TODDLER

Mengenal Jenis-Jenis Alergi pada Anak dan Gejalanya



Alergi merupakan reaksi berlebihan yang dilakukan tubuh terhadap benda asing di sekitarnya, yang disebut alergen. Reaksi tersebut muncul karena tubuh salah mengartikan zat yang masuk sebagai suatu yang berbahaya. Ada berbagai macam jenis alergi yang dapat menyerang Si Kecil, mulai dari asma, dermatitis atopik atau dikenal dengan sebutan eksim, urtikaria, rinitis, dan sebagainya.

Beberapa kondisi ini umumnya disebabkan oleh susu sapi, beberapa jenis ikan, dan protein yang sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu, alergen juga bisa berasal dari lingkungan sekitar, seperti serangga, bulu binatang, serbuk sari, atau bahan makanan (kacang-kacangan dan telur), bahan kimia, logam, polusi udara dan rokok.

Alergi paling banyak ditemukan pada anak berusia di bawah dua tahun, terutama saat usianya tiga bulan. Pada usia tersebut, Si Kecil sangat rentan terkena alergi, karena sistem kekebalan tubuhnya belum berkembang secara sempurna. Munculnya alergi juga tidak selalu muncul di saat pertama atau kedua ia terpapar alergen.


Gejala Alergi

Berikut gejala alergi yang dialami oleh Si Kecil, Moms:

• Gangguan kulit: Timbul rasa gatal atau ruam pada kulit, serta eksim pada kulit Si Kecil.

• Gangguan pernapasan: Si Kecil akan batuk pilek berulang kali, muncul mengi atau napas yang berbunyi, serta asma.

• Gangguan pencernaan: gejalanya ditandai dengan diare, muntah, dan sembelit yang dialami Si Kecil.


Deteksi Pencetusnya

Dokter Endah Citraresmi, Sp.A, Ahli Alergi Anak RSIA Harapan Kita mengatakan cara paling tepat untuk mencegah dan mengatasi alergi adalah dengan menghindari pencetusnya. Hal itu dapat diketahui melalui beberapa diagnosis berikut ini:

1. Sejarah alergi

Informasikan kepada dokter segala hal tentang riwayat penyakit yang diderita keluarga. Keterangan itu berguna untuk membantu dokter mendiagnosis kemungkinan alergi yang dimiliki Si Kecil.

2. Asupan makanan harian

Saat memberikan MPASI pertama kali pada Si Kecil, sangat dianjurkan untuk memulainya dengan memperkenalkan satu jenis makanan saja, selama 3-4 hari berturut-turut. Proses itu berguna untuk mengetahui ada atau tidaknya reaksi alergi dari makanan yang diberikan.

3. Lakukan prick test

Cara medis yang paling sering dilakukan untuk mendeteksi alergi saat ini adalah dengan melakukan prick test. Tahapan melakukan tes tersebut adalah sebagai berikut:

• Kulit di daerah tangan Si Kecil akan dituliskan nomor urut dan kode tersebut.

• Zat yang merupakan ekstrak dari sejumlah alergen diteteskan di samping nomor irit dan kode tersebut.

• Setelah didiamkan beberapa saat, akan terlihat reaksi di kulit tangannya. Jika muncul bentol kemerahan, maka dapat dipastikan bahwa zat tersebut merupakan alergen bagi Si Kecil.


Bisakah Disembuhkan?

Alergi yang dimiliki sejak kecil belum bisa disembuhkan sepenuhnya. Sebagian ahli beranggapan, jika seorang anak memiliki alergi, maka ia akan terus membawanya hingga dewasa. Hanya saja manifestasi alerginya akan berubah.

Misalnya, saat masih bayi, gejala alergi yang terjadi mungkin berupa ruam merah pada kulit. Namun ketika dewasa, gejala tersebut berubah menjadi rhinitis atau sering bersin jika terkena pencetus alergi atau alergennya. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)