Kuret, pasti Anda pernah mendengar istilah ini, terutama bagi kaum wanita. Kuret erat kaitannya dengan keguguran. Setelah ibu hamil mengalami keguguran, ia akan dikuret untuk membersihkan rahim. Namun, terkadang tindakan kuret ini menimbulkan efek samping, yaitu seorang wanita tidak kunjung haid kembali setelah beberapa waktu sebelumnya dikuret. Apa penyebabnya?
Kuret atau dalam bahasa medis dikenal dengan istilah D&C (dilation and curettage) adalah tindakan pengosongan rongga rahim dari sisa kehamilan. Sama seperti setelah proses melahirkan, Anda juga akan merasakan sakit setelah menjalani prosedur ini dan mengalami perdarahan. Tapi itu adalah hal yang normal.
Setelah melakukan kuret, sebaiknya Anda untuk tidak melakukan hubungan seksual dengan suami terlebih dahulu selama setidaknya 2 minggu atau sampai perdarahan Anda berhenti. Selain itu, sebaiknya batasi kegiatan Anda, dengan tidak melakukan aktivitas berat atau mengangkat beban berat.
Menurut dr. Ardiansjah Dara, Sp.OG, M.Kes., dari MRCCC Siloam Hospital Semanggi, Jakarta, setelah tindakan kuret, tubuh akan kembali memproduksi hormon estrogen dan progesteron yang terkait siklus haid. Kesuburan pun akan kembali sekitar 2-3 minggu setelah kuret.
Namun, hal ini spesifik pada setiap wanita, sehingga untuk mendapatkan haid kembali, waktunya berbeda-beda. Ini disebabkan karena hormon yang belum seimbang. Periode menstruasi Anda mungkin akan terjadi lebih awal atau terlambat dari waktu biasanya. Hal ini disebabkan karena lapisan rahim Anda telah dikikis dan membutuhkan waktu untuk membangunnya kembali.
Pada beberapa kasus, diperlukan pemberian obat hormon untuk memicu datang haid kembali setelah pemeriksaan kondisi rahim lewat USG dan pemeriksaan kadar hormon seks. Agar haid Anda lancar, cobalah untuk menghindari stres dan memperbanyak konsumsi buah dan sayur (M&B/SW/Dok. Freepik)