Apakah Anda berencana untuk menunda kehamilan, Moms? Jika ya, maka Anda wajib mengetahui masa subur setelah haid agar tidak hamil.
Sebenarnya tidak ada istilah "hari aman" untuk berhubungan intim tanpa risiko kehamilan, terlebih saat Anda tidak menggunakan alat kontrasepsi. Namun, berhubungan intim di masa subur bisa meningkatkan kemungkinan Anda untuk hamil.
Pasalnya, di masa subur, wanita berovulasi dan menghasilkan sel telur yang siap dibuahi. Inilah yang makin meningkatkan peluang kehamilan. Nah, berikut ini ciri-ciri wanita sedang dalam masa subur dan cara menghitung masa subur setelah menstruasi. Simak ya, Moms!
1. Keluar lendir servis seperti putih telur
Cairan yang keluar dari vagina seorang wanita umumnya punya tekstur, warna, dan bau yang berbeda-beda, tergantung pada kondisi wanita itu sendiri. Wanita yang berada dalam masa subur biasanya akan mengeluarkan lendir serviks atau cairan vagina yang tekstur dan warnanya menyerupai putih telur.
Cairan ini biasanya lebih encer dari keputihan dengan warna bening atau transparan, licin, basah, dan bisa melar saat dipegang. Lendir serviks yang licin ini akan membantu sperma untuk lebih mudah bertemu dengan sel telur.
2. Gairah seksual meningkat
Gairah atau keinginan seksual biasanya akan meningkat di masa subur. Pada dasarnya, di masa subur, wanita bisa mengalami peningkatan gairah seksual yang menjadi alarm alami tubuh untuk memberitahu waktu yang tepat untuk berhubungan seks. Kondisi ini juga biasanya disertai dengan payudara yang terasa nyeri dan lebih sensitif saat dipegang.
3. Sakit ovulasi
Beberapa wanita mengalami kram perut menjelang menstruasi. Namun, jika setelah haid Anda mengalami sakit serupa pada bagian bawah perut yang terasa seperti ditusuk-tusuk, itu adalah sakit ovulasi yang bisa menjadi tanda masa subur.
Rasa sakit ovulasi ini bisa terjadi secara tiba-tiba dan bisa hilang dalam beberapa waktu. Namun, ciri-ciri ini mungkin tidak dialami semua wanita.
4. Perubahan suhu tubuh
Saat ovulasi, suhu tubuh basal wanita bisa mengalami kenaikan, sekitar 0,4-0,8 derajat Celsius dari suhu normal, yaitu 35,5-36,6 derajat Celsius. Suhu tubuh basal adalah suhu tubuh pertama di pagi hari. Cek suhu tubuh Anda di pagi hari menggunakan termometer untuk mengetahui apakah Anda sedang dalam masa ovulasi atau tidak.
Nah, itulah beberapa ciri-ciri wanita sedang dalam masa subur. Menstruasi dan kehamilan berhubungan erat. Karena itu, Anda dan suami juga harus memperhatikan siklus menstruasi jika ingin menghindari terjadinya kehamilan.
Cara mengetahui dan menghitung masa subur setelah haid agar tidak hamil
Berikut ini 2 cara yang bisa Anda lakukan untuk mengetahui dan menghitung masa subur setelah haid agar tidak hamil, Moms.
1. Catat periode menstruasi dan jumlah harinya
Catat hari pertama Anda menstruasi untuk 8-12 bulan. Hitung juga jumlah hari dalam setiap siklus menstruasi, karena masa haid wanita bisa berubah-ubah.
Hari pertama menstruasi biasanya ditandai dengan keluarnya banyak darah haid dari vagina. Anda bisa memberi tanda di kalender kapan hari pertama haid dan kapan hari terakhir haid. Dengan memiliki catatan ini, Anda akan lebih mudah untuk menghitung perkiraan masa subur di bulan berikutnya.
2. Catat dan hitung siklus terlama dan terpendek
Selain mencatat periode menstruasi setiap bulannya, penting juga untuk mencatat jumlah hari terlama dan terpendek dalam siklus tersebut. Setelah itu, hitung siklus terpendek dan terlama menstruasi untuk mengetahui masa subur.
Misalnya, jika siklus menstruasi terpendek 25 hari, maka cara menghitung masa subur adalah 25 dikurangi 18. Jadi, masa subur berdasarkan siklus terpendek adalah hari ke-7. Sementara itu, jika siklus menstruasi terpanjang 29 hari, maka cara menghitung masa subur adalah 29 dikurangi 11. Jadi, masa subur berdasarkan siklus terpanjang adalah hari ke-18.
Itulah beberapa ciri-ciri wanita sedang dalam masa subur dan 2 cara untuk mengetahui masa subur setelah haid. Jika Moms dan Dads ingin menunda kehamilan, sebaiknya hindari berhubungan intim di masa subur tanpa alat pengaman. (M&B/Calvin/ZA/SW/Foto: Freepik)