Type Keyword(s) to Search
BABY

Moms Perlu Tahu, Ini Frekuensi Napas Bayi yang Normal

Moms Perlu Tahu, Ini Frekuensi Napas Bayi yang Normal

Merawat bayi yang baru lahir memang bisa dipenuhi perasaan was-was ya, Moms. Kondisi sehari-hari Si Kecil yang terkesan sepele seperti cara bernapas pun bisa menjadi sumber kekhawatiran tersendiri.

Ya, bayi yang baru lahir sering memiliki napas yang tidak teratur. Kadang terdengar sangat cepat, tapi tiba-tiba bisa sangat lambat atau bahkan berhenti bernapas selama beberapa saat. Maka, wajar saja jika Moms merasa cemas.

Karena itu, Moms perlu mengetahui ciri dan frekuensi napas bayi yang normal agar tidak khawatir berlebihan. Memangnya, seperti apa sih, napas bayi yang normal itu? Yuk, ketahui jawabannya pada penjelasan berikut ini, Moms!

Baca juga: Pertolongan Pertama saat Anak Sesak Napas, Lakukan 7 Langkah Ini, Moms!

Berbeda sesuai umur

Frekuensi napas manusia memang berubah seiring dengan perkembangan dan pertambahan usia. Dilansir dari WebMD, bayi baru lahir hingga berusia 6 bulan bernapas 30-60 kali setiap menit, bayi berusia 6-12 bulan bernapas 24-30 napas per menit, dan anak usia 1-5 tahun bernapas 20-30 kali per menit. Adapun usia 6 tahun ke atas hingga dewasa bisa bernapas 12-20 kali per menit.

Untuk mengetahui frekuensi napas Si Kecil, Moms bisa hitung berapa kali dadanya mengangkat selama 1 menit. Jika Si Kecil yang berusia di bawah setahun bernapas lebih dari 60 kali dalam semenit, maka ia bernapas terlalu cepat dan perlu diperiksa segera.

Bayi yang baru lahir memiliki pola bernapas yang masih belum teratur. Ia bisa saja benapas dengan cepat lalu berhenti bernapas hingga 10 detik. Beberapa penyebabnya antara lain:

  • Ia lebih sering bernapas melalui lubang hidung daripada mulut.
  • Saluran pernapasannya masih berkembang.
  • Dinding dadanya masih lembut dibandingkan orang dewasa.
  • Sistem pernapasannya masih belum sepenuhnya berkembang.
  • Ia masih berlatih untuk bernapas menggunakan paru-paru dan berbagai otot lainnya.
  • Kemungkinan ia masih memiliki cairan ketuban atau mekonium di saluran pernapasannya setelah lahir.

Biasanya, berbagai kondisi ini akan hilang seiring dengan perkembangannya dan tidak menjadi sumber kekhawatiran tersendiri. Selain itu, beberapa bayi yang baru lahir dapat mengalami masalah pernapasan yang umum, seperti transient tachypnea. Tetapi setelah 6 bulan, kebanyakan masalah pernapasan disebabkan oleh alergi atau penyakit ringan jangka pendek seperti flu.

Perhatikan tanda bahaya

Termasuk normal jika Si Kecil berhenti bernapas selama 5-10 detik, lalu kembali bernapas. Namun, jika ia berhenti bernapas hingga lebih dari 10 detik dan mulai tampak kebiruan, Moms perlu segera panggil pertolongan medis.

Jika napas Si Kecil berjeda saat ia tidur, mungkin hal ini disebabkan oleh sleep apnea. Kondisi ini dapat terjadi pada anak usia 2-8 tahun. Sleep apnea biasanya juga ditandai oleh gejala lain seperti mendengkur.

Penyebab napas terlalu cepat

Frekuensi napas yang terlalu cepat bisa menjadi tanda dari berbagai macam kondisi. Beberapa kondisi yang paling umum adalah:

  • Bronkiolitis: infeksi paru-paru ini biasanya menyerang anak-anak di bawah usia 2 tahun. Infeksi ini menyebabkan saluran napas Si Kecil menyempit, sehingga ia kesulitan bernapas. Beberapa gejalanya yakni hidung berair, batuk, demam, napas yang berdecit, dan hilang nafsu makan.
  • Asma: biasanya, gejala penyakit ini pertama kali muncul pada usia 5 tahun. Selain napas yang cepat, gejala lain yang bisa muncul adalah batuk atau napas berdecit.
  • Pneumonia: penyakit ini bisa muncul akibat flu dan disebabkan oleh virus atau bakteri. Beberapa gejala selain napas yang cepat, yakni kesulitan bernapas, napas berdecit, dan batuk. Anak-anak di bawah usia 2 tahun termasuk kelompok yang rentan terinfeksi penyakit ini.

Bunyi napas bayi dan tandanya

Sangatlah penting bagi Moms untuk memahami pola dan bunyi napas bayi, agar bisa mendeteksi jika ada gangguan pernapasan. Dilansir dari Healthline, berikut ini ada beberapa jenis bunyi napas beserta kemungkinan penyebabnya.

  • Suara siul. Bisa disebabkan lubang hidung yang tersumbat.
  • Tangisan serak dan batuk menggonggong. Bisa disebabkan oleh penyumbatan tenggorokan, baik karena lendir atau peradangan di kotak suara.
  • Batuk dengan suara yang dalam. Bisa disebabkan oleh penyumbatan pada bronkiolus.
  • Napas berdecit. Bisa menjadi tanda penyumbatan atau penyempitan saluran napas bawah. Penyumbatan bisa disebabkan oleh asma, pneumonia, atau infeksi virus.
  • Napas cepat. Bisa disebabkan oleh adanya cairan pada saluran napas karena infeksi, seperti pneumonia.
  • Mendengkur. Biasanya disebabkan oleh lendir pada lubang hidung. Pada kasus yang langka, mendengkur dapat menjadi tanda penyakit kronik seperti sleep apnea. 
  • Suara mengorok atau stridor. Suara napas Si Kecil dapat terdengar bernada tinggi secara konstan. Bisa disebabkan oleh laryngomalacia.
  • Mengerang. Suara napas yang berat dan tiba-tiba biasanya menandakan masalah pada salah satu atau kedua paru-paru. Suara ini juga dapat menandakan infeksi parah.

Segera konsultasikan jika Si Kecil bernapas terlalu cepat disertai gejala lain atau napasnya berhenti lebih dari 10 detik dan ia tampak membiru ya, Moms. (M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto: Freepik)