
Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram dan Youtube Mother & Beyond
Moms, kehadiran buah hati tentu menjadi momen yang membahagiakan. Pada masa-masa awal kehidupannya, stimulasi sensorik yang tepat sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang bayi secara optimal. Stimulasi sensorik bisa membantu bayi belajar berinteraksi dengan lingkungan sekitar serta menenangkan sistem sarafnya.
Tapi, apa sih, yang dimaksud dengan stimulasi sensorik? Stimulasi sensorik adalah kegiatan merangsang indra bayi, seperti penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, dan perasa. Melalui stimulasi ini, bayi belajar mengenal berbagai tekstur, seperti suara, warna, dan aroma.
Mengapa stimulasi sensorik penting?
1. Mendorong perkembangan otak. Setiap kali bayi mengalami stimulasi sensorik, sambungan antara neuron di otaknya menjadi lebih kuat. Hal ini membantu membangun dasar untuk perkembangan kemampuan belajar dan motorik di masa depan.
2. Mengembangkan keterampilan motorik. Melalui sentuhan dan gerakan, bayi mengenal bagaimana tubuhnya bekerja, yang membantu koordinasi motorik halus dan kasar.
3. Memperkuat bonding Moms dan bayi. Stimulasi sensorik sering kali melibatkan kontak fisik, seperti menggendong atau memijat bayi, yang membantu membangun hubungan emosional yang lebih kuat antara Anda dan Si Kecil, Moms.
4. Mendukung kenyamanan dan kesejahteraan. Stimulasi yang tepat bisa membantu menenangkan bayi dan meningkatkan kualitas tidurnya.
Baca juga: Bayi sangat sensitif? Waspadai Tanda Gangguan Sensorik!
Bagaimana melakukan stimulasi sensorik?
Ada sejumlah cara untuk melakukan stimulasi sensorik, antara lain:
1. Skin-to-skin contact. Sentuhan kulit ke kulit membantu bayi merasa aman dan nyaman. Selain itu, sentuhan langsung ke kulit ini bisa membantu perkembangan emosional dan mempererat bonding Moms dengan Si Kecil.
2. Kenalkan kontras visual. Bayi usia 0-3 bulan lebih tertarik pada pola kontras tinggi seperti hitam dan putih. Moms bisa menggunakan kartu kontras atau mainan sederhana untuk menstimulasi penglihatannya.
3. Ajak berbicara dan bernyanyi. Suara Moms adalah stimulasi terbaik untuk bayi karena sudah dikenal sejak ia masih di dalam kandungan. Moms bisa mengajak Si Kecil berbicara dengan nada lembut atau bernyanyi. Hal ini sangat membantu perkembangan pendengarannya. Kebiasaan ini juga akan membangun hubungan emosional, terlebih jika dilakukan dengan kontak mata yang intens dan penuh kasih sayang.
4. Tummy time. Aktivitas tengkurap penting untuk memperkuat otot leher dan bahu bayi. Mulailah dengan durasi singkat, seperti 1-2 menit, lalu tingkatkan secara perlahan.
Baca juga: 5 Manfaat Latihan Tummy Time untuk Perkembangan Bayi
5. Eksplorasi tekstur. Perkenalkan bayi pada berbagai tekstur, seperti kain lembut, spons, atau benda berbahan aman lainnya. Ini merangsang indra peraba dan membantu bayi mengenali lingkungannya.
6. Ciptakan lingkungan yang kaya stimulasi. Tempatkan mainan dengan berbagai warna, tekstur, dan suara di sekitar area bermain bayi.
7. Perdengarkan white noise. White noise atau suara mendesis bisa membantu bayi tidur lebih nyenyak dan juga mengenalkannya pada bunyi-bunyian baru.
8. Baca buku. Membacakan buku membantu perkembangan bicara dan berpikir bayi. Anak yang dibacakan cerita memiliki kemungkinkan untuk mengetahui lebih banyak kata pada usia 2 tahun dibandingkan anak yang tidak pernah dibacakan cerita, lho, Moms.
Kapan dan bagaimana melakukan stimulasi?
Stimulasi sensorik bisa dilakukan setiap hari, tapi jangan terlalu dipaksakan. Perhatikan tanda-tanda kenyamanan bayi Anda dan hindari stimulasi jika bayi terlihat lelah atau rewel.
Tips penting:
- Lakukan stimulasi dalam suasana tenang dan nyaman.
- Jangan overstimulasi bayi dengan terlalu banyak rangsangan dalam satu waktu.
- Pastikan semua kegiatan dilakukan dalam pengawasan Anda.
Stimulasi sensorik bukan hanya tentang perkembangan bayi Anda, tapi juga tentang menjalin hubungan yang lebih mendalam antara Moms dan Si Kecil. Dengan stimulasi sensorik yang tepat, Moms bisa membantu Si Kecil untuk tumbuh dan berkembang secara optimal sekaligus menciptakan momen yang menyenangkan antara ibu dan anak. (M&B/Hana/WR/Foto: Freepik)