Bermain sangat penting untuk perkembangan anak. Menurut psikolog Roslina Verauli M.Psi, dengan bermain, Si Kecil dapat mengembangkan emosi, fisik, dan kemampuan kognitifnya. Bermain adalah cara anak untuk belajar mengenai tubuh, lingkungan, dan dunia ini.
Proses Belajar saat Bermain
Dr. Alison Gopnik, profesor psikologi di bidang perkembangan kognitif, dari University of California, Berkeley, AS, dalam sebuah artikel berjudul Let the Children Play! It's Good for Them, anak yang suka bermain, terutama bermain peran, memiliki pemahaman dan kemampuan berpikir lebih baik.
Bermain sendiri melibatkan 3 proses belajar, yaitu mengamati (seeing), berpikir (thinking), dan beraksi (doing). Berikut ini penjelasannya, Moms.
1. Mengamati (seeing). 80 persen proses belajar Si Kecil diperoleh dari apa yang ia lihat. Dengan mengamati, Si Kecil akan mendapat banyak informasi baru untuk diolah. Informasi ini akan semakin banyak diserap ketika ia menggunakan semua inderanya, karena biasanya, selain melihat, pada saat bermain Si Kecil juga akan menggunakan indera lain yang dimilikinya.
2. Berpikir (thinking). Proses mengumpulkan informasi akan membuat kesimpulan yang menghasilkan pengetahuan baru bagi Si Kecil.
3. Beraksi (doing). Si Kecil akan beraksi melakukan sesuatu yang telah ia amati dan pikirkan saat bermain.
Peran Orang Tua
Roslina Verauli menyarankan, agar proses belajar saat bermain berjalan dengan optimal, orang tua perlu memfasilitasi kegiatan bermain anak dengan baik. Memfasilitasi dalam hal ini tak selalu harus dengan menyediakan banyak mainan, tetapi juga dengan mendampingi Si Kecil selama proses belajar dan bermain.
Orang tua perlu mendampingi dan membimbing anak saat bermain agar proses belajar Si Kecil menjadi lebih terarah dan informasi yang diterima Si Kecil pun lebih mendalam. Selain itu, yang tak kalah penting, Moms juga harus menyediakan lingkungan bermain yang aman dan nyaman untuk Si Kecil.
Selamat mendampingi Si Kecil bermain dan belajar, Moms! (M&B/SW/Dok. Freepik)