Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Bumil, Stop Marah-marah! Ini Efeknya pada Janin Anda

Bumil, Stop Marah-marah! Ini Efeknya pada Janin Anda

Perubahan hormon yang dialami seorang wanita selama masa kehamilan kerap menjadi pemicu ketidakstabilan emosi. Alhasil, ibu hamil akan lebih mudah merasa sedih atau bahkan sering marah-marah. Meskipun begitu, jika Anda sering merasa emosi dan marah-marah saat hamil, sebaiknya pertimbangkan kembali kebiasaan tersebut, karena bisa berpengaruh terhadap kondisi janin di dalam kandungan.

Penyebab Ibu Hamil Mudah Marah

Faktor hormonal sering kali menjadi penyebab utama ibu hamil lebih sering marah. Tapi kebiasaan marah-marah ini juga bisa dipicu oleh faktor lain, misalnya Anda tidak mendapatkan istirahat yang cukup karena ketidaknyamanan yang dirasakan atau Moms merasakan tekanan pada kantong kemih, kegerahan, maupun rasa nyeri di bagian tubuh tertentu.

Selain itu, kekhawatiran menghadapi proses persalinan atau menjadi orang tua baru juga bisa ikut memengaruhi mood ibu hamil. Nah, salah satu cara untuk meluapkan emosi yang bercampur aduk dalam diri ibu hamil adalah dengan marah-marah.  

Efek Terhadap Janin

Lantas apakah kebiasaan marah-marah yang dilakukan oleh ibu hamil akan memengaruhi janin? Jawabnya adalah, ya mungkin saja. Hal tersebut dibuktikan dalam sebuah penelitian yang melibatkan 166 wanita pada masa kehamilan trimester kedua. Para wanita tersebut dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok ibu hamil yang sering marah dan kelompok yang lebih jarang marah.

Ibu hamil yang sering marah akan lebih sering merasa tegang sehingga memicu depresi. Akibatnya, janin pada ibu hamil menjadi aktif secara berlebihan dan mengalami keterlambatan pertumbuhan.

Saat sedang marah, tubuh ibu hamil akan dipenuhi hormon kortisol dan adrenalin yang menekan hormon dopamin serta serotonin. Hal ini juga yang akan dialami oleh bayi yang berada di dalam kandungan. Akibatnya, bayi yang lahir dari seorang ibu yang sering marah akan lebih berisiko mengalami gangguan pola tidur, orientasi, kematangan motorik, dan kemungkinan mengalami depresi. Disebutkan juga bahwa keadaan psikologis ibu saat hamil akan ikut memengaruhi temperamen bayi.

Selain itu, terlalu sering marah pada masa kehamilan juga bisa mengakibatkan hal-hal seperti:

* Menghambat aliran darah dan oksigen ke janin.

* Meningkatkan risiko keguguran.

* Menghambat produksi ASI.

* Memengaruhi tingkat immunoglobulin pada ASI.

Tips Meredam Amarah

Perubahan mood pada ibu hamil memang sulit untuk ditahan. Akan tetapi Anda bisa meredakan emosi dan amarah dengan melakukan beberapa langkah berikut ini:

1. Berbicara dengan orang terdekat yang secara emosional dapat menurunkan ketegangan sekaligus memperoleh dukungan. Moms bisa curhat dengan pasangan, sahabat, keluarga, atau di forum sesama calon ibu agar rasa khawatir bisa hilang.

2. Sebisa mungkin menghindari diskusi yang bisa memancing emosi, misalnya debat politik atau membandingkan pola asuh dengan ibu lain. Di sisi lain, Anda bisa berjalan-jalan ringan atau bersantai guna menenangkan diri saat emosi sedang meningkat.

3. Memperbanyak waktu istirahat. Kurang tidur dan rasa lelah hanya akan mengganggu mood ibu hamil.

4. Melakukan hal-hal yang disukai, seperti menonton drama Korea, mendengarkan musik, mengerjakan hobi, membaca buku, atau sekadar mengobrol santai bersama teman guna mengurangi ketegangan selama masa kehamilan.

5. Lakukan butterfly hug ketika emosi terasa membuncah untuk menenangkan diri. Sebagai catatan, butterfly hug atau pelukan kupu-kupu adalah bentuk stimulasi mandiri untuk meredam rasa cemas dan membuat diri menjadi lebih tenang.

6. Tetap bergerak aktif. Anda bisa melakukan olahraga ringan seperti berjalan pagi, berenang, atau latihan fisik lain yang disukai. Kegiatan ini juga bisa membantu meringankan nyeri yang dirasakan saat hamil. Namun tentunya, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu guna memastikan apakah olahraga pilihan Anda aman untuk kehamilan dan janin Anda. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)