Selama menjalani masa kehamilan, ibu hamil memang dianjurkan untuk menjaga kondisi dan kesehatan tubuh dan janinnya. Salah satu cara adalah dengan memerhatikan makanan yang dikonsumsi.
Bicara tentang makanan, bagaimana dengan cokelat? Apakah makanan jenis ini boleh dimakan selama Anda hamil? Apalagi jika ternyata Anda adalah penggemar berat cokelat ya, Moms.
Nah, ada kabar baik bagi Anda bumil penyuka cokelat. Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa makan cokelat bisa bermanfaat bagi kandungan dan janin. Mengingat ada berbagai macam makanan yang harus dihindari oleh bumil, hasil penelitian ini pastinya mendapat sambutan hangat oleh Anda yang menggemari cokelat.
Studi Tentang Cokelat untuk Bumil
Dikutip dari Fitpregnancy.com, dalam penelitian ini ada 129 bumil dengan usia kandungan 11â14 minggu yang diminta untuk mengonsumsi 30 gram cokelat per hari. Hasilnya, mereka semua memiliki sirkulasi janin dan plasenta yang lebih baik dibandingkan bumil pada umumnya. Selain itu, mengonsumsi cokelat juga dipercaya dapat menurunkan risiko preeklampsia.
Cokelat, terutama dark chocolate, mengandung flavonoid, yaitu senyawa alami yang kaya akan antioksidan dan membantu menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes, kanker, dan penyakit umum lainnya.
Studi ini menyimpulkan bahwa makan cokelat memiliki efek positif pada pertumbuhan dan perkembangan janin bumil, karena flavonoid dalam cokelat meningkatkan aliran darah di tubuh bumil. Peningkatan aliran darah membantu plasenta berkembang dan berfungsi secara normal.
Meskipun begitu, menurut Dr. Robyn Horsager-Boehrer dari University of Texas Southwestern, studi ini melihat perkembangan wanita hamil yang mengonsumsi cokelat selama trimester 1 dan 2. "Studi ini tidak mengharuskan bumil makan cokelat pada trimester 3. Jadi, jika Anda sudah di tahap ini, konsultasikan lebih dulu dengan dokter, apakah boleh tetap makan cokelat, atau harus menguranginya," jelas Dr. Horsager-Boehrer.
Manfaat Cokelat untuk Bumil
Dari Penelitian tersebut, diketahui bahwa konsumsi cokelat dalam porsi kecil pada bumil bisa mendatangkan manfaat seperti berikut:
1. Menurunkan risiko preeklampsia dan hipertensi
Mengonsumsi cokelat pada trimester pertama atau kedua kehamilan dikaitkan dengan penurunan risiko preeklampsia dan hipertensi. Ibu hamil yang rutin mengonsumsi cokelat 1-3 takaran saji per minggu memiliki risiko 50 persen lebih rendah terhadap preeklampsia selama trismester pertama.
Para peneliti studi ini sebelumnya menyatakan bahwa mengonsumsi cokelat, khususnya dark chocolate, dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Cokelat mengandung flavonoid yang diketahui memiliki kaitan dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular serta penurunan kadar kolesterol. Makin gelap cokelat, makin banyak kandungan flavonoidnya.
Sementara itu, faktor risiko preeklampsia mirip dengan faktor risiko penyakit kardiovaskular. Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi dan menjelaskan efek protektif cokelat terhadap risiko preeklampsia ini.
2. Tumbuh kembang janin
Makan 30 gram cokelat per hari selama hamil dapat bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan janin. Studi menemukan adanya perbaikan yang signifikan ketika dilakukan pemeriksaan aliran darah uteroplasenta (rahim dan plasenta) menggunakan alat Doppler pada ibu yang mengonsumsi cokelat. Hal ini menunjukkan bahwa cokelat dapat bermanfaat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan janin, serta berdampak positif pada plasenta.
Yang Perlu Diperhatikan
Walaupun mengonsumsi cokelat dianjurkan, ada sejumlah hal yang mesti Anda perhatikan Moms, yakni:
1. Konsumsilah cokelat yang murni, bukan cokelat olahan, karena tidak mengandung kalori ekstra dan lemak tidak sehat. Semakin gelap cokelat, semakin kaya kandungan flavonoidnya. Jenis darkchocolate adalah cokelat yang baik dan kaya antioksidan.
2. Konsumsi cokelat dalam porsi kecil, yaitu 30 gram sehari atau setara dengan beberapa gigitan saja. Cokelat mengandung kafein yang hanya boleh dikonsumsi dalam jumlah sedikit selama kehamilan. Selain itu, makan cokelat terlalu banyak juga tidak baik karena cokelat mengandung tinggi kalori dan lemak, sehingga bisa berakibat pada peningkatan berat badan. (M&B/SW/Dok. Freepik)