Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Pentingnya Birth Plan untuk Wujudkan Persalinan Idaman

Pentingnya Birth Plan untuk Wujudkan Persalinan Idaman

Merencanakan persalinan sama pentingnya dengan merencanakan kehamilan. Tentunya semua yang terencana hasilnya akan lebih baik ya, Moms, termasuk persalinan Anda. Banyak hal tak terduga yang bisa terjadi saat melahirkan Si Kecil. Prediksi melahirkan normal bisa tiba-tiba berubah jadi caesar, prediksi melahirkan alami bisa tiba-tiba berubah karena membutuhkan epidural. Untuk mengantisipasi hal-hal seperti itu, membuat birth plan atau rencana persalinan sangat penting, Moms.

Setiap calon ibu tentu memiliki impian persalinan idaman yang dirasakan paling sesuai dengan dirinya. Tapi bagaimana semua dapat berjalan tanpa perencanaan persalinan yang disusun dengan baik? Untuk menjawabnya, M&B telah bertanya langsung pada Bidan Jamilatus Sa'diyah, Amd.Keb, seorang Bidan, Praktisi Hypnobirthing, dan Praktisi Prenatal Gentle Yoga. Yuk, simak tips dan info penting seputar birth plan atau rencana persalinan dari Bidan Mila.

Apa Itu Birth Plan?

Menurut bidan Mila, birth plan adalah rencana bersalin. Agar lebih mudah membayangkan definisi birth plan, Bidan Mila menggambarkan birth plan seperti business plan atau rencana bisnis. Dalam bisnis, misalnya bulan depan mau dapat omset sekian juta, maka harus ada rencana aktivitas harian, mingguan, bulanan, agar tercapai targetnya. Begitu juga dengan birth plan, yang membantu meraih target dan dapat sangat membantu Moms untuk membuat keputusan secara sadar.

Terkadang saat proses persalinan sudah terjadi, calon orang tua bingung ketika dihadapkan dengan pengambilan keputusan. Akhirnya keputusan pun diambil dengan gegabah, karena kurangnya pengetahuan. Nah, dengan birth plan yang baik, keputusan bisa diambil dengan mantap, dengan sadar, dan sebelumnya telah dipertimbangkan sebaik mungkin.

"Dengan birth plan, kita jadi lebih aware mengenai setiap tindakan, benefit, dan risiko di persalinan," ujar Bidan Mila.

Apa Saja Isi Birth Plan?

Pada dasarnya, isi birth plan adalah segala hal yang Moms inginkan untuk proses persalinan nanti, dan kemudian dituangkan dalam tulisan. Berikut contoh isi birth plan yang bisa Moms tuliskan:

* Rencana tempat melahirkan, jenis persalinan, dokter, dan lainnya. Dengan menuliskan itu semua, maka kita pasti akan mencari info lebih dalam mengenai detail rencana persalinan. Mulai dari manfaat, risiko, dampak di kemudian hari, mitos fakta, testimoni, hingga harga.

* Detail perencanaan dalam setiap fase bersalin, dimulai dari kala 1. "Fase bersalin ada banyak, ada kala 1, kala 2, kala 3, dan kala 4. Pada birth plan dicantumkan detail apa yang akan dilakukan di setiap fase. Jadi misalnya di kala 1 ingin di rumah dulu, ingin lebih banyak bergerak, ingin pasang bulu mata palsu, ingin memasak. Detail seperti itu boleh dicantumkan, karena kala 1 biasanya masih tenang," jelas Bidan Mila. Menurutnya, rencana tersebut yang akan membuat calon ibu lebih tenang, karena sudah terbayang di hari H akan seperti apa suasananya.

* Detail perencanaan di kala 2. Ini adalah fase terjadinya proses mengejan. Bidan Mila menyarankan untuk mencantumkan di birth plan ingin mengejan dalam posisi seperti apa, mungkin jongkok, duduk, atau berdiri.

* Detail perencanaan di kala 3, proses pengeluaran plasenta. Apakah calon ibu ingin didampingi suami terus sampai kala 3 selesai, mungkin ada yang ingin didokumentasikan atau tidak. Informasi detailnya bisa dicantumkan di birth plan.

* Detail perencanaan di kala 4. Pada birth plan dituliskan apakah harus IMD, harus room-in dengan bayi, menyusu di 1 jam pertama ketika ibu dan bayi sehat, sampai secara detail interfensi medis yang dibutuhkan itu boleh dilakukan kalau dalam kondisi apa.

Manfaat Birth Plan

"Menurut saya birth plan bukan birth dream atau persalinan impian, tetapi lebih ke vision birth, yang lebih tinggi lagi dari dream, ya," ujar Bidan Mila. Birth plan tidak sekadar meraih persalinan impian, tetapi juga harus realistis dengan kondisi yang memungkinkan.

Manfaat birth plan tentu banyak sekali, salah satunya membantu calon ibu untuk lebih tenang menghadapi persalinan, karena sudah tahu dan terbayang setiap proses persalinan yang akan dialami. Birth plan juga membantu ibu lebih siap, tidak hanya dalam melahirkan Si Kecil, tetapi juga siap menjadi ibu baru.

"Adanya birth plan membantu mengingatkan diri kita akan usaha apa saja yang harus dilakukan agar mendapatkan persalinan dambaan kita. Misalnya, ibu tidak mau episiotomi, maka birth plan mengingatkan usaha apa saja yang diperlukan agar tidak perlu episiotomi, seperti harus rajin gym ball dan perineum massage," papar Bidan Mila.

Kapan Harus Membuat Birth Plan?

Akan lebih ideal jika kita membuat birth plan sejak pertama kali mengetahui hamil. Ini membantu rencana lebih matang, tidak terburu-buru. Bagaimana kalau sudah trimester tiga baru bikin birth plan? Menurut Bidan Mila, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.

Membuat birth plan juga sebaiknya tidak hanya satu rencana, tetapi harus ada beberapa cadangan. Bidan Mila sendiri mengaku membuat birth plan A sampai E, jadi ada plan A jika per vaginam, plan B jika diinduksi, plan C jika caesar, dan seterusnya. "Dengan membuat birth plan, saya merasa tidak punya beban, lebih berserah diri, dan lebih menerima," ungkap Bidan Mila. Ia juga mengaku tidak ada proses persalinannya yang disesali, karena semuanya sudah terencana dengan baik sesuai birth plan.

Operasi Caesar, Butuh Birth Plan?

Jawabannya: Tetap butuh birth plan dong, Moms! "Mulai dari masuk ruang operasi saja, kalau kita enggak punya plan dan kita enggak pernah siapkan, itu bisa tegang, disuntiknya bisa berkali-kali, dan itu membuat enggak nyaman. Lalu kalau kita enggak siapkan birth plan, misalnya tadinya mau per vaginam, lalu tiba-tiba ada indikasi medis harus caesar, maka ketidaksiapan itu bisa membuat ibu menyalahkan orang lain atau diri sendiri. Rasa bersalah itu mungkin dapat memengaruhi proses menyusui, bisa menyebabkan baby blues, bisa memengaruhi pola parenting, dan merembet ke mana-mana. Dengan menyiapkan plan A, B, C, D, E, maka itu bisa membuat kita setidaknya jauh lebih siap daripada kita fokus dengan 1 plan saja," papar Bidan Mila.

Bagi Anda yang sedang hamil, jangan lupa membuat birth plan ya, Moms! (Tiffany/SW/Dok. Freepik)