Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Ibu Hamil Minum Soda, Bolehkah?

Ibu Hamil Minum Soda, Bolehkah?

Ada banyak penyesuaian yang perlu dilakukan saat hamil untuk menjamin perkembangan janin yang optimal. Salah satunya adalah dengan menjaga gaya hidup dan pola makan ibu hamil. Pasalnya, makanan dan minuman tertentu bisa memengaruhi perkembangan janin Anda.

Lalu, apakah bumil boleh minum minuman bersoda? Apakah minuman bersoda punya efek negatif bagi perkembangan janin? Apakah ada takaran aman untuk mengonsumsi minuman bersoda saat hamil? Yuk, ketahui jawabannya di penjelasan berikut ini.

Boleh, asal...

Pada dasarnya, semua yang berlebihan tidaklah baik. Begitu pula dengan mengonsumsi minuman bersoda saat hamil. Secara umum, minum minuman bersoda sesekali selama hamil tidak akan menyebabkan gangguan pada perkembangan janin dan kehamilan Anda.

Meskipun begitu, para ahli setuju bahwa mengonsumsi minuman bersoda setiap hari akan meningkatkan risiko buruk pada kehamilan. Hal ini tak bisa dilepaskan dari berbagai kandungan minuman bersoda itu sendiri.

Soda = kafein

Meski bukan minuman beralkohol, minuman bersoda adalah campuran dari air berkarbonasi dengan pemanis, perisa buatan atau alami, serta kafein. Jika dikonsumsi terlalu banyak, berbagai kandungan tersebut sudah terbukti bisa memengaruhi perkembangan janin dan kehamilan.

Setiap minuman bersoda bisa mengandung kafein dalam jumlah yang berbeda-beda. Umumnya, minuman bersoda mengandung 35-55 mg kafein. Jika Anda sudah mengonsumsi minuman bersoda tinggi kafein, maka Anda perlu membatasi mengonsumsi makanan lain yang tinggi kafein, seperti kopi, teh, maupun cokelat.

Menurut rekomendasi American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), ibu hamil perlu membatasi konsumsi kafein menjadi 200 mg per hari. Soalnya, kafein dapat terserap plasenta sehingga bisa masuk ke dalam peredaran darah janin dan cairan ketuban.

Tak seperti metabolisme tubuh Anda yang sudah matang, tubuh janin Anda belum mampu mengolah maupun mengeluarkan kafein dari tubuhnya secara optimal. Alhasil, Si Kecil akan terpapar akan dampak dari kafein lebih lama dari yang Anda bayangkan.

Beberapa penelitian menemukan adanya dampak dari konsumsi kafein berlebihan, yakni keguguran, berat badan lahir bayi yang rendah, persalinan prematur, atau stillbirth (janin meninggal).

Pada kasus lain, kafein bisa meningkatkan tekanan darah dan jantung, sehingga meningkatkan risiko adanya cacat lahir. Selain itu, kafein juga bisa membuat Anda menjadi lebih sering buang air kecil dan berisiko lebih tinggi terkena infeksi kandung kemih.

Soda = gula

Para ahli sepakat bahwa membatasi konsumsi makanan dan minuman tinggi gula, termasuk minuman bersoda, selama hamil perlu dilakukan untuk mendorong perkembangan janin yang optimal.

Menurut beberapa studi, ada sejumlah hal yang bisa muncul akibat konsumsi minuman tinggi gula, antara lain:

  • Menekan nafsu makan untuk mengonsumsi makanan sehat
  • Menumpuknya energi di dalam tubuh, sehingga bisa berujung pada kenaikan berat badan berlebihan selama hamil.

Obesitas dan kelebihan berat badan selama hamil bisa memicu munculnya diabetes gestasional, yang bisa meningkatkan risiko bayi tumbuh lebih besar dari biasanya, gangguan persalinan, dan gangguan perkembangan kognitif pada bayi.

Soda = air berkarbonasi

Air berkarbonasi adalah air yang diberikan karbon dioksida dan dianggap menyediakan hidrasi sebaik air biasa. Namun, ada beberapa jenis air berkarbonasi yang mengandung agen perisa seperti fosfor maupun asam sitrat.

Konsumsi berlebihan kedua agen perisa tersebut bisa menyebabkan gigi dan tulang kehilangan kalsium. Rendahnya kalsium dalam tubuh selama hamil bisa menjadi masalah serius, karena bisa memengaruhi kehamilan dan perkembangan janin secara keseluruhan.

Selain itu, minuman berkarbonasi lainnya dapat mengandung benzena, sebuah zat yang berpotensi bersifat karsinogen atau kanker. Karena itu, lebih baik bumil menghindari minuman bersoda untuk mencegah berbagai risiko buruk tersebut. (M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto: Freepik)