Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Mom of the Month: Ola Harika

Mom of the Month: Ola Harika

Berawal dari profesi sebagai model, Ola Harika (36) terjun ke dunia dekorasi pesta dengan Little Thoughts Planner sejak 2011 lalu. Semua hal, mulai dari mengembangkan tema pesta, mencari bahan, mendekorasi, bahkan unggahan di media sosial pun dipegang sendiri olehnya. Di samping itu, ada beberapa hal lain yang Ola lakukan sebagai caranya untuk mengembangkan usaha sebagai party planner hingga saat ini.

Di tengah kesibukannya, Ola pun tetap mengutamakan kedua putrinya, Kalika (11) dan Loulou (5). Tidak hanya urusan sekolah, tetapi juga aktivitas lainnya disediakan Ola untuk mendukung tumbuh kembang anak-anak. Hal ini pula yang menjadi kunci kedekatan mereka, antara orang tua dan kedua anaknya. Cara Ola menyeimbangkan pekerjaan dan keluarga agar tetap happy pun ia bagikan dalam wawancara eksklusifnya sebagai Mom of the Month Mei 2022, yang tentunya bisa menginspirasi Anda berikut ini.

Bagaimana Anda menjaga keharmonisan keluarga?

Saya dan suami bukan pasangan yang sweet dan tidak mudah menunjukkan sisi romantis. Walaupun tidak saling menunjukkan perhatian, tapi kehangatan antara kami tentunya tetap dijaga. Apalagi selama pandemi, kami jadi lebih sering bertemu untuk sarapan bersama. Sebelumnya pun, kami biasakan untuk makan bersama anak-anak di malam hari, menikmati masakan suami. Intinya, saya serta suami berusaha agar ada waktu untuk kami dan anak-anak berkumpul, menghabiskan waktu bersama-sama di tengah sibuknya pekerjaan.

Sudah 12 tahun pernikahan, apa saja “ups and downs” selama menjalaninya?

Saya tidak menemukan hal yang terlalu berat dalam kehidupan pernikahan saya dengan suami. Tapi, dalam hal ego atau cara kita mengendalikan diri, kami tentu menemukan kesulitan untuk proses penyesuaiannya. Saya dan suami sama-sama memiliki kesibukan hingga muncul tekanan yang menjadi pemicu kondisi tidak nyaman di rumah.

Namun untuk saat ini, hal-hal seperti anger management kami berdua sudah lebih baik. Dan mungkin karena semakin menua juga, kami pun semakin memahami untuk saling mengalah satu sama lain. Secara pribadi, saya pun merasa sudah menjadi lebih sabar dibandingkan dengan masa lalu. Dan di usia sekarang, saya hanya ingin keluarga dan anak-anak merasa happy, serta pekerjaan tetap lancar. Jadi, semuanya bisa berjalan beriringan dengan baik.

“Saya serta suami berusaha agar ada waktu untuk kami dan anak-anak berkumpul, menghabiskan waktu bersama-sama di tengah sibuknya pekerjaan.”

Anak-anak sempat menulis surat ketika ulang tahun pernikahan. Perasaan Anda?

Sejak Kalika kecil, saya berusaha untuk memberikan pemahaman kepadanya bahwa saya tidak seberuntung dirinya. Sebagai ibu, saya ingin agar Kalika dan juga Loulou bisa menjadi pribadi yang memiliki banyak skill di masa depan. Jika mereka bisa merasa “penuh”, maka di masa depan mereka dapat memiliki kepribadian yang baik dan akan mampu membagikan perhatian kepada orang lain. Terkadang Kalika tentu mengeluh capek dengan banyaknya aktivitas sekolah ataupun les di luar. Tapi, saya jelaskan kembali bahwa semua itu akan bermanfaat saat ia dewasa nanti.

Mungkin pemahaman ini yang membuat Kalika dan juga Loulou menulis surat yang tentunya membuat saya terharu. Saya tidak pernah meminta mereka untuk menyampaikan apa pun, dan adanya surat itu menjadi cara anak-anak menunjukkan perasaan mereka kepada kami, orang tuanya.

Apa aktivitas yang sering dilakukan bersama anak?

Baik Kalika maupun Loulou memang cukup aktif, dan saya pun mencoba membuat atau mencarikan aktivitas yang bisa kami lakukan bersama-sama. Belakangan, Loulou menyukai olahraga tenis dan kami pun berlatih bersama. Karena pandemi pula, olahraga ini saya rasa cukup aman karena dilakukan di luar ruangan. Berbeda dengan Kalika yang memang sibuk dengan urusan sekolah, jadi aktivitasnya lebih sedikit. Dia pun sudah bilang ingin ikut berlatih jika ada teman seusianya. Mungkin karena umurnya sudah praremaja, jadi maunya kumpul sama teman.

Selain itu, Kalika dan Loulou juga melakukan kegiatan yang juga seru untuk mereka di rumah, seperti membuat obstacle gymnastic atau bermain seperti mata-mata dan memanfaatkan berbagai benda sesuai imajinasi mereka. Yang terpenting, anak-anak tidak hanya main gadget saja dan tetap bisa berkreativitas sesuai imajinasi mereka.

Kalika sudah memasuki preteen. Apa tantangannya?

Salah satu tantangannya mungkin mood swing, ya. Karena mau menjadi ABG, mood Kalika sering cepat berubah. Kalika juga termasuk pemalu dan akan lebih nyaman ngobrol sama teman yang sudah dekat dengannya. Tapi setelah ngobrol dengan orang tua lainnya, hal ini termasuk wajar untuk anak preteen. Mereka memang ada di fase mudah ngambek dan sulit dinasihati. Karena pandemi ini pula, anak-anak jadi sulit untuk beraktivitas secara bebas dan bergaul dengan teman-temannya.

“ Yang terpenting, anak-anak tidak hanya main gadget saja dan tetap bisa berkreativitas sesuai imajinasi mereka.”

Bagaimana awal menjalani profesi sebagai party planner?

Saya sebenarnya mencoba banyak hal dalam hal bisnis dan pada akhirnya fokus menjadi party planner. Awalnya saya mendekorasi sendiri pesta ulang tahun pertama Kalika. Teman-teman yang saya undang pun mengunggahnya ke media sosial dan kemudian beberapa dari mereka meminta saya untuk membuat ide dekorasi ulang tahun anak mereka. Pada saat itu, dekorasi ulang tahun tematik memang masih jarang.

Karena saran dari teman-teman untuk menjadikannya sebagai bisnis, akhirnya saya buat Little Thoughts Planner. Sampai sekarang pun, mulai dari pembuatan ide, mencari bahan dekorasi, bahkan admin di media sosial pun saya pegang sendiri. Saya juga merasa pengalaman saya sebagai model sangat membantu dalam bisnis saya sampai saat ini. Teman-teman yang juga sekaligus klien pun bertambah dan tentunya membuat bisnis saya semakin berkembang.

Trik Anda menjaga relasi dengan klien?

Saya akui, menjaga relasi dengan klien itu tidak mudah. Dan satu hal yang sering saya khawatirkan adalah komplain dari klien. Meskipun merasa tegang, saya selalu melakukan setiap project dengan maksimal sesuai harapan klien. Untuk menjaga relasi pun sebenarnya sudah bisa dilakukan, dari saling follow dan comment di Instagram. Jadi pada akhirnya, klien pun bisa menjadi teman.

Selain menjadi party planner, kenapa Anda juga tertarik belajar merangkai bunga hingga mendapat sertifikasi?

Semakin besar bisnis party planner yang dijalani, request untuk dibuatkan table setting atau backdrop dengan bunga juga semakin banyak. Awalnya hanya mencari contoh di media sosial secara otodidak. Tapi, supaya dapat memenuhi keinginan klien, saya pun fokus mempelajari tentang merangkai bunga di Catherine Muller London pada 2017 dan mendapatkan sertifikasi dari sana.


“Saya merasa bahwa pengalaman saya sebagai model sangat membantu dalam bisnis party planner yang dijalani sampai saat ini.”

Anda juga mendesain baju anak-anak maupun dewasa. Inspirasinya dari mana?

Saya memang sempat berkolaborasi dengan beberapa brand dengan desain yang saya buat sendiri. Mungkin karena dulu saya berprofesi sebagai model, jadi masih membekas momen ketika saya memakai karya dari desainer saat itu.

Bagaimana mengatasi kesulitan pada bisnis party planner saat pandemi?

Pemerintah memang mengeluarkan aturan tidak boleh ada keramaian sejak awal pandemi terjadi di Indonesia. Dan tentunya bisnis party planner menjadi salah satu yang mengalami dampaknya. Langkah awal yang saya ambil tentunya adalah menyelamatkan pegawai.

Satu waktu, saya melihat kebutuhan face shield sedang tinggi untuk para nakes di fase awal COVID-19 menyebar. Jadi, saya membuat face shield dengan bahan goodie bag yang masih ada saat itu lalu saya unggah fotonya ke media sosial dan mengajak followers lainnya untuk ikut berdonasi dalam pembuatannya, kemudian dibagikan kepada nakes.

Yang mengejutkan, banyak sekali yang berdonasi hingga tim saya memproduksi 20 ribu face shield dalam satu hari. Bahkan, hasilnya bisa dikirimkan ke banyak rumah sakit di seluruh Indonesia, dari Aceh hingga Jayapura. Setelah campaign untuk nakes selesai, masih banyak yang request face shield tersebut untuk keperluan pribadi. Ketika itu, saya pun membuat desain face shield yang penuh warna, menjualnya melalui salah satu e-commerce dan ternyata sangat banyak peminatnya.

Selain face shield, saya pun tetap mengembangkan ide untuk dekorasi pesta. Saya buatkan perlengkapan untuk bisa didekorasi sendiri dan dikirim ke klien, beserta cara untuk mendekorasi ruangan sesuai keinginan. Tapi, tidak jarang saya pun datang ke rumah klien langsung, dengan melakukan protokol kesehatan yang ketat.

Tips untuk para Moms yang ingin sukses berbisnis atau menjalani passionnya tanpa kehilangan momen-momen bersama keluarga?

Bisnis yang saya jalani tentunya tidak langsung besar. Dan kalau ditanya mengenai ini, yang pertama adalah harus ada niat dulu. Saya sebelumnya mencoba beberapa hal, seperti membuat kue, berjualan baju, sampai akhirnya membuat dekorasi. Inspirasinya didapatkan dari berbagai majalah dan saat pergi ke negara lain. Saya yang mencari sendiri bahannya di pasar, merangkai dekorasi sampai menyiapkan goodie bag. Suami tentu sempat mengeluh rumah berantakan karena perlengkapan dekorasi yang menumpuk, meski sesudahnya ia memaklumi kondisi saat itu.

Moms yang ingin mencoba bisnis seperti party planner saat ini bisa mencari inspirasi dari banyak hal. Sudah ada beragam media sosial yang memiliki contoh dekorasi serta platform e-commerce untuk membeli bahan dengan lebih mudah. Modalnya pun tidak perlu besar, bisa dikerjakan di rumah dan usahakan untuk dapat menjaga relasi yang baik dengan teman maupun klien. Memang memulainya tidak gampang, tapi coba dulu sampai mungkin nanti Moms bisa menemukan satu hal yang menjadi passion Anda. (M&B/Vonia Lucky/SW/Foto & Digital Imaging: Saeffie Adjie Badas)