BABY

Perlukah Stimulasi Berjalan untuk Bayi?



Selalu ada yang pertama untuk segala sesuatu. Ungkapan ini memang berlaku untuk semua hal, termasuk saat buah hati Anda mulai menjejakkan kakinya ke lantai untuk berjalan.

Melihat Si Kecil melangkahkan kakinya untuk pertama kali adalah momen istimewa bagi Moms dan Dads sebagai orang tua. Namun perlukah ia dirangsang untuk bisa berjalan, atau biarkan saja karena nantinya toh Si Kecil akan mampu berjalan dengan sendirinya?


Kapan Si Kecil Mulai bisa Berjalan?

Menurut dr. Attila Dewanti, Sp.A dari Brawijaya Women & Children Hospital, normalnya seorang bayi bisa berjalan adalah ketika usianya sekitar 12-15 bulan. Pada usia ini, otot-otot besar di tungkai kakinya sudah kuat untuk menopang tubuhnya.

Sedangkan seorang anak dikatakan terlambat berjalan jika pada usia 18 bulan ia belum juga bisa berjalan. Dan ini bisa terjadi karena kemampuan motoriknya kurang terstimulasi, misalnya kebiasaan orang-orang di sekitarnya yang terlalu sering untuk menggendongnya.

Jadi, stimulasi atau rangsangan yang tepat sangat penting. Si Kecil memang perlu diajarkan berjalan dengan cara ditatah, merambat, atau hal lainnya.

Menurut www.brighthub.com, tanda bahwa seorang bayi bisa distimulasi untuk berjalan adalah ia bisa duduk tegak dan bangun sendiri tanpa dibantu. Dan menurut www.ehow.com, usia untuk bayi bisa mulai dilatih berjalan adalah 9-10 bulan.


Bagaimana Stimulasi yang Tepat?

Stimulasi yang tepat, kata dr. Attila, adalah dengan memberikan tempat bermain yang luas dan aman, sehingga Si Kecil bisa bereksplorasi dengan maksimal. Hal ini akan membuat kekuatan motoriknya meningkat, namun stimulasi ini harus diberikan sesuai dengan usia perkembangan anak.

"Tidak ada ukuran pasti mengenai berapa banyak stimulasi yang bisa diberikan agar anak bisa berjalan. Yang pasti, Anda harus memerhatikan kondisinya. Bila Si Kecil tampak kelelahan, sebaiknya berhenti dan lakukan ketika ia sudah siap kembali," jelas dr. Attila.


Bolehkah Menggunakan Baby Walker?

Mengenai penggunaan baby walker yang menjadi pro dan kontra, dr. Attila tidak menganjurkan karena ini hanya akan membuat bayi berjalan ke satu arah saja, dan biasanya ia akan lebih banyak berjinjit.

Beberapa penelitian juga menyatakan bahwa penggunaan baby walker tidak membantu bayi belajar berjalan, bahkan efeknya justru memperlambat perkembangan motorik anak. American Academy of Pediatrics (AAP) pun melarang penggunaan baby walker karena banyak menyebabkan kecelakaan, walaupun sebagian besar adalah kecelakaan ringan.

Penggunaan baby walker hanya menstimulasi sebagian serabut motorik otot, yaitu otot-otot betis. Padahal, prasyarat untuk bisa berjalan dengan lancar dan benar membutuhkan latihan pada otot lain, seperti otot paha dan pinggul. Karena tidak merangsang seluruh otot Si Kecil, ia justru menjadi lambat berjalan.

Penelitian pada bayi usia 6-15 bulan yang diberikan baby walker menunjukkan bahwa bayi tersebut lebih sering duduk, merangkak, dan berjalan lebih lambat daripada bayi yang tidak memakai baby walker.

Secara psikologis, baby walker memang membuat anak merasa lebih nyaman duduk tanpa harus bersusah payah menjejakkan kaki untuk belajar berjalan. Akibatnya ia jadi malas mencoba berjalan. (M&B/SW/Dok. Freepik)