BUMP TO BIRTH

Penyebab dan Dampak Proses Persalinan Bayi Prematur



Moms, tahukah Anda bahwa tanggal 17 November setiap tahun diperingati sebagai World Prematurity Day? Alasan ditetapkan Hari Prematur Sedunia adalah karena ada sekitar 15 juta bayi lahir secara prematur setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, sekitar 1 juta bayi meninggal karena komplikasi akibat lahir prematur.

Persalinan prematur tentu menjadi salah satu kondisi yang dikhawatirkan saat proses melahirkan oleh para ibu di seluruh dunia. Sebab, persalinan prematur terjadi sebelum bayi dianggap cukup bulan, yaitu bayi dilahirkan di bawah 37 minggu.

Bayi lahir prematur diketahui mengalami kondisi organ yang belum tumbuh secara sempurna. Khususnya pada organ tubuh bagian dalam, seperti otak dan paru-paru. Lalu, apa yang menyebabkan terjadinya persalinan prematur?

Penyebab Persalinan Prematur

Persalinan prematur masih sering ditemui di Indonesia. Ini bisa terjadi karena banyak hal. Alasan pertama, adanya komplikasi penyakit yang dialami sang ibu sebelum dan saat hamil. Lalu, perlakuan gaya hidup kurang sehat selama kehamilan juga memengaruhi terjadinya persalinan prematur. Dr. Bramundito, Sp.OG, dari Rumah Sakit Pondok Indah-Pondok Indah, menjabarkan, ada beberapa hal yang menjadi penyebab bayi lahir prematur, antara 23-36 minggu usia janin, yaitu:

1. Adanya komplikasi kehamilan yang dapat membahayakan janin. Bahkan, tak jarang bisa membahayakan ibu. Situasi yang membuat kehamilan harus segera diakhiri, di antaranya hipertensi, diabetes, gangguan pertumbuhan janin, plasenta previa, dan solusio plasenta.

2. Ketuban pecah dini.

3. Persalinan prematur spontan dengan selaput ketuban yang utuh.

4. Infeksi air ketuban atau chorioamnionitis.

5. Imunologi, misalnya: antifosfolupid antibodi sindrom (APS).

6. Inkompetensia serviks.

7. Kelainan uterus.

8. Pre-eklampsia atau adanya intoksikasi obat.

9. Merokok, minum minuman beralkohol, kurangnya asupan nutrisi.

10. Kelainan pada janin, kehamilan bayi kembar.

Dampak Persalinan Prematur

Dampak dari persalinan prematur bisa dialami baik pada ibu maupun Si Kecil. Berikut ini beberapa dampak yang bisa ditimbulkan:

• Bayi mungkin saja mengalami infeksi atau gangguan pernapasan. Kondisi terburuk, bayi mengalami hipoksia atau kondisi kurangnya pasokan oksigen di sel dan jaringan tubuh untuk menjalankan fungsi normalnya, hingga kematian.

• Bayi lahir prematur juga bisa mengalami berat badan lahir rendah. Hal ini mengharuskan ibu untuk bisa memproduksi ASI pasca-melahirkan meskipun belum waktunya. Bayi pun akan diberi susu melalui gelas kecil atau sendok. Dengan takaran awal 30 ml.

• Untuk mengatasi kondisi ini, bayi lahir prematur pun harus masuk ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit). Dalam ruang ini, Si Kecil akan diberi perawatan intensif dan harus steril selama beberapa hari. Hal ini memungkinkan orang tua tidak dapat melihat anaknya sesering mungkin.

• Sang ibu juga bisa mengalami dampaknya, seperti dilakukan pengangkatan miom saat proses operasi. Tindakan medis lainnya juga mungkin dilakukan jika ibu mengalami komplikasi penyakit selama kehamilan sampai proses persalinan.

• Selain itu, psikologi ibu baru juga pasti terganggu karena kesulitan melihat buah hatinya saat berada di ruang NICU. Moms belum bisa menyusui bahkan berinteraksi skin-to-skin dengan Si Kecil. Karenanya, perlu ada dukungan dari suami dan keluarga untuk meredakan perasaan sedih yang dialami sang ibu. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)