TODDLER

Hati-Hati! Balita Juga bisa Alami Bulimia lho, Moms



Tahukah Moms, masalah makan yang dialami Si Kecil saat bayi dan balita, misalnya tersedak dan picky eater dapat menjadi gangguan makan seperti bulimia dan anoreksia? Oleh karena itu, sangat penting untuk mendeteksi dini gangguan makan yang terjadi agar Si Kecil tidak memiliki ketakutan tertentu terhadap kegiatan makan.

Disadari atau tidak, gangguan makan yang terjadi pada pertengahan masa kanak-kanak merupakan kelanjutan dari gangguan makan pada bayi dan balita yang luput ditangani.


Mewaspadai Gangguan Makan Anak

Sebagian besar literatur tentang gangguan makan menyebutkan bahwa masalah bulimia umumnya terjadi pada wanita dewasa. Namun, faktanya ditemukan pula penderita bulimia di usia balita. Ini menunjukkan bahwa gangguan tersebut juga terjadi pada anak-anak usia dini, ketika mereka sudah terampil makan.

Sementara, gejala dini gangguan bulimia dan anoreksia baru mulai jelas teramati saat mereka menginjak usia 4-5 tahun. Bahkan di AS, 2 dari 100 anak mengalami bulimia dan anoreksia.

Psikolog Tara de Thouars, BA, M.Psi menyebutkan bahwa di AS, fenomena bulimia dan anoreksia memang sudah lazim terjadi. Itulah sebabnya 2 jenis gangguan makan ini dimasukkan ke dalam kategori diagnosis eating disorder dalam The Diagnostic and Statistical manual of Mental Disorders Edisi ke-4 (DSM-IV).


Bulimia vs Anoreksia

Meskipun keduanya termasuk gangguan makan, bulimia dan anoreksia berbeda. Bulimia adalah kondisi gangguan makan yang ditandai dengan pola makan yang sangat berlebihan, dikenal dengan periode bingeing lalu diikuti dengan periode purging. Si Kecil cenderung makan banyak, tetapi kemudian memuntahkan makanannya kembali atau dengan sengaja memasukkan jari-jemarinya untuk membuat makanannya keluar dari perut.

Sementara anoreksia merupakan gangguan makan yang dikategorikan dengan perilaku diet atau olahraga yang berlebihan demi mengurangi berat badan, seringkali hingga kondisi tubuh menjadi kelaparan. Namun, kasus anoreksia pada anak-anak sangat jarang terjadi.


Hati-Hati Anak Meniru Anda!

Anak-anak merupakan peniru yang ulung. Itulah sebabnya Anda mesti ekstra hati-hati dalam berperilaku sehari-hari. Bulimia yang dilaporkan terjadi pada wanita dewasa bisa saja muncul pada diri Anda.

Dengan alasan ingin kembali langsing setelah melahirkan dan menyusui, Anda menempuh cara-cara instan yang keliru seperti bulimia ini. Saat Anda memuntahkan kembali makanan Anda usai makan bersama, bukan tak mungkin hal ini terlihat Si Kecil dan ia tergerak untuk meniru perilaku Anda tersebut. Awalnya hanya meniru, tapi lama-kelamaan dapat menjadi kebiasaan yang tentu saja bersifat buruk.

Selain itu, menurut Tara, anak-anak yang tumbuh di lingkungan konflik juga berisiko terkena gangguan makan. Mereka cenderung merasa tidak aman, sehingga bisa berperilaku menyimpang.


Bulimia Pengaruhi Fungsi Tubuh

Jangan anggap remeh gangguan bulimia pada Si Kecil karena hal ini dapat memengaruhi kelancaran fungsional tubuhnya yang sedang aktif-aktifnya tumbuh. Bulimia akan menyebabkan gangguan pada sejumlah organ tubuh, antara lain:

• Otak: Depresi, takut gemuk, mudah cemas, cenderung malas, malu, dan percaya diri rendah.

• Otot: Mudah lelah

• Lambung: Tukak lambung, nyeri, koyak, kosong

• Kulit: Abrasi buku-buku jari, kulit kering

• Darah: Anemia

• Jantung: Denyut jantung tidak teratur, otot jantung lemah, serangan jantung, tekanan darah rendah.

• Usus halus: Sembelit, BAB tidak teratur, kembung, diare, perut kram.

• Hormon: Produksi abnormal


Sembuhkan Segera!

Anak-anak yang menderita bulimia tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Oleh karena itu, tindakan pertolongan harus segera diberikan, dimulai dengan berkonsultasi pada dokter ahli. Terapi yang tepat dan komprehensif serta pendekatan psikologis akan bisa membantu Si Kecil sembuh dari bulimia.

Yang juga penting, ternyata, para orang tua yang membiasakan untuk makan bersama dengan anak-anak mereka bisa mencegah bulimia, seperti dilaporkan tim peneliti dalam Journal Pediatrics. (M&B/SW/Dok. Freepik)