Tidak diragukan lagi bahwa ASI merupakan nutrisi terbaik untuk bayi. ASI memiliki kandungan nutrisi yang penting bagi tumbuh kembang bayi, seperti vitamin, protein, karbohidrat, dan lemak.
ASI juga mengandung zat antibodi pembentuk kekebalan tubuh yang bisa membantu Si Kecil melawan bakteri dan virus. Jadi, bayi yang diberi ASI berisiko lebih kecil untuk terserang penyakit, seperti diare, asma, alergi, infeksi saluran pernapasan, dan konstipasi.
Meskipun begitu, ada beberapa kasus di mana bayi yang baru berusia beberapa bulan menderita alergi protein susu sapi, padahal selama ini ia hanya diberikan ASI. Apa yang mesti dilakukan untuk mengatasi hal ini, Moms? Apakah Si Kecil harus berhenti menyusu?
Menurut dr. Rouli Nababan, Sp.A, alergi protein susu sapi sebenarnya jarang terjadi pada bayi yang diberikan ASI. Sebagian besar alergi protein susu sapi terjadi pada anak yang mengonsumsi susu formula. Namun tidak menutup kemungkinan anak dengan ASI juga bisa terkena. Hal ini karena ibu mengonsumsi susu sapi atau produk olahannya sehingga protein susu sapi masuk ke dalam ASI dan menyebabkan alergi pada bayi.
Jika Si Kecil memiliki gejala alergi protein susu sapi, yang harus Moms lakukan adalah mengeliminasi produk susu serta telur dari diet harian Anda, dan bukannya berhenti menyusuinya.
Jika Si Kecil sudah menunjukkan perbaikan gejala alergi, Anda bisa mulai memperkenalkan 1 jenis makanan per minggu ke dalam diet makanan Anda, untuk mengetahui apa yang menjadi pemicu alergi Si Kecil.
Jika Moms harus menghilangkan susu dari diet makanan Anda, sebaiknya Moms mengonsumsi suplemen kalsium. Sebagian besar anak sembuh dari alergi susu sapi di usia 3 tahun.
Setelah Si Kecil berusia lebih dari 1 tahun dan telah diet susu sapi selama 6 bulan, Moms bisa kembali memperkenalkan produk susu sapi ke dalam makanannya, seperti yoghurt atau keju. (M&B/SW/Dok. Freepik)