Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

8 Kebiasaan yang Sulit Dihentikan Ibu Setelah Punya Anak

8 Kebiasaan yang Sulit Dihentikan Ibu Setelah Punya Anak

Kehidupan seorang perempuan tentu akan berubah setelah memiliki anak. Hal ini terutama menyangkut soal prioritas, di mana mungkin kini Anda akan lebih mementingkan dan memikirkan anak-anak dan suami dibandingkan diri sendiri. Kebiasaan-kebiasaan Anda pun ikut berubah dan mungkin tak akan pernah hilang setelah ada anak, Moms.

Nah, apa saja sih, kebiasaan-kebiasaan umum yang sulit dihentikan seorang ibu setelah memiliki anak?

1. Bangun di malam hari untuk buang air kecil

Moms, siapa dari Anda yang sering bangun di malam hari hanya untuk buang air kecil (BAK)? Frekuensi BAK yang meningkat setelah melahirkan merupakan hal yang normal terjadi. Hal ini bisa dikarenakan otot-otot dasar panggul yang melemah usai melahirkan. Selain hal tersebut, seperti dilansir laman Klikdokter, adanya sayatan pada perineum (bagian antara vagina dan anus) saat persalinan untuk melebarkan jalan lahir, juga bisa memicu Anda bolak-balik ke kamar mandi untuk BAK di malam hari.

2. Memeriksa apakah bayi masih bernapas atau tidak

Meski Si Kecil mungkin tidur di samping Anda, tampaknya sudah menjadi refleks seorang ibu untuk setiap beberapa waktu sekali memeriksa apakah buah hatinya baik-baik saja dan masih bernapas atau tidak, terutama ketika Si Kecil sudah mulai bisa tidur sepanjang malam. Tak hanya saat bayi, ketika anak sudah besar pun Moms tentu ingin selalu memastikan anak Anda bisa tidur dengan nyaman, aman, dan pulas.

3. Tidur dengan satu pendengaran yang terbuka

Setelah Si Kecil lahir, tampaknya keinginan untuk bisa tidur pulas adalah hal mewah yang mulai sulit untuk Anda dapatkan ya, Moms. Sebaliknya Anda mungkin malah jadi selalu siap siaga untuk mendengar tangisan Si Kecil dan melompat dari tempat tidur sekadar untuk menenangkannya. Hal ini pun nyatanya terus berlanjut ketika anak beranjak dewasa. Sedikit saja terdengar teriakan "Mama..!!!" sudah pasti akan membuat Anda terbangun dan lekas menemani anak Anda untuk bisa kembali tidur.

4. Mengkhawatirkan anak

Kekhawatiran yang biasa dialami para ibu dimulai dari hal-hal yang mendasar, seperti apakah Si Kecil cukup mendapatkan ASI, cukup makan, cukup tidur, kemudian berubah menjadi apakah Si Kecil akan baik-baik saja, aman, dan sehat, ketika tidak berada dalam jangkauan Anda. Intinya berapa pun jumlah anak yang dimiliki, para ibu tidak pernah berhenti untuk mengkhawatirkan buah hati mereka.

5. Bergoyang-goyang saat kita sedang berdiri

Untuk menenangkan tangisan Si Kecil, biasanya Moms akan menggendongnya dan mengayun-ayunkanya dalam dekapan Anda. Nah, tanpa sadar kebiasaan ini bisa terbawa bahkan saat Anda sedang tidak menggendong Si Kecil sekalipun. Ayo, siapa yang suka merasa tubuhnya bergoyang-goyang saat sedang mengantre di kasir supermarket?

6. Menangis ketika melihat iklan asuransi

Biasanya mungkin Moms menyalahkan perubahan hormon kehamilan dan kurang tidur ketika Anda mudah larut dalam tangisan karena hal-hal kecil. Namun begitu menjadi ibu, tampaknya kebiasaan ini berlanjut, bahkan hanya dengan melihat iklan asuransi yang melibatkan bayi di dalamnya.

7. Memastikan semua orang dalam kondisi aman

Ini juga merupakan refleks otomatis seorang ibu, bahkan ketika anak-anaknya sudah lebih besar sekalipun. Misalnya memindahkan cangkir berisi teh panas agar tidak tersentuh oleh anak-anaknya, atau barang-barang kecil yang mungkin bisa terinjak atau tersandung. Semuanya demi keamanan anak-anak dan orang di sekitar Anda.

8. Memastikan anak membawa atau memiliki apa yang ia butuhkan

Hal ini mungkin akan terus Moms lakukan bahkan sampai anak Anda sebenarnya telah bisa bertanggung jawab dengan dirinya sendiri. Misalnya, Anda memastikan bahwa ia tidak kedinginan dan menyelimutinya saat tidur atau memastikan anak Anda membawa semua barang keperluannya saat harus keluar rumah. Nah, kebiasaan ini tampaknya tidak akan terhapus karena ibu Anda juga biasa melakukan hal ini terhadap Anda, Moms. (Vonda Nabilla/SW/Dok. Freepik)