih cermat untuk memilih topik dan tempat bicara saat harus membahas hal-hal yang kurang ramah anak dan kurang patut didengar oleh anak. 

Cara Menghentikan Kebiasaan Anak Menguping


Ya, menguping mungkin merupakan fase normal yang dilakukan anak ketika ia penasaran. Walaupun begitu, bukan berarti Moms boleh membiarkannya hobi menguping, lho. Yuk, ikuti beberapa cara di bawah ini untuk menghentikan kebiasaan anak suka menguping.

1. Kenalkan Batasan

Anak harus tahu kalau selalu ada batasan dalam segala hal, termasuk batasan dalam mendengarkan hal-hal bersifat pribadi dari orang lain. Anak perlu tahu kalau orang tua tentu punya alasan yang tepat untuk tidak membahas beberapa hal di depan anak. Maka tentu tidak baik jika anak diam-diam mendengarkan pembicaraan tersebut, karena menguping pembicaraan yang tidak sesuai usia anak bisa menyebabkan cemas berlebih pada anak lho, Moms.

2. Kenalkan Privacy

Ada masanya anak tidak hanya menguping pembicaraan Anda, tetapi juga tiba-tiba datang dan bergabung dalam pembicaraan tersebut. Jika anak melakukan ini, jangan langsung marah ya, Moms. Akan lebih tepat jika Anda mengenalkan istilah privacy terlebih dahulu, karena anggota keluarga harus saling menghormati hal ini. 

Psikolog klinis Samantha Rodman menjelaskan kalau orang tua bisa mengizinkan anak bertanya hal apa pun, tetapi pastikan anak mengerti kalau semua orang butuh ruang pribadi atau privacy, di mana seseorang bisa membahas hal yang lebih intim dengan orang lain yang ia anggap layak.

3. Kenalkan Aturan

Tidak perlu menunggu terjadinya momen anak menguping. Anda bisa mencegah ini terjadi sejak dini dengan mengenalkan aturan soal menguping. Jangan merasa "Ah, ibu macam apa aku ini," ketika menerapkan aturan yang terdengar konyol seperti aturan dilarang menguping, karena ini sangat membantu Anda dan anak.

Anda bisa buat peraturan seperti: Ketika pintu kamar orang tua ditutup, dilarang menguping pembicaraan orang tua di dalam kamar. Anak pasti akan menanyakan alasan Anda, dan inilah waktu yang tepat untuk mengedukasi anak soal batasan dan privacy.

4. Kenalkan Parents Time

Tentu akan lebih mudah untuk membicarakan masalah penting ketika anak-anak sudah tertidur lelap. Tetapi jika pemilihan waktu tersebut terasa kurang tepat (seperti memengaruhi fokus dan suasana hati), maka jangan ragu untuk mengenalkan parents time atau waktu orang tua untuk berbicara hal pribadi. Ya, jangan ragu untuk masuk ke kamar saat anak-anak masih segar, menegaskan aturan dilarang menguping, menutup pintu, dan membicarakan hal penting.

"Anda dan pasangan butuh hubungan pribadi dewasa yang sangat tipikal dan normal," ungkap Samantha Rodman. "Jangan takut untuk masuk ke ruangan tertutup untuk bicara dengan pasangan Anda, bahkan saat anak-anak masih terbangun," tambahnya.

5. Kenalkan Komunikasi Terbuka

Komunikasi terbuka bisa menjelaskan banyak kesalahpahaman. Tanyakan Si Kecil apa yang ia ingin ketahui, apa yang membuatnya penasaran, atau apa yang ingin ia dengar saat menguping pembicaraan orang tua.

"Di tengah pandemi ini, tweens dan kita semua sedang mencari tahu apa yang terjadi, apa yang aman, bagaimana cara bertahan, dan bagaimana cara maju," ujar Dr. Lindsay Weisner, Psy.D., psikolog klinis dan penulis buku Ten Steps to Finding Happy: A Guide to Permanent Satisfaction pada Parents. Maka untuk menghentikan kebiasaan menguping, yang mungkin meningkat di tengah pandemi ini, biarkan anak bebas bertanya mengenai berbagai hal yang membuatnya penasaran, dan siapkan jawaban terbaik Anda. Jangan biarkan anak mendapat jawaban salah dari orang lain atau dari internet.

"Saya lebih suka anak tahu informasi dari saya sendiri. Anak yang suka menguping merupakan kesempatan orang tua untuk bisa menjelaskan banyak hal dengan cara yang sesuai usia anak, terutama ketika kita ada di tengah pandemi yang membuat privacy sangat sulit diterapkan," tambah Dr. Lindsay Weisner. (Tiffany/SW/Dok. Freepik)