Moms ingin memiliki penghasilan tersendiri tapi kerap dilanda rasa galau kala meninggalkan Si Kecil di rumah? Mungkin, sudah saatnya Anda memulai usaha sendiri.
Memulai bisnis sendiri merupakan pilihan tepat bagi Anda yang ingin bekerja dengan waktu yang lebih fleksibel. Akan tetapi, sebelum memilih jenis usaha, sebaiknya kenali dahulu karakter Anda agar lebih mudah untuk meraih kesuksesan.
Menurut psikolog Rosdiana Setyaningrum M.Psi, MHPEd, seringkali orang memulai bisnis tanpa mengenali karakternya terlebih dahulu. Akibatnya, mereka menjadi tidak menikmati bisnis yang dijalankan atau bahkan banyak yang kemudian mengalami kegagalan.
"Mengenali karakter diri sendiri akan membantu kita menemukan bisnis yang paling cocok untuk ditekuni. Dengan begitu, kesuksesan pun akan lebih mudah didapatkan," jelas Rosdiana. "Satu lagi yang diperlukan ketika memulai bisnis adalah keberanian untuk berbuat nekat dengan tetap memiliki perhitungan serta tidak takut terhadap risiko apa pun," lanjutnya.
Secara garis besar, karakter pebisnis dibagi menjadi empat, yaitu dominan, influential, compliant, dan steady. Nah, yang manakah karakter Anda?
Dominan
Orang dengan karakter dominan dikenal efisien, memiliki motivasi kuat, dan mandiri. Sebagai pebisnis, orang tipe ini biasanya paling berani mengambil risiko. Ia senang berinovasi dan tidak mudah menyerah.
Pebisnis tipe ini sangat suka mengontrol anak buahnya sehingga sering dianggap sebagai diktator. Ia juga sangat ambisius, menikmati persaingan, dan mengutamakan hasil. Strategi bisnisnya terletak pada kekuatan yang dimilikinya.
Kesimpulan: Jika memiliki karakter dominan, sebaiknya Anda tidak memilih bisnis waralaba penuh (full franchise). Sebab, hal itu akan membuat Anda merasa bosan dan merasa tidak berkembang karena tidak dapat melakukan perubahan. Menciptakan bisnis baru dengan inovasi dan kreativitas adalah pilihan yang terbaik bagi Anda.
Influential
Kekuatan orang yang berpengaruh (influential) terletak pada kepercayaan diri, antusiasme, dan keramahannya. Ia juga dikenal sebagai orang yang ramah, suka bersosialisasi, ekspresif, dan unik. Orang tipe ini senang bertemu dengan banyak orang dan suka menjadi pusat perhatian.
Sebagai pebisnis, ia mampu berkomunikasi dan melakukan pendekatan yang sangat baik terhadap orang-orang yang ditemui. Tak diragukan lagi, ia akan bisa membangun hubungan yang baik dan memiliki relasi yang luas.
Kesimpulan: Pebisnis dengan tipe influential tidak bisa berdiam di satu tempat dan mengerjakan bisnisnya dari sana. Oleh sebab itu, bisnis seperti online shop di Facebook tidak cocok bagi orang-orang tipe seperti ini. Pilihlah bisnis di bidang pemasaran (marketing) atau jasa yang memungkinkan bertemu banyak orang apabila Anda termasuk dalam pebisnis tipe ini.
Compliant
Kooperatif, sensitif, dan menyukai detail merupakan ciri-ciri utama dari orang dengan tipe compliant. Sebagai pebisnis, ia sangat berhati-hati dalam melakukan segala hal, penyabar, tekun, dan menyukai sesuatu yang terorganisasi dengan baik. Sebagai pimpinan, ia sangat pengertian terhadap anak buahnya. Ia tidak menyukai sesuatu yang tidak pasti dan seringkali memilih untuk menyelesaikan segala sesuatunya sendiri.
Kesimpulan: Anda merasa memiliki karakter seperti ini? Berarti bisnis yang paling cocok untuk Anda adalah bisnis yang membutuhkan detail dan kesabaran, seperti bisnis membuat cupcakes dengan beragam topping menarik. Anda juga bisa memilih bisnis pakaian, tas, atau pernak-pernik lucu buatan sendiri.
Steady
Orang dengan tipe stabil (steady) selalu menarik perhatian karena terlihat ramah, kalem, sabar, dan baik hati. Ia juga tidak mudah menyerah dan gigih dalam menjalankan bisnisnya.
Namun orang tipe ini sangat tidak menyukai tantangan. Oleh sebab itu, ia lebih memilih untuk menjalankan bisnis yang hasilnya sudah bisa diketahui secara pasti. Dukungan orang-orang sekitar merupakan faktor terbesar dalam kesuksesannya.
Kesimpulan: Jual-beli saham pastinya bukan pilihan bisnis yang baik jika Anda termasuk tipe ini. Sebab sebagai orang yang tidak menyukai perubahan, hal tersebut dapat membuat Anda stres. Pilihlah bisnis yang memang sudah mapan dengan membeli waralabanya, seperti restoran cepat saji atau toko swalayan. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)