BABY

Bayi Tidur Mendengkur, Ini alasannya, Moms



Saat menemani Si Kecil tidur, pernahkah Moms mendengar suara dengkuran? Jangan heran, karena memang bukan hanya orang dewasa yang bisa mendengkur kala tidur. Bayi yang tengah terlelap juga bisa lho mengeluarkan suara yang biasa kita sebut ngorok.

Namun Moms perlu tahu, dengkuran pada bayi memiliki dua arti. Simak cara membedakan mana dengkuran yang berbahaya dan mana yang tidak.


Dengkuran Normal

Bayi membutuhkan waktu tidur lebih panjang daripada balita dan orang dewasa untuk mendukung tumbuh kembangnya. Jika sesekali bayi Anda mendengkur atau mengeluarkan bunyi dengusan saat tidur, hal tersebut dikategorikan wajar dan tak perlu dikhawatirkan. Khususnya jika dengkuran atau dengusan itu memiliki ritme yang stabil. Menurut penelitian, fenomena semacam ini terjadi pada 2 persen anak-anak di AS.

Menurut tim medis dari www.babycenter.com, kebanyakan penyebab bayi mendengkur adalah karena hidung tersumbat sehingga ada bunyi dalam hembusan napasnya. Hidung tersumbat biasanya terjadi sebagai efek dari demam. Oleh sebab itu, jika Si Kecil demam, cobalah beri ia alat penguap (vaporizer) atau alat pelembap udara (humidifier) agar ia bisa bernapas lebih nyaman.


Harus Waspada

Moms harus waspada jika bunyi dengkuran terus terjadi sepanjang tidur Si Kecil karena hal tersebut bisa mengindikasikan adanya masalah. Coba perhatikan bagaimana ia mendengkur.

Jika dengkuran itu berselang naik-turun dan diikuti oleh bunyi napas yang terengah-engah, kemungkinan terjadi sumbatan di saluran udara pada paru-parunya. Hal ini bisa jadi pertanda ia menderita Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS). Jika Anda melihat gejala ini pada bayi Anda, segera bangunkan dia guna menghindari terjadinya Sudden Infant Death Syndrome (SIDS).

OSAS adalah masalah serius dan harus diwaspadai karena bisa menyebabkan gangguan dalam pertumbuhan Si Kecil akibat kurangnya suplai oksigen dalam dirinya. Anda sebaiknya segera menghubungi dokter anak spesialis yang menangani masalah telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) atau dokter ahli masalah tidur, untuk mengambil tindakan lanjut.

Selain OSAS, alergi juga bisa menyebabkan dengkuran pada bayi. Jika demikian, pasang penyaring udara di kamarnya, jauhkan binatang peliharaan darinya, serta beri obat alergi jika dibutuhkan.

Bayi berusia di atas enam bulan dan mendengkur setiap hari, juga bisa menjadi pertanda beberapa masalah berikut ini:

1. Sekat hidung miring (deviasi septum)

Septum adalah tulang yang memberi sekat pada hidung sehingga lubang dan saluran hidung menjadi dua. Apabila tulang ini miring ke salah satu sisi, maka akan menyebabkan terhambatnya salah satu saluran pernapasan. Deviasi septum bisa mengakibatkan bayi bernapas dengan hanya satu lubang hidung dan terdengar seperti tengah mendengkur.

2. Laringomalasia (laryngomalacia)

Laringomalasia adalah kelainan yang menyebabkan bayi bernapas dengan berisik dan mendengkur ketika tidur. Hal ini disebabkan oleh tulang rawan yang berfungsi sebagai pembuka jalur pernapasan belum matang sempurna.

Laringomalasia akan berangsur-angsur menghilang ketika bayi sudah berumur di atas dua tahun. Ketika bayi penderita laringomalasia menarik napas, akan terlihat memiliki cekungan pada leher di atas lekukan tulang dada. Pada beberapa bayi dengan laringomalasia yang parah, akan terdapat gangguan makan dan pernapasan sehingga perlu menggunakan tabung pernapasan dan menjalani operasi rekonstruktif.

3. Pembengkakan kelenjar amandel

Radang tonsil dan adenoid (kelenjar amandel) merupakan penyebab bayi dan anak-anak mendengkur. Pada bayi, umumnya kedua kondisi ini disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Gejala radang amandel pada bayi bisa berupa meningkatnya pengeluaran air liur, bayi tak mau menyusu, demam, dan rewel karena kesakitan.


Cara Mengatasi Dengkuran pada Bayi

Jika bukan karena penyakit serius, dengkuran pada bayi bisa ditangani dengan cara-cara seperti ini:

• Memperbaiki posisi tidur. Posisikan bayi agar tidur telentang sehingga memudahkan bayi bernapas.

• Membuka saluran pernapasan bayi. Jika Anda memiliki shower atau pancuran,mandi dengan air hangat dan gendong bayi dekat shower. Udara hangat dan lembap bisa mempermudah bayi mengeluarkan lendir berlebih dalam saluran pernapasannya.

• Gunakan nasal aspirator atau pipet pembersih hidung bayi untuk mengeluarkan cairan berlebih. Anda dapat membeli alat tersebut di apotek. Jangan lupa baca aturan pemakaiannya.

• Larutan saline. Jika lendir pada hidung bayi sulit dikeluarkan, gunakan larutan garam steril untuk hidung (nasal saline spray) guna mengencerkan sumbatannya. Sebagai alternatif, Moms bisa membuat larutan garam dengan mencampurkan seperempat sendok teh garam ke dalam segelas air bersih (sekitar 200 ml). Semprotkan larutan garam tersebut ke dalam hidung bayi yang tersumbat menggunakan nasal aspirator. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)