Oksitosin biasa disebut sebagai hormon cinta karena memiliki pengaruh kuat dalam hubungan antar manusia. Hormon ini diproduksi oleh bagian otak bernama hypothalamus saat adanya kontak fisik dengan orang-orang yang disayangi, atau saat seorang ibu menyusui bayinya.
Oksitosin juga sering dijuluki sebagai hormon bonding. "Hormon inilah yang membuat Anda terenyuh ketika melihat bayi mungil, anak anjing yang lucu, dan kucing yang menggemaskan," ujar Irina Conboy, associate profesor of bioengineering di UC Berkeley, AS.
Fakta-Fakta Oksitosin
Berikut beberapa fakta menarik seputar hormon cinta ini.
1. Oksitosin adalah hormon yang selalu tersedia dan siap digunakan kapan pun. Sebuah pelukan, ciuman, atau kontak fisik sederhana yang berkaitan dengan cinta mengakibatkan otak mengeluarkan oksitosin yang membuat tingkat kepercayaan semakin meningkat sebagai efek jangka panjangnya.
2. Oksitosin berperan penting dalam pembentukan ikatan pada pasangan. Hormon ini membantu pasangan semakin intim dan memperkuat kepercayaan di antara mereka. Selain itu, hormon ini juga meningkatkan gairah seks dan ketertarikan yang semakin kuat pada pasangan.
3. Bukan hanya berkaitan dengan asmara, oksitosin juga berkaitan dengan ikatan antara ibu dan anak. Hormon ini penting dalam pembentukan bonding ibu dan anak, terutama pasca persalinan. Seorang ibu yang menyentuh dan menggendong bayinya setelah lahir akan mengeluarkan hormon oksitosin yang juga berguna untuk proses kontraksi rahim sehingga mengurangi risiko perdarahan.
4. Oksitosin memiliki efek pada perkembangan otak pada bayi baru lahir. Diketahui, level hormon oksitosin tertinggi ada pada saat ibu baru melahirkan dan bayi saat lahir. Itulah sebabnya skin to skin pasca persalinan sangatlah penting. Skin to skin sendiri memang diketahui mampu meningkatkan produksi oksitosin.
5. Prolaktin, hormon yang memproduksi ASI, bergantung pada oksitosin untuk berproduksi. Karenanya, ketika Anda stres, produksi ASI cenderung menurun. Tingkat kedua hormon ini berbanding lurus satu sama lain.
6. Penggunaan epidural ketika persalinan bisa memengaruhi produksi oksitosin dalam tubuh. Diketahui epidural bisa menghalangi jalur mengalirnya oksitosin dalam tubuh.
7. Oksitosin membantu melepaskan rasa takut dan kecemasan. Sebuah studi bahkan mengungkapkan bahwa oksitosin mampu membantu orang introvert untuk lebih terbuka dan berkomunikasi secara lebih nyaman dan mudah dengan orang lain.
8. Oksitosin mampu meredakan stres. Produksi hormon ini mengurangi produksi kortisol dan mengurangi tekanan darah. Selain itu, ada reseptor hormon oksitosin dalam sistem pencernaan manusia. Dalam prosesnya, hormon ini mampu mengontrol pergerakan usus, meningkatkan kemampuan pencernaan, dan menurunkan peradangan dalam usus.
9. Oksitosin juga diproduksi ketika Anda memeluk orang yang Anda sayangi, bahkan ketika Anda tengah bermain dengan hewan peliharaan. Jadi jika Anda tengah merasa sedih, mendapat pelukan hangat atau menghabiskan waktu bersama yang Anda cintai akan membantu mood menjadi lebih baik.
10. Oksitosin membantu keadaan psikologi dan kesehatan mental seseorang menjadi lebih baik. Permasalahan yang terjadi pada sistem hormon oksitosin berhubungan erat dengan adanya gangguan kesehatan mental, seperti penyakit schizophrenia, ketergantungan obat, dan kecenderungan untuk bunuh diri. (M&B/SW/Dok. Freepik)