BUMP TO BIRTH

Pertanyaan Saat Check-up Pasca Melahirkan



Setelah melahirkan, Anda masih perlu bertemu dengan dokter untuk melakukan check-up. Nah, Moms, pemeriksaan yang Anda lakukan pada minggu keenam merupakan waktu ideal untuk memastikan tubuh Anda kembali ke bentuk semula. Apa saja yang harus Anda tanyakan pada dokter? Pertanyaan-pertanyaan berikut bisa menjadi rujukan buat Anda tanyakan.

1. Apa saja pilihan alat KB buat saya?

Dokter umumnya akan menjawab bahwa hal ini tergantung pada apakah Anda sedang menyusui, berencana memiliki anak lagi (dan seberapa cepat), atau memiliki masalah kesehatan yang kronis.

2. Kapan saya akan haid lagi?

Menurut dr. Hal Lawrence, M.D., profesor klinis di bagian obstetri dan ginekologi University of North Carolina School of Medicine, Chapel Hill, AS, paling cepat Moms yang menyusui mendapat haid pertamanya 6 bulan setelah melahirkan. Moms yang tidak menyusui biasanya mendapat haid pertama antara 6 sampai 8 minggu setelah melahirkan, dan seringkali cukup banyak.

3. Butuh waktu berapa lama untuk menurunkan berat badan?

Sebagian besar Moms perlu waktu sekitar 3-6 bulan untuk kembali seperti bentuk tubuh semula. Dokter bisa membantu, terutama jika Anda menyusui (dan tidak boleh terlalu banyak mengurangi kalori) atau baru saja menjalani operasi Caesar (namun beberapa aktivitas tidak boleh dilakukan sampai Anda pulih sepenuhnya).

4. Kapan ukuran payudara kembali normal?

Kalau Anda menyusui dan payudara masih agak lunak atau sakit, dokter bisa menyarankan pengobatan tertentu. Tapi kalau Anda tidak memberi ASI, seharusnya tidak ada lagi sisa-sisa susu. Kalau begitu, mungkin saja ukuran dan bentuk payudara Anda telah berubah secara permanen.

5. Bagaimana mengatasi gairah seksual yang hilang?

Menurut dr. Johanna Abernathy, M.D., dokter obstetri dan ginekologi di Cedar Rapids, AS, kehilangan gairah bercinta itu lumrah. Sayangnya, hanya sedikit para ibu baru yang mau terbuka soal ini. Kelelahan bisa jadi salah satu penyebabnya, sementara menyusui juga bisa berpengaruh pada menurunnya kadar estrogen (dan libido) serta mengakibatkan kekeringan pada vagina. (Susanto Wibowo/Dok. Freepik)