BABY

3 Masalah Kesehatan Bayi yang Sering Mengkhawatirkan



Sebagai ibu, wajar saja jika Anda khawatir akan kesehatan Si Kecil. Sedikit saja ada kondisi yang tidak biasa, Anda bisa panik, termasuk ketika Si Kecil mengeluarkan sisa-sisa makanan dan minuman dari tubuhnya.

Memang tidak mudah bagi Anda untuk mengetahui, kondisi mana yang normal, dan mana yang patut dikhawatirkan. Apalagi Si Kecil belum bisa berbicara sehingga tidak bisa mengatakan perasaannya. Itu sebabnya, Anda harus mengenali gejalanya agar Anda tahu kapan boleh panik dan kapan harus tenang-tenang saja. Berikut ini beberapa kondisi yang umum dijumpai pada bayi.


Muntah

Mengeluarkan kembali isi perutnya sering kali terjadi pada bayi, bisa berupa gumoh (cairan susu mengalir dari mulut) atau muntah (cairan atau makanan keluar dalam jumlah banyak, dengan atau tanpa kontraksi lambung). Keduanya merupakan hal biasa, bukan gejala suatu penyakit yang serius.

Dokter Rianita Syamsu, Sp.A dari RSU Bunda Margonda Depok, mengatakan bahwa sebagian besar bayi, sampai berusia 8 bulan, akan sering mengalami hal seperti itu. "Otot pengunci mulut lambung belum kuat. Jika lambungnya terisi penuh, otot tersebut tidak dapat menahan isi lambung, sehingga gampang muntah," katanya.

Kondisi ini masih normal jika cairan atau makanan yang masuk masih lebih banyak daripada yang keluar. Artinya, cairan atau makanan yang masuk masih cukup untuk menunjang pertumbuhan bayi.

Menurut dr. Rianita, ada batas tertentu yang membuat Anda boleh panik, misalnya ketika muntah lebih dari dua kali sehari, padahal Anda sudah melakukan upaya untuk mencegahnya, seperti:

• Bantu ia bersendawa agar cairan masuk dengan sempurna,

• Setelah menyusui, atur posisi bayi agar leher dan kepala lebih tinggi 30-60 derajat dibandingkan perut,

• Hindari posisi tubuh bayi datar sampai 1 jam setelah menyusui.


Buang Air Besar

BAB kerap menjadi masalah. Ada bayi yang BAB terlalu sering, tapi ada pula bayi yang justru sangat jarang, misalnya hanya sekali dalam seminggu.

Pada minggu-minggu pertamanya, umumnya bayi akan sering BAB dengan warna dan tekstur tinja yang berubah-ubah. Sebagian bayi bahkan akan BAB setiap kali selesai menyusu. Kondisi ini seringkali membuat para ibu khawatir Si Kecil terkena diare. Padahal, menurut dr. Rianita, hal tersebut normal terjadi pada bayi usia 1-4 minggu.

"Bayi lahir dengan enzim pencernaan terbatas sehingga susu yang ia konsumsi tidak semuanya terserap. Yang tidak terserap itu akan menjadi kotoran dan gas, bahkan bisa 10 kali sehari," katanya.

Perlu juga Anda ketahui, ASI yang menjadi asupan utama bayi mengandung enzim yang memudahkan kotoran, termasuk bilirubin yang tidak terpakai, keluar melalui tinja.

Jadi, jika Si Kecil sering BAB, belum tentu terkena diare. Diare yang ditandai dengan tubuh lemas, jarang buang air kecil, rewel, serta pada tahap lebih lanjut, matanya cekung dan mulut kering, sangat jarang pada newborn. Nah, kalau sudah diare, pastikan bayi Anda tidak kekurangan cairan dengan terus memberinya ASI.

Sebaliknya, memasuki usia 1-4 bulan, Si Kecil justru akan jarang BAB, bisa seminggu atau bahkan 12 hari sekali. Kondisi ini masih wajar, bukan gejala konstipasi atau sembelit. Menurut dr. Rianita, pada usia tersebut, enzim pencernaan bayi sudah bertambah. "Dengan frekuensi menyusu sama, BAB akan tidak lancar karena hampir semuanya diserap, hanya tersisa sedikit ampas saja untuk dikeluarkan," ujarnya.


Buang Air Kecil

Dikutip dari breastfeeding.com, bayi baru lahir umumnya buang air kecil pertama kali setelah 12-24 jam. lalu, pada hari-hari pertama, bayi yang mendapat ASI eksklusif tidak banyak BAK. Ini terkait dengan suplai ASI yang belum terlalu banyak, sehingga seluruh ASI yang didapat langsung diserap. Namun, setelah enam hari, dan bayi mendapatkan lebih banyak ASI, ia akan lebih banyak menghasilkan urine. Dari perubahan frekuensi BAK itu, dari jarang menjadi sering, kadang-kadang membuat para ibu khawatir. Sebenarnya, peningkatan frekuensi BAK justru baik untuk Si Bayi. Perlu diketahui, kandung kemih bayi kapasitasnya sangat kecil, sekitar 15 ml (satu sendok makan), sehingga lebih sering dikeluarkan.

Dalam 24 jam, bayi bisa berkemih sampai 20 kali. Dari frekuensi BAK itu, Anda bisa mengetahui bahwa ia mendapatkan cukup ASI. (M&B/Tiffany/SW/Dok. Freepik)