TODDLER

Begini Taktik Tepat Menerapkan Time-Out pada Balita



Salah satu bentuk keterampilan hidup yang penting sekali diajarkan sejak dini adalah disiplin. Disiplin membantu Si Kecil memahami peraturan dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.

Disiplin dapat dijalankan dengan metode reward (memberikan penghargaan) dan punishment (memberikan hukuman). Time-out adalah salah satu metode punishment yang dapat diterapkan, dan ini taktik untuk melakukannya, Moms.


Mengenal Metode Time-Out

Time-out, menurut Efriyani Djuwita, M.Si., psikolog anak dari Klinik Terpadu Fakultas Psikologi UI, adalah salah satu bentuk disiplin di mana anak ditarik dari situasi yang menyenangkan atau nyaman karena ia telah melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan. Time-out biasanya cocok untuk anak usia 2-5 tahun.

Apakah bentuk hukuman itu efektif? Novita Tandry dalam buku Bad Behaviour, Tantrums, and Tempers, menulis, "Time-out adalah bentuk hukuman yang populer di Amerika. Tapi saya pikir belum ada bukti anak-anak Amerika lebih baik perilakunya daripada anak-anak di negara lain. Jadi, time-out bukanlah penghasil keajaiban tetapi bisa bermanfaat."

Time-out dapat dilakukan dalam situasi di mana anak mengamuk atau melakukan sesuatu yang buruk (misalnya berkelahi dengan temannya). Akan lebih efektif jika Anda segera menghukum anak begitu perilaku buruk tersebut muncul.

Untuk melakukan teknik disiplin ini, Anda harus menentukan perilaku tidak pantas yang perlu hukuman, Anda harus tahu target perilaku yang Anda harapkan dari Si Kecil, dan Anda juga harus menentukan juga ruang hukuman.

Sebelumnya, tentu Anda harus mensosialisasikan masalah itu kepada Si Kecil. Misal, dengan memberitahukannya perilaku buruk yang harus dihindari, perilaku yang diharapkan, dan bentuk hukuman serta aturan hukuman tersebut.


Menerapkan Cara yang Pas

Time-out dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

• Attention time-out, dengan menghentikan perhatian kepada Si Kecil sat mereka berperilaku buruk. Caranya adalah dengan memindahkan Si Kecil ke ruangan lain, misalnya kamarnya. Atau Anda bisa saja masih berada di ruangan yang sama, tapi mengacuhkan Si Kecil.

• Activity time-out, dengan meminta anak menghentikan kegiatannya atau meninggalkan mainannya sebagai konsekuensi dari perilaku buruknya. Namun, ia harus tetap berada di dalam ruang kegiatan untuk melihat kegiatan yang sedang berlangsung yang terpaksa mereka lewatkan.

Adapun untuk patokan waktu hukuman bisa disesuaikan dengan usia anak. Misalnya, saat anak berusia 3 tahun, hukuman bisa berlangsung selama 5 menit, dan jika ia berusia 4-5 tahun, hukuman bisa berlangsung selama 10 menit.

Namun untuk kasus-kasus khusus, seperti Si Kecil marah dan mengamuk, Anda disarankan tidak memakai patokan waktu baku. Anda bisa menerapkan, misalnya, "Kamu boleh ke luar ruangan atau bermain kalau kamu sudah berhenti menangis dan berteriak."


Konsistensi dan Pengendalian Emosi

Disiplin, apa pun bentuknya, akan berhasil jika Anda melakukannya dengan konsisten. Misalnya, Anda harus konsisten dengan waktu hukuman yang ditetapkan.

Manfaat metode ini adalah mengajarkan Si Kecil untuk mampu meredakan emosi dan mengontrol perilaku. Saat diasingkan, Si Kecil akan belajar menganalisis perilakunya.

Time-out juga bisa bermanfaat untuk Anda, Moms. Saat jauh dari Si Kecil, Anda berarti memiliki waktu untuk meredakan amarah. Saat berjauhan, coba tarik napas panjang dan tutup mata Anda selama 10 detik. Anda akan merasakan segala amarah terkendali.


Penjelasan atas Hukuman

Memberi penjelasan atas hukuman adalah tahap yang tidak boleh Anda lewatkan. "Pastikan anak mengetahui kesalahannya dan meminta maaf atas kesalahannya tersebut. Jika ia tidak menyesali atau masih berperilaku buruk, Anda bisa memberikan time-out untuk aktivitas yang ia sukai," kata Efriyani.

Hal penting lain yang harus Anda lakukan adalah mengatakan bahwa Anda tetap mencintai Si Kecil walaupun ia dihukum. Namun Anda harus tegas menjelaskan bahwa perilaku buruk yang telah dilakukan tetap tidak boleh dilakukan olehnya. (M&B/SW/Dok. Freepik)