BABY

Moms, Bolehkah Menggendong dan Mengayun Bayi?



Salah satu cara yang praktis untuk mengajak Si Kecil bermain adalah menggendong dan mengayun-ayunnya dalam dekapan Anda. Bahkan, hal ini juga efektif untuk meredakan tangisannya. Beberapa Moms pun melakukan hal ini sebagai sarana untuk membangun bonding antara ibu dan anak.

Kegiatan menggendong Si Kecil bisa menjadi momen kebahagiaan tersendiri. Karena bayi biasanya akan tersenyum, seperti bisa merasakan kasih sayang yang diberikan oleh orang tua untuknya. Rasa lelah setelah bekerja pun bisa hilang seketika saat melakukannya.

Selain itu, mengayunkan bayi bisa menjadi kesempatan untuk berkomunikasi yang efektif. Cara bermain yang praktis dan sederhana ini pun bisa menjadi stimulasi untuk motoriknya. Jadi, Si Kecil siap dan berani untuk belajar berjalan atau melompat.

Tetapi, beberapa ibu lain merasa bahwa kegiatan mengayunkan Si Kecil bisa menjadi kebiasaan buruk. Terutama ketika ingin menidurkannya, maka bayi Anda harus selalu diayun sampai ia tertidur atau akan rewel jika hal tersebut tidak dilakukan.

Saat menggendong atau mengayunkan bayi, ditakutkan juga bisa menghambat perkembangannya, seperti tengkurap atau merangkak. Bahkan perkembangan otaknya bisa terpengaruh. Maka, para Moms lainnya hanya mengajak main Si Kecil di atas kasur tanpa menggendong atau mengayunkannya.

Menanggapi hal tersebut, dr. Najib Advani, Sp.A, M.Med. Paed. menyarankan agar orang tua tidak mengayunkan bayi terlalu kencang. Sebab, hal tersebut dapat memicu Shaken Baby Syndrome (SBS), yaitu cedera atau pendarahan otak.

Tulang kepala bayi masih lunak dan otak belum terbentuk sempurna sehingga pembuluh darah bisa pecah. Gejala SBS yaitu muntah, kejang, sulit bernapas, kulit kebiruan. Risikonya terjadi pendarahan retina mata, kejang berulang, tumbuh kembang Si Kecil terhambat. Karena ityu, cara mengayun harus perlahan, jangan sampai bayi terguncang ya, Moms! (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)