BABY

Tindik pada Anak, Kapan Waktu yang Tepat?



Menindik telinga Si Kecil sesungguhnya sudah menjadi semacam tradisi di masyarakat kita. Tapi kapan sih waktu yang tepat untuk melakukannya?

Tidak sedikit Moms yang dibuat galau oleh kontroversi soal pemilihan waktu untuk melakukan tindik bagi sang buah hati. Ada yang mengatakan sebaiknya tindik dilakukan tak lama setelah lahir karena proses pemulihannya lebih cepat. Namun tak sedikit yang beranggapan, tindakan tindik harus menunggu hingga beberapa bulan atau bahkan setahun agar lebih aman. Lantas mana yang benar?

Sebenarnya tak ada patokan baku soal kapan waktu yang tepat untuk melakukan tindik. Dilakukan lebih awal atau menunggu anak Anda sedikit lebih besar, sama-sama punya nilai plus dan minus. Berikut adalah beberapa hal yang perlu Moms ketahui soal tindik pada Si Kecil:


1. Lebih Awal atau Menunda

Dengan menindik Si Kecil lebih awal, Moms cenderung lebih memerhatikan kondisi telinganya. Ibu tentu akan memastikan telinga bayi tidak mengalami infeksi atau masalah apa pun setelah ditindik.

Selain itu, melakukan tindik pada usia dini bisa meminimalisasi munculnya jaringan parut atau keloid pada telinga yang ditindik. Menurut artikel dari Journal of Pediatric, keloid atau bekas luka tebal sering muncul pada telinga anak yang ditindik ketika berusia lebih dari 11 tahun.

Keloid terkadang bisa sulit untuk diobati. Bahkan bukan tak mungkin, dibutuhkan suntikan dan operasi untuk menghilangkannya.

Di sisi lain, Moms bisa lebih mudah memberi pengarahan kepada anak jika menunda untuk melakukan tindik hingga ia berusia, misalnya dua tahun. Di usia tersebut, anak sudah bisa dilarang untuk tidak memainkan antingnya sehingga mengurangi risiko terjadinya infeksi.


2. Minimal Dua Bulan

Jika memang ingin melakukan tindik lebih awal, disarankan Moms menunggu hingga bayi setidaknya berusia dua bulan. Alasannya, agar terhindar dari infeksi. Perlu diketahui, bayi berusia di bawah dua bulan lebih rentan terkena infeksi, khususnya infeksi kulit. Dua hingga enam bulan, disebut-sebut sebagai periode yang paling pas untuk menindik telinga buah hati Anda.


3. Pentingnya Imunisasi

Sebelum melakukan tindik, Moms perlu memastikan Si Kecil sudah mendapat imunisasi Difteria-Tetanus-Pertusis guna meminimalisasi potensi terjadinya infeksi setelah tindik.


4. Pilih Tempat

Moms dianjrukan melakukan tindik di rumah sakit atau klinik. Dokter biasanya akan menggunakan alat tindik steril yang terbuat dari baja bedah hypoallergenic atau tidak terlalu berisiko menimbulkan alergi.

Selain itu, dianjurkan untuk menggunakan jarum tindik yang terbuat dari emas, perak, platinum, titanium, atau stainless steel. Bahan-bahan tersebut dapat meminimalisasi risiko infeksi, ruam, dan alergi. Hindari logam yang mengandung nikel dan kobalt, karena logam dengan campuran kedua bahan tersebut seringkali menimbulkan alergi.


5. Bentuk Anting

Untuk bayi, Moms bisa memilih anting yang berbentuk bulat, sangat kecil, dan bagian depannya datar. Penutup anting juga harus menutupi seluruh bagian belakang anting.

Sangat tidak disarankan untuk memakaikan anting menjuntai pada bayi karena ia bisa menarik anting hingga terlepas dan melukai diri sendiri. Anting menjuntai atau berbentuk lingkaran yang terlalu besar kemungkinan bisa tersangkut pada pakaian, perhiasan, dan rambut orang dewasa.


Perawatan Lanjutan

Si Kecil sudah ditindik, tapi tugas Moms belum selesai. Telinga anak Anda masih harus mendapat perhatian khusus setidaknya empat hingga enam pekan agar tidak terjadi infeksi. Berikut adalah perawatan yang bisa dilakukan setelah melakukan tindik pada telinga anak:

• Seminggu sekali, buka anting bayi dan bersihkan kedua antingnya. Bersihkan anting menggunakan kapas yang sudah dicelupkan ke cairan disinfektan.

• Bersihkan telinga bayi yang baru ditindik menggunakan tangan. Pastikan tangan Moms bersih dan steril saat melakukannya. Anda juga bisa menggunakan sabun anti bakteri yang aman bagi bayi.

• Bubuhkan sedikit disinfektan ke telinga bayi. Lakukan selama 45 hari setelah ditindik guna mencegah perkembangbiakan bakteri.

• Selain terkena debu, infeksi juga kerap terjadi karena bayi sering menarik-narik telinganya. Moms harus segera menghentikan jika bayi mulai melakukan kebiasaan ini dengan mengalihkan perhatiannya terhadap hal lain.

Anda yang memilih untuk menunda tindik pada telinga anak hingga usia dua tahun, bisa lebih mudah memberitahunya untuk tidak memainkan telinga. Meski begitu, Anda tetap harus memperhatikan kegiatan Si Kecil. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)