BUMP TO BIRTH

12 Tips Sukses ASI Eksklusif untuk Ibu Bekerja



Siapa bilang ibu menyusui tidak bisa kembali bekerja ke kantor? Dengan manajemen ASI yang tepat, bekerja dan memenuhi kebutuhan ASI Si Kecil setiap hari tetap bisa dilakukan kok, Moms. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, memberikan ASI setidaknya 6 bulan pertama kehidupan anak tidak hanya memberi manfaat bagi bayi dan ibu, tetapi juga bagi perusahaan tempat Anda bekerja, lho.

Mengutip buku Indonesia Menyusui persembahan IDAI, "Angka absensi ibu pada perusahaan lebih rendah karena anak lebih jarang sakit. Dengan memberikan ASI kedekatan ibu dengan bayi tetap dipertahankan, bahkan pada saat berjauhan, serta menghemat pendapatan ibu karena tidak perlu membeli susu formula." Nah, dengan begitu, para ibu menyusui pasti jadi lebih semangat memberikan ASI untuk anaknya.


Tips Sukses Memberikan ASI bagi Ibu Bekerja

Mau tahu, apa saja sih tips ampuh agar sukses memberikan ASI untuk Si Kecil tanpa harus mengganggu aktivitas kantor? Simak beberapa tips di bawah ini yuk, Moms.

1. Sejak sebelum melahirkan, kumpulkan informasi mengenai laktasi sebanyak mungkin. Sehingga saat Si Kecil sudah lahir, Moms sudah tidak bingung lagi urusan memberikan ASI.

2. Mengutip IDAI, "Berlatihlah cara memerah ASI menggunakan tangan, pompa manual, ataupun pompa elektrik, kemudian perhatikan berapa waktu yang dibutuhkan untuk mengosongkan payudara. Biasanya diperlukan 15-20 menit untuk mengosongkan kedua payudara. Latihan memerah ASI ini dapat dimulai sejak saat ASI pertama keluar atau payudara mulai terasa penuh yang pada umumnya terjadi di minggu pertama setelah kelahiran."

3. Tetapkan jadwal memerah ASI, biasanya setiap 3-4 jam.

4. Sebelum mulai bekerja, berlatihlah memberikan ASI perah melalui cangkir, sendok, atau pipet pada jam-jam kerja Anda kelak. Kenapa ini penting? Sebab ASI perah sebaiknya tidak diberikan dengan botol karena akan menganggu penyusuan langsung dari payudara.

5. Ketahui titik-titik ramah busui di kantor Anda. Di mana ruang laktasi dan ruang menyimpan ASI perah. Tak ada salahnya juga mengenali busui-busui lainnya di kantor Anda, dengan begitu sesama busui bisa saling memberikan dukungan dan bertukar informasi seputar ASI dan kesehatan anak.

6. Siapkan perangkat 'perang' yang paling nyaman untuk Anda. Entah itu pompa ASI elektrik atau manual, menyimpan ASIP di botol kaca atau di kantung ASI, yang penting proses memerah ASI di kantor sudah dilengkapi dengan perangkat yang paling nyaman untuk Anda.

7. IDAI menyarankan para busui untuk relaksasi selama 20 menit setiap hari di luar waktu memerah ASI.

8. Walau memerah ASI di kantor, namun cobalah untuk duduk senyaman mungkin sambil memikirkan tingkah lucu bayi Anda. Sesekali hangatkan payudara, pijat atau usap payudara agar ASI semakin lancar.

9. Berikan ASI secara langsung sebelum berangkat dan setelah pulang bekerja. Hal ini berguna untuk menjaga bonding dengan Si Kecil dan meningkatkan produksi ASI.

10. "Jangan pernah mencoba berhenti menyusui Si Kecil dengan alasan apa pun. Apalagi, sekarang sudah banyak kemudahan yang bisa dilakukan supaya Si Kecil tetap mendapatkan ASI eksklusif dari Anda, seperti freezer untuk menyimpan ASI, kurir ASI, ataupun alat pompa ASI yang sangat mudah digunakan di mana saja," ujar dr. Dini Adityarini, Sp.A.

11. Perhatikan cara tepat menyimpan ASI perah di kantor hingga membawanya lagi ke rumah. Dalam buku Indonesia Menyusui disebutkan bahwa bagian freezer terletak di dalam lemari es/kulkas (-15 derajat Celsius) selama 2 minggu, Freezer dan lemari es/kulkas mempunyai pintu yang berbeda (-18 derajat Celsius): selama 3-6 bulan, Deep freezer yang jarang dibuka dan temperaturnya tetap ideal (-20 derajat Celsius) selama 6-12 bulan, Namun ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa lemak dalam ASI dapat mengalami degradasi sehingga kualitas ASI menurun.

12. Menurut IDAI, ASI perah yang dikeluarkan dalam hari yang sama dapat digabung menjadi satu. Caranya adalah dengan mendinginkan ASI yang baru diperah minimal 1 jam dalam lemari es atau kulkas, kemudian dapat ditambahkan ke dalam ASI sebelumnya yang sudah didinginkan dalam wadah. (Tiffany Warrantyasri/SW/Dok. Freepik)