FAMILY & LIFESTYLE

Bentuk-Bentuk Mom-Shaming yang Sering Anda Dengar



Dengan banyaknya sumber referensi yang semakin mudah diperoleh di era digital kini, para ibu muda juga menghadapi banyak keputusan tentang gaya parenting mereka, mulai dari pilihan tentang pengasuhan anak, pemberian nutrisi, kesehatan Si Kecil, dan berbagai masalah lain yang menyangkut tumbuh kembang anak.

Berbagai komentar dan kritik pun diterima ibu muda sebagai respons terhadap gaya pengasuhan anak yang mereka pilih. Dan Anda mungkin salah satu yang pernah mengalami hal tersebut. Jika ya, Anda tidak sendirian, Moms. Banyak ibu muda yang mendapatkan komentar atau kritik dari orang lain mengenai caranya dalam mengasuh dan membesarkan anak. Bagi orang yang memberikan komentar atau kritik, hal tersebut mungkin biasa saja. Namun, hal ini bisa berdampak buruk pada ibu yang dikomentari atau dikritik.

Padahal faktanya, mereka yang memberikan komentar atau kritik belum tentu mengerti dengan kondisi anak kita. Mereka juga tak memahami apa kelebihan dan kekurangan anak kita. Inilah yang disebut mom-shaming, perilaku mengkritik pola asuh yang dilakukan ibu lain dengan membandingkan dengan dirinya, seolah-olah ia menjadi ibu yang lebih baik, lebih tahu, dan lebih sempurna.


Bentuk-Bentuk Mom-Shaming

Berdasarkan penelitian C.S. Mott Children's Hospital University of Michigan, AS, hal yang menjadi topik dalam mom-shaming sebagian besar adalah seputar disiplin anak (70%), diikuti nutrisi makanan anak, kebiasaan tidur, menyusui versus botol susu, keamanan anak, dan perawatan anak. Selain fakta-fakta mengenai mom-shaming, ada bentuk-bentuk mom-shaming yang mungkin kerap Anda dengar, Moms. Ini di antaranya:

• Melahirkan anak. Sejauh ini, hanya ada 2 cara yang kita kenal untuk melahirkan anak, yaitu melahirkan secara normal atau melahirkan dengan operasi caesar. Kebanyakan ibu hamil tentunya ingin melahirkan secara normal dengan alasan lebih alami. Selain itu, proses penyembuhannya pun lebih cepat dan biaya yang dikeluarkan juga jauh lebih ringan. Akan tetapi, operasi caesar terkadang harus dipilih karena berbagai alasan. Nah, hal ini jadi salah satu bentuk pro dan kontra, melahirkan secara normal atau dengan operasi caesar. Hal ini pastinya berpulang kembali pada kondisi sang ibu saat bersalin. Baik melahirkan secara normal ataupun caesar, Anda adalah seorang ibu yang telah berjuang penuh pengorbanan untuk bisa melahirkan buah hati Anda dengan sehat dan selamat ke dunia ini. Itu merupakan pekerjaan yang sangat tidak mudah, dan Anda sudah selayaknya bangga, Moms!

• Menyusui anak. Menyusui Si Kecil jadi aktivitas berikutnya yang harus dilakukan oleh ibu muda pasca melahirkan. Meskipun kegiatan ini bersifat alami, nyatanya kondisinya berbeda-beda pada setiap ibu. Ada ibu yang lancar menyusui Si Kecil dan produksi ASI-nya melimpah. Namun, ada juga yang mengalami kesulitan karena masalah kesehatan atau produksi ASI-nya hanya sedikit, tak peduli sudah seberapa keras usahanya dalam memompa ASI. Karena itu, mereka pun mau tidak mau menjatuhkan pilihan pada susu formula, kendati mereka paham benar bahwa ASI adalah nutrisi terbaik untuk buah hati. Hal ini pun jadi salah satu bentuk pro dan kontra, menyusui dengan ASI atau dengan susu formula. Pertanyaannya adalah, pantaskah kita mengkritik seorang ibu yang tidak bisa menyusui bayinya, padahal kita tidak tahu apa masalah dan kesulitan yang ia hadapi.

• Mengasuh anak. Mengasuh anak butuh ekstra energi, ekstra waktu dan perhatian. Semua hal yang Anda punya akan ekstra tercurah buat mengasuh Si Kecil agar ia tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sesuai dengan harapan dan impian Anda, Moms. Bermacam gaya pengasuhan pun Anda baca dan pelajari dari berbagai sumber referensi untuk memastikan Si Kecil mendapatkan yang terbaik di masa tumbuh kembangnya itu. Namun, tak jarang Anda mendapatkan komentar atau kritikan dari gaya pengasuhan Anda, karena mungkin tidak sesuai dengan tradisi atau budaya yang ada, gaya tersebut belum terlalu populer di masyarakat, dan puluhan alasan lainnya.

• Bekerja atau tinggal di rumah. Bagi seorang ibu, terlebih mereka yang baru memiliki anak, kerap kali muncul sebuah perdebatan tentang mana yang lebih baik, menjadi ibu rumah tangga atau membagi waktu dengan berkarier alias bekerja? Perdebatan ini seakan tak pernah usai. Masing-masing pihak yang pro saling membela diri dan mempertahankan argumennya. Padahal, kedua hal tersebut seharusnya tak perlu diperdebatkan, bahkan dipertentangkan.

Masih ada banyak bentuk mom-shaming lain, misalnya saja berat badan ibu setelah melahirkan. Jika Anda masih gemuk, akan ada banyak pertanyaan, kenapa tidak kurus-kurus. Sebaliknya, jika langsung kurus, akan ada komentar miring mengenai bentuk tubuh Anda. Begitu juga dengan pilihan pemberian makanan untuk Si Kecil, serta masih banyak lagi.

Pada akhirnya, menjadi seorang ibu bukan pekerjaan yang mudah, karena #IbuJugaManusia. Harus diakui bahwa sangat sulit membesarkan anak di dunia saat ini. Menjadi orang tua adalah proses pembelajaran yang akan terus Anda lakukan. Karena itu, sebagai sesama ibu, kita harus saling membantu. #StopMomShaming #NoMoreMomsWar. (M&B/SW/Dok. Freepik)