Type Keyword(s) to Search
BABY

Masalah Kesehatan pada Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

Masalah Kesehatan pada Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond

Bayi yang lahir dengan berat badan rendah atau BBLR (berat badan lahir rendah) rentan mengalami banyak masalah kesehatan. Bayi BBLR sendiri merupakan bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2.500 gr.

Ada 2 jenis bayi BBLR, yaitu bayi yang lahir prematur dan bayi yang mengalami gangguan pertumbuhan atau dikenal dengan istilah PJT (pertumbuhan janin terhambat) selama dalam rahim (bisa prematur atau cukup bulan), misalnya janin mengalami gangguan kromosom, ibu menderita hipertensi atau kelainan jantung, maupun mengalami kekurangan gizi.

Tak hanya itu, menurut para peneliti di Departemen Fisiologi University of Melbourne, Victoria, Australia, ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun juga berisiko memiliki bayi BBLR. Di usia tersebut, bumil dinilai rentan mengalami hipertensi sebelum dan selama kehamilan, yang akhirnya membatasi pertumbuhan janin dalam rahim dan menyebabkan bayi lahir dengan berat badan yang rendah.

Baca juga: 5 Hal yang Perlu Anda Tahu Soal Hamil di Usia 35 Tahun

Ada sejumlah masalah kesehatan yang bisa dialami oleh bayi BBLR. Semua masalah ini umumnya juga terjadi pada bayi yang terlahir prematur, di antaranya:

1. Respiratory distress syndrome (RDS)

Penyebabnya adalah kurangnya surfaktan yang berguna untuk mempertahankan tegangan permukaan pada alveoli (kantong udara di paru-paru). Mengapa bayi baru lahir harus menangis? Pada saat dilahirkan, alveoli dalam keadaan kuncup. Ketika bayi menangis, alveoli mengembang. Nah, surfaktan berfungsi untuk mencegah alveoli kembali menguncup setelah tangisan pertama. Namun, bayi prematur tidak memiliki jumlah surfaktan yang cukup sehingga alveoli pun kembali menguncup.

Baca juga: Bayi Prematur dan Masalah Kesehatan yang Kerap Dialami

2. Apnea of prematurity

Walaupun apnea (keadaan napas terhenti) bisa terjadi pada bayi baru lahir, masalah ini lebih banyak muncul pada bayi yang terlahir prematur. Hal ini terjadi karena organ pernapasan dan sistem saraf bayi yang belum matang berhenti bekerja, sehingga bayi tidak bisa bernapas untuk beberapa waktu.

3. Anemia

Deposit zat besi biasanya terjadi pada janin dalam rahim saat usia kandungan 6 bulan. Karena bayi prematur lahir lebih cepat, maka deposit ini akan sangat sedikit. Karena itu, bayi prematur berisiko terkena anemia. Salah satu penanganannya adalah dengan memberikan transfusi darah berupa sel darah merah, jika memang diperlukan.

4. Risiko kesehatan lainnya

Tak sampai di situ saja, BBLR ternyata juga berpengaruh terhadap kesehatan bayi di masa depan. Bayi BBLR dinyatakan punya peluang besar terkena diabetes, penyakit ginjal, dan kelainan jantung saat remaja.

Sebuah penelitian di Brown University, Rhode Island, AS, mengungkapkan bahwa bayi BBLR lebih rentan mengalami diabetes tipe 2 di masa depan. Studi dilakukan kepada lebih dari 1.200 wanita penderita diabetes tipe 2 dan sekitar 1.800 wanita yang tidak mengalami penyakit tersebut. Bayi-bayi yang lahir dengan berat badan di bawah 2,7 kg ternyata 1,27 kali lebih besar mengalami diabetes dibandingkan bayi dengan berat badan 2,7-3,6 kg, dan 2,15 kali lebih besar berisiko diabetes daripada bayi yang berat badannya mencapai 3,6-4,5 kg.

Faktor-faktor yang diasosiasikan dengan meningkatnya risiko diabetes di kalangan bayi BBLR adalah karena ketahanan insulin, masalah pada lapisan pembuluh darah, serta tingginya sistolik pada tekanan darah.

Itulah masalah kesehatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah. Karena itu, untuk menghindari masalah BBLR pada bayi Anda, Moms sebaiknya selalu pantau berat badan bayi sejak ia masih dalam kandungan agar terhindar dari berbagai macam masalah kesehatan. (M&B/SW/Foto: Freepik)