
Si kakak lebih senang bermain boneka dan mengenakan rok. Sementara, si adik lebih suka bermain robot dan mengenakan celana. Padahal, kakak-adik ini adalah anak perempuan. Hmm, apa ada yang salah ya, Moms? Apakah pola asuh Anda keliru?
Menurut Anna Surti Ariani, psikolog klinis anak dan keluarga dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, kecenderungan anak perempuan untuk tampil seperti princess atau feminin maupun tomboy dipengaruhi oleh beragam faktor, di antaranya:
1. Genetik
Genetik atau faktor keturunan dari orang tua, secara biologis bisa memengaruhi kecenderungan anak untuk tumbuh menjadi lebih feminin atau tomboy. Menurut Nina, hal tersebut bisa saja diturunkan dari generasi sebelumnya, terutama dari orang tua.
2. Pola asuh orang tua
Orang tua sangat berperan dalam membantu membentuk karakter dan perilaku sang anak. Tugas orang tua adalah memperkenalkan beragam perilaku, jenis pakaian, minat maupun hobi kepada anak. Jika sejak kecil anak sudah diberikan beragam pilihan, maka kelak saat dewasa ia akan lebih mudah mengambil mana yang sesuai untuknya.
Moms dan Dads dianjurkan untuk tidak membatasi pilihan anak perempuan, misalnya melarang melakukan hal-hal maskulin. Menurut Nina, tidak masalah apabila orang tua memberikan mainan robot kepada anak perempuan. Setelah beranjak besar, Anda bisa menjelaskan tentang perempuan kepada anak.
3. Lingkungan
Ketika anak sudah mulai tumbuh besar, ia akan mulai berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Ia pun mulai memilih-milih lingkungan mana yang sesuai dengannya. Apabila ia lebih banyak bergaul dan bermain dengan anak laki-laki, maka tidak heran jika gaya dan perilakunya jadi lebih tomboy.
4. Keinginan sendiri
Gaya princess dan tomboy lebih banyak terlihat pada anak-anak di usia sekolah karena pada saat tersebut mereka sudah memiliki pendapat sendiri mengenai hal yang menurutnya keren.
Apabila anak telah memiliki pendapat sendiri mengenai hal yang ia inginkan, maka ia akan mewujudkan hal tersebut. Misalnya, ia berpendapat lebih keren dan nyaman mengenakan celana daripada rok, maka ia akan memakai celana dan menolak mengenakan rok meski diminta.
Nah, biasanya kecenderungan bergaya princess ataupun tomboy mulai muncul pada usia balita, yakni 3-5 tahun. Di usia tersebut anak sudah bisa memilih hal yang diinginkannya, tidak sama dengan ketika ia masih berusia 1 atau 2 tahun, di mana orang tua masih dominan dalam memilihkan sesuatu untuknya.
Lalu, bagaimana ya, cara membesarkan anak perempuan dengan benar? Simak tipsnya berikut ini, Moms!
1. Tidak dimungkiri anak-anak adalah peniru yang ulung. Apabila Anda ingin ia berperilaku dan berpakaian seperti perempuan, tunjukkanlah contoh dengan berperilaku dan berpakaian layaknya perempuan. Kemungkinan besar ia akan mengikuti Anda.
2. Perempuan identik dengan kata-kata yang lembut. Karena itu, agar anak perempuan Anda tumbuh menjadi anak yang sopan dan bertutur kata lembut, jangan mengumpat atau bergosip sehingga ia tidak akan mengikuti Anda.
3. Selalu perhatikan pakaian yang akan digunakan Si Kecil ya, Moms.
4. Berikan dorongan kepada anak untuk bersikap manis dan anggun. Apabila ia menyukai segala benda berwarna pink atau menyukai robot, dukung ia. Bahkan anak tomboy pun bisa menunjukkan sisi femininnya.
5. Anak perempuan biasanya lebih sensitif. Anda boleh mengomelinya ketika berbuat salah, tapi jangan membuatnya kehilangan kepercayaan diri.
6. Sikap baik dan buruk terbentuk sejak dini. Apabila ia memperlihatkan sikap buruk, segera hentikan. Anak perempuan yang berlaku buruk sama sekali tidak manis dan anggun. (M&B/SW/Foto: Freepik)