BUMP TO BIRTH

Tips Melakukan Persalinan Darurat



Kondisi darurat seperti banjir dan macet tak jarang membuat ibu yang hendak bersalin sulit menjangkau tempat pelayanan kesehatan. Jika sudah begini, persalinan darurat pun harus dilakukan. Bila sudah tidak memungkinkan menghubungi tenaga kesehatan dan tanda-tanda bersalin sudah ada atau kepala bayi sudah terlihat di jalan lahir, suami atau keluarga dekat dapat memandu Anda untuk bersalin.

Berikut ini langkah-langkah yang bisa dilakukan pendamping persalinan dalam kondisi darurat, seperti dikutip dari buku What to Expect When You're Expecting.

1. Ajak ibu mengatur napas agar tenang. Sikap rileks akan memudahkan jalan lahir terbuka. Panggul menjadi rileks dan memudahkan bayi 'menemukan' jalan untuk keluar. Diketahui juga, wajah dan mulut yang rileks berhubungan langsung dengan rileks vagina dan tentunya jalan lahir. Jangan lupa, pendamping pun harus rileks agar ibu ikut rileks.

2. Sarankan ibu untuk mengikuti gerakan alami tubuh, posisikan tubuh mengikuti instingnya. Jika ibu tampak bingung, ikuti arah gravitasi bumi, yaitu dengan berjongkok atau setengah duduk dengan tetap menjaga kepala bayi agar tidak terantuk ke lantai.

3. Biasanya menjelang persalinan, ibu merasakan dorongan untuk mengejan. Dorongan yang ini umumnya seperti hendak buang air besar. Biarkan ibu mengikuti rasa dan ritme yang muncul.

4. Telepon 118 (layanan ambulans). Sambil menunggu pertolongan datang, pendamping bisa minta bantuan dari operator untuk memandunya.

5. Tuntun ibu ke tempat tidur atau meja, tempatkan handuk bersih, pakaian yang dilipat, atau koran di bawah bokong ibu. Lindungi tempat bayi akan keluar. Jika ibu duduk di atas meja, tempatkan juga sebuah wadah untuk menampung air ketuban dan darah.

6. Jika memungkinkan, tempatkan ibu di ujung meja atau tempat tidur. Minta ibu meletakkan tangannya di bawah pahanya. Taruh beberapa kursi untuk menyokong kakinya, beberapa bantal untuk mengganjal punggung dan kepala agar ia berada di posisi semi-duduk. Jika Anda masih menunggu pertolongan dan kepala bayi belum muncul, minta ibu untuk berbaring. Jangan lupa untuk selalu melindungi daerah kelahiran, tempat bayi akan keluar.

7. Jika kepala bayi sudah keluar, tunggu beberapa saat. Biasanya akan ada gerakan seperti gelombang dari dalam rahim yang menyusul. Ini mendorong bahu bayi untuk keluar dan biasanya bayi akan keluar dengan sendirinya secara mudah. Inilah momennya pendamping persalinan harus bersiap menerima bayi.

8. Setelah bayi lahir, plasenta akan menyusul untuk lahir. Bila tidak ada alat steril, biarkan saja tali pusat tak dipotong. Tunggu plasenta lahir secara alami. Tanda-tanda plasenta akan lahir adalah adanya semburan darah secara tiba-tiba. Pendamping persalinan harus bersiap menerima plasenta yang keluar spontan. Jika plasenta sudah di jalan lahir tapi sulit untuk keluar, bantu dengan cara memutar plasenta searah jarum jam sampai lahir lengkap.

9. Ketika plasenta sudah lahir, rendam dalam wadah dengan air hangat, dan letakkan di tempat yang kering dan bersih. Biarkan bayi tetap menyatu dengan plasentanya sambil terus lakukan skin to skin dengan ibunya. Letakkan bayi di atas dada ibu.

10. Apabila banyak darah yang keluar, beri ibu air minum untuk menghindari dehidrasi. Tetaplah bersikap tenang agar ibu juga rileks dan tetap sadar. Perdarahan adalah salah satu tanda adanya kemungkinan robekan di jalan lahir. Tahan perdarahan dengan kassa steril atau kain bersih. Tekan di tempat keluarnya darah.

11. Pastikan ibu dan bayinya tetap hangat dan nyaman sampai pertolongan datang.

12. Jika Anda tengah berada dalam perjalanan ketika persalinan darurat harus dilakukan, menepilah. Hubungi 118 untuk bantuan, lalu nyalakan lampu hazard. Sebisa mungkin posisikan ibu di kursi belakang mobil. Letakkan jaket, mantel, selimut, atau kain di bawahnya. Jika pertolongan tak kunjung datang, lakukan tahap-tahap seperti di atas. Jika bayi sudah lahir, segeralah berkendara ke rumah sakit terdekat. (M&B/SW/Dok. Freepik)