Obesitas atau kelebihan berat badan memang kerap terjadi pada orang dewasa atau anak-anak. Namun, bukan tidak mungkin bayi yang baru berusia 0-12 bulan mengalami obesitas. Seorang bayi disebut obesitas jika berat badannya melebihi ukuran normal berdasarkan usia.
Umumnya, berat badan ideal bayi di bawah 3 bulan adalah 3,4-5,7 kg, sementara berat badan ideal bayi umur 4-6 bulan adalah 5-7,4 kg, berat badan ideal bayi umur 7-9 bulan adalah 8-8,9 kg, dan berat badan ideal bayi umur 10-12 bulan adalah 9,3-9,9 kg.
Baca juga: 8 Tanda Bayi Mengalami Obesitas yang Perlu Moms Waspadai
Penyebab obesitas pada bayi
Obesitas atau kelebihan berat badan pada orang dewasa terjadi karena berbagai faktor, mulai dari kebiasaan makan sembarangan hingga tidak menerapkan gaya hidup sehat. Lalu, kenapa bayi bisa mengalami obesitas? Ini penyebabnya, Moms.
1. Genetika atau keturunan
Ternyata, orang tua yang obesitas mewarisi gen ini pada keturunannya, sekalipun anaknya masih bayi. Jadi jika Anda atau pasangan termasuk subur dan berbadan besar, risiko bayi mengalami obesitas pun cukup besar.
2. Obesitas saat hamil
Ketika mengandung, bumil akan diingatkan oleh dokter untuk menjaga pola makan agar tidak kebablasan. Ini tentu ada tujuannya, pertama bisa membantu agar bobot bumil tidak terlalu berlebih setelah bersalin, kedua agar bayi yang dilahirkan tidak berukuran besar (makrosomia). Selain akan mempersulit persalinan normal, bayi makrosomia juga berisiko menjadi anak obesitas di masa pertumbuhannya.
3. Bumil mengalami diabetes gestasional
Bumil yang mengalami diabetes gestasional juga berisiko tinggi melahirkan bayi dengan bobot besar. Hal ini disebabkan oleh kadar gula darah yang tinggi dalam tubuh bumil.
4. Asupan gizi dan gula berlebih
Idealnya, bayi mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan, lalu berlanjut hingga usia 2 tahun. Namun, tak semua ibu dikaruniai ASI berlimpah, sehingga akhirnya memberikan susu formula kepada anaknya. Cermati pilihan susu formula untuk bayi Anda, Moms. Beberapa susu mengandung kadar gula tinggi, sehingga berpotensi menyebabkan obesitas.
Dampak obesitas
Obesitas tentunya tidak baik jika terjadi pada bayi Anda. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berlanjut dan berpengaruh buruk untuk tumbuh kembang Si Kecil nantinya. Berikut beberapa dampak negatif yang bisa dialami anak yang obesitas.
- Pergerakan bayi yang cenderung lamban akan menghambat perkembangan motorik kasar dan motorik halus, lantaran kemampuannya untuk bereksplorasi yang lebih minimal
- Berisiko tinggi menderita tekanan darah tinggi, diabetes, kanker, penyakit jantung, hingga stroke di masa dewasa
- Berisiko mengalami gangguan tidur, juga pubertas di usia lebih muda atau dini
- Mengalami gangguan pertumbuhan tulang.
Pencegahan
Apakah boleh bayi obesitas melakukan diet seperti halnya orang dewasa? Jawabannya tidak boleh! Hal ini hanya akan mengganggu pemenuhan nutrisi yang ia terima selama masa pertumbuhan. Namun, Anda bisa melakukan 4 hal berikut ini untuk mencegah obesitas pada Si Kecil.
1. Menyusui selama mungkin
Daftar keuntungan ASI buat bayi makin bertambah dengan kemampuannya menjaga berat badan tetap ideal. Tak hanya membuat daya tahan tubuh meningkat, pemberian ASI juga mampu mengurangi risiko obesitas pada bayi.
2. Hindari pemberian makanan padat terlalu cepat
Penelitian dari Harvard University menemukan bahwa bayi yang diberi makanan padat sebelum usia 4 bulan berpotensi mengalami obesitas di usia 3 tahun. Asosiasi Dokter Anak di Amerika Serikat juga merekomendasikan pemberian makanan padat ketika bayi menginjak usia 6 bulan atau jika bayi sudah siap.
3. Ketahui tanda bayi sudah kenyang
Saat waktu makan tiba, perhatikan seberapa banyak makanan yang Anda berikan kepadanya. Bayi yang sudah kenyang akan terlihat dari perutnya yang tampak lebih buncit dibandingkan sebelumnya.
4. Aktif bergerak
Jangan lupa untuk sering-sering melatih Si Kecil tummy time. Mainkan musiknya dan berjogetlah bersama bayi Anda. Selain bisa melatih kemampuan motorik kasar bayi, ini juga bisa mempererat bonding antara Moms dan Si Kecil. (M&B/Vonia Lucky/SW/Foto: Freepik)