Melihat anak yang terus-menerus cemas, gelisah, dan tidak bersemangat dalam kurun waktu yang cukup lama, tentu membuat Anda khawatir, Moms. Bisa jadi hal itu karena Si Kecil sedang mengalami depresi.
Lalu apa penyebabnya? Saskhya Aulia Prima, M. Psi., Psikolog dari Tiga Generasi menjelaskan, terdapat 3 hal utama yang menjadi faktor Si Kecil depresi:
1. Keluarga
Depresi bisa terjadi karena faktor genetik yang diturunkan. Apabila terdapat riwayat anggota keluarga yang pernah mengalami depresi, kemungkinan besar anak juga bisa mengalami hal yang sama.
2. Tempramen
Terdapat 3 tingkat temperamen pada anak. Tingkat pertama adalah tempramental mudah (easy child), yaitu anak yang mudah bergaul dan memiliki suasana hati yang positif. Tingkat kedua, tempramental sulit (difficult child) yang memiliki refleks reaksi negatif dan sering menangis, serta lambat menerima hal baru. Tingkat ketiga adalah tempramental lambat (slow-to-warm-up child), yaitu anak yang memiliki kreativitas rendah dan negatif, serta menunjukkan suasana hati yang tidak baik. Biasanya, anak dengan tingkat kedua dan ketiga yang lebih mudah mengalami depresi.
3. Lingkungan
Anak dapat mengalami depresi karena kejadian yang dialami. Biasanya terjadi karena secara mendadak harus pindah tempat tinggal atau sekolah, kehilangan binatang peliharaan, orangtua yang tidak harmonis, ditinggal oleh pengasuh, ataupun karena orangtua yang meninggal.
Jika Si Kecil mulai menunjukkan gejala depresi seperti perubahan ekspresi dan perilaku yang lebih gloomy, terdapat 6 hal yang bisa Anda lakukan:
1. Anda harus menerima keadaan jika anak Anda ternyata mengalami depresi. Jangan justru menyalahkan kesedihan yang dirasakannya. Coba dengarkan keluh kesahnya.
2. Anda tidak boleh menyepelekan gejala yang terlihat dan berpikir sifat anak yang selalu gelisah akan hilang dengan sendirinya. Anak pun sebenarnya tidak mengeti apa yang sebenarnya dialaminya.
3. Berikan pendampingan yang konstan. Saat mengalami depresi, anak benar-benar membutuhkan teman yang selalu ada di dekatnya.
4. Cari kegiatan yang menyenangkan. Dengan melakukan banyak aktivitas tersebut, diharapkan anak bisa mengalihkan kesedihan yang dirasakannya.
5. Ajarkan sedini mungkin anak untuk mengekspresikan emosinya.
6. Anda harus selalu menyediakan waktu untuk berbincang dengan Si Kecil. Ambil topik yang lebih personal, seperti membahas kegemarannya.
Tapi, Moms jangan terlalu khawatir dahulu ketika Si Kecil memperlihatkan kondisi emosi yang tidak menentu. Belum tentu hal ini menandakan bahwa ia sedang depresi. Anda sebaiknya juga tidak ikut panik dan cemas ketika ia sedang dalam kondisi tidak stabil.
Anak hanya butuh didengarkan dan mendapatkan pendampingan lebih. Jika Anda panik, justru bisa membuatnya bertambah cemas dan gelisah. Jadi, usahakan agar tetap tenang dan rangkul Si Kecil agar rasa depresinya bisa terkendali. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)