BUMP TO BIRTH

Mastitis pada Ibu Menyusui, Ini Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya



Buat ibu menyusui, mengalami gangguan saat pemberian ASI kepada bayi merupakan hal yang bikin khawatir, ya. Salah satu hambatan di masa menyusui adalah mastitis. Ini merupakan kondisi di mana jaringan dalam payudara terinfeksi oleh bakteri. Akibatnya, payudara akan membengkak dan terasa nyeri. Selain itu, payudara akan berubah warna menjadi kemerahan dan terasa hangat.Saat terkena mastitis, Moms juga akan mengalami demam. Kondisi ini bisa membuat Anda merasa lelah dan letih sehingga sulit menyusui.

Sebenarnya, Moms tetap bisa menyusui, karena penyakit ini tidak berdampak kepada Si Kecil. Justru, menyusui akan membantu membersihkan infeksi pada payudara Anda. Masalahnya, rasa sakit muncul ketika Anda menyusui dengan payudara yang terkena mastitis.

Jika mengalami mastitis, segera periksakan diri ke dokter. Penanganan yang lambat dapat menimbulkan komplikasi, seperti munculnya nanah. Ini menyebabkan payudara terasa keras dan sakit. Bila penyakit ini sudah pada tahap parah, pengobatan yang akan dilakukan pun makin besar, yaitu dengan operasi.

Baca juga: 6 Tanda Hamil saat Masih Menyusui yang Sering Tidak Disadari Busui

Gejala mastitis pada ibu menyusui

Pada kebanyakan kasus, ibu menyusui yang mengalami mastitis umumnya terlebih dahulu mengalami gejala seperti flu. Busui juga mungkin akan mengalami beberapa hal berikut ini yang sekaligus menjadi gejala mastitis.

  • Payudara membengkak
  • Demam hingga lebih dari 38 derajat Celsius
  • Tubuh terasa nyeri dan menggigil
  • Payudara terasa hangat
  • Payudara seperti terbakar saat menyusui
  • Kelenjar getah bening yang terletak di ketiak sebelah payudara yang terinfeksi terasa sakit
  • Detak jantung lebih cepat.

Penyebab mastitis

Mastitis bisa timbul akibat payudara busui terinfeksi oleh bakteri. Bagaimana bisa bakteri menginfeksi payudara? Berikut beberapa penyebabnya.

1. Puting pada payudara retak. Hal ini bisa terjadi akibat posisi menyusui yang tidak benar. Akibatnya, puting robek dan retak. Bakteri jadi lebih mudah memasuki payudara Anda. Bakteri akan berkembang biak di dalam payudara dan inilah yang menyebabkan infeksi.

2. Payudara tersentuh oleh kulit yang memang mengandung bakteri atau dari mulut bayi yang sedang disusui. Bakteri tersebut bisa masuk ke dalam payudara melalui lubang saluran susu.

Selain itu, ada beberapa hal lain yang meningkatkan risiko mastitis, yakni:

1. Pernah mengalami penyakit mastitis sebelumnya.

2. Memiliki penyakit anemia yang dapat menurunkan daya tahan tubuh terhadap serangan infeksi, salah satunya mastitis.

3. Tidak dapat mengeluarkan semua ASI ketika menyusui. Hal ini bisa membuat payudara terisi penuh oleh ASI, sehingga saluran ASI dalam payudara tersumbat.

Cara mengatasi mastitis

Untuk memberikan diagnosis pasti apakah busui mengalami mastitis atau tidak, dokter akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Bila hasil dari semua pemeriksaan menunjukkan bahwa Anda positif mastitis, dokter pasti langsung merujuk Anda untuk melakukan pengobatan. Berikut beberapa pilihan jenis obat yang biasa digunakan untuk mengatasi mastitis.

1. Antibiotik

Antibiotik biasanya efektif untuk mengobati penyakit ini. Jika dokter memberi resep antibiotik, konsumsilah obat tersebut sesuai arahan yang diberikan oleh dokter. Meskipun sedang mengonsumsi antibiotik, Anda tetap diperbolehkan untuk menyusui. Hal ini tidak akan berbahaya buat bayi.

2. Obat penghilang nyeri

Jenis obat ini biasanya juga diresepkan oleh dokter. Obat ini dapat meminimalkan rasa nyeri pada payudara. Beberapa jenis obat penghilang nyeri yang biasanya digunakan adalah asetaminofen dan ibuprofen.

Selain menggunakan obat-obatan untuk menyembuhkan penyakit ini, Anda bisa melakukan beberapa hal berikut ini yang mungkin dapat membantu proses penyembuhan, yaitu:

  • Banyak berisitirahat
  • Minum banyak cairan yang mungkin dapat melawan infeksi bakteri
  • Mengenakan bra yang mendukung payudara dan ukurannya pas. Jangan mengenakan bra yang terlalu ketat atau kendur
  • Mengompres payudara yang sakit menggunakan kain hangat.
  • Menggunakan kedua payudara secara bergantian saat menyusui.
  • Memastikan payudara Anda mengeluarkan semua ASI ketika menyusui. ASI yang tersisa dalam payudara dapat mengendap dan menyebabkan pembengkakan. Anda bisa memijat bagian payudara dengan menggunakan tangan. Hal ini dapat meningkatkan aliran susu.
  • Saat menyusui, pastikan bayi Anda menyusu dalam posisi yang benar. Dengan begitu, Anda bisa menghindari risiko puting robek atau retak yang bisa menjadi jalan masuk bagi bakteri.

(M&B/SW/Foto: Freepik)