Pada 12 bulan pertamanya, Si Kecil banyak mengalami perkembangan yang cukup signifikan, salah satunya adalah kemampuan untuk duduk. Moms tentu penasaran, normalnya pada usia berapa buah hati Anda bisa duduk sendiri tanpa bantuan?
Perlu diketahui, perkembangan setiap anak tentunya berbeda-beda. Akan tetapi biasanya, Si Kecil akan mulai belajar duduk dengan bantuan pada usia 6 bulan. Apabila ia tidak memiliki masalah pertumbuhan dan perkembangan, bayi bisa duduk sekitar usia 7 hingga 9 bulan.
Proses Duduk
Untuk bisa duduk sendiri, bayi biasanya melalui beberapa proses. Awalnya, ia akan belajar untuk mengangkat kepalanya terlebih dahulu. Bayi yang bisa menopang lehernya sendiri baru bisa maju ke tahap perkembangan motorik berikutnya, yakni berguling.
Pada saat ini, bayi memang belum bisa duduk sendiri. Meski begitu, Anda sudah dapat menopangnya untuk duduk dan pengalaman yang luar biasa akan dirasakan Si Kecil karena pemandangan yang dilihatnya berubah. Awalnya, bayi hanya bisa melihat ke atas, tapi kini ia bisa melihat ke sekelilingnya.
Semakin sering diajak berlatih, Si Kecil akan mampu untuk duduk tegak dengan bantuan Moms atau Dads. Semakin lama, ia menemukan kenikmatan di posisi ini dan akan selalu berusaha untuk duduk.
Kala bayi memasuki usia 6 bulan, bayi biasanya sudah mulai mengembangkan kemampuan serta kekuatan otot-otot leher serta otot punggung untuk bisa duduk sendiri tanpa dukungan.
Namun untuk beberapa bayi, kemampuan duduk sendiri tanpa bantuan baru berkembang pada usia 9 bulan, khususnya jika bayi lebih sering dibaringkan di tempat tidur tanpa dilatih untuk duduk. Pada usia 7 bulan, bayi mungkin dapat masuk ke posisi duduk sendiri dengan mendorong naik dari perutnya. Akan tetapi, sebagian besar bayi perlu ditarik ke posisi duduk oleh Moms dan Dads hingga sekitar 11 bulan.
Tanda Siap Duduk
Pada usia 4 bulan, bayi mungkin akan mampu menahan kepalanya dengan stabil pada posisi setengah berbaring. Akan tetapi ada fase ini, kepala bayi masih belum cukup kuat untuk ditarik ke posisi duduk.
Moms bisa membantu Si Kecil melatih otot-otot leher dan bahunya agar mampu menopang kepala. Saat bayi berada dalam posisi terlentang, tarik secara perlahan ke posisi duduk dengan sedikit topangan di daerah kepala. Ketika bayi sudah dapat ditarik tanpa ditopang kepalanya, maka artinya ia sudah siap diajak duduk dengan bantuan, ditopang, atau disandarkan pada pangkuan.
Ketika bayi sudah bisa duduk tegak tanpa bantuan, cobalah untuk menempatkan mainan di depan kaki bayi Anda saat ia dalam posisi duduk. Bukan tak mungkin, ia akan mencoba meraih mainan tersebut dan lama-kelamaan bisa menopang badan dengan tangannya sendiri.
Selanjutnya Anda juga bisa menempatkan mainan sejajar dengan matanya. Coba dapatkan perhatian Si Kecil, dan ia akan mencoba meraih mainan tersebut dalam posisi duduk.
Hal-hal yang perlu dilakukan Moms, agar Si Kecil bisa mengasah keterampilannya untuk duduk, antara lain:
⢠Mendudukkan bayi di atas pangkuan atau di antara kaki Anda di lantai. Sambil melakukan hal ini, Anda dapat membacakan buku, bernyanyi, atau mencoba berbagai permainan gerakan untuk bayi.
⢠Tummy time. Biasakan bayi untuk melakukan tummy time beberapa menit, beberapa kali dalam sehari.
⢠Setelah bayi mulai bisa duduk secara mandiri, letakkan bantal di sekeliling bayi guna menjaganya saat mereka duduk di lantai. Pastikan juga bayi duduk di permukaan yang rata.
Jangan Khawatir Apabilaâ¦
Jika bayi sudah menginjak usia 6, 7, atau 8 bulan, tapi belum bisa duduk meski tanpa bantuan, Moms jangan terlalu khawatir. Anda bisa terus membantunya berlatih mengembangkan keterampilan ini hingga Si Kecil siap untuk duduk sendiri.
Apabila Si Kecil sudah mulai belajar duduk, pastikan Anda selalu berjaga di sekelilingnya. Ada kalanya, bayi terjatuh miring atau hanya mampu duduk sebentar. Anda bisa memberinya kesempatan beristirahat, dan mencoba berlatih lagi di waktu yang berbeda.
Namun jika Si Kecil belum mulai duduk pada usia 9 bulan, disarankan Moms membawanya ke dokter agar diperiksa kondisi motoriknya. Keterlambatan duduk pada bayi, berpotensi berpengaruh terhadap perkembangan motorik kasar lainnya. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)