BUMP TO BIRTH

Haruskan Memberitahu Kehamilan Anda pada Semua Orang?



Jejaring sosial memang telah menjadi bagian aktivitas yang selalu ada dalam keseharian orang-orang masa kini, mungkin termasuk juga Anda. Ini memperlihatkan bahwa dunia komunikasi virtual telah menjadi sarana yang efektif untuk membuat Anda tetap dekat dengan keluarga, sahabat, atau kolega Anda.

Salah satunya dengan memberitakan segala hal tentang kehamilan dan persalinan melalui jejaring sosial dilakukan hampir semua ibu sekarang ini. Bahkan, ada yang meng-update setiap detik proses kelahiran bayinya melalui jejaring seperti Twitter atau Instagram.


Terapi Internet

Menurut Fi Star-Stone, pendiri dan pengasuh sebuah situs parenting di London, Inggris, berbagai informasi seputar proses kelahiran bayi dapat membantu menyebarkan pesan positif mengenai proses persalinan itu sendiri. Yang penting, Anda harus menyampaikan kabar itu secara positif dan tidak menakut-nakuti atau menghakimi. Ini akan membantu banyak calon ibu lain untuk berani menghadapi masa akhir kehamilannya, dan kemudian siap untuk melalui proses persalinannya dengan pengetahuan yang cukup.

Komentar balasan yang diperoleh dari para pembaca unggahan Anda, selain memberi dukungan secara psikologis, juga mampu mengalihkan perhatian dari rasa sakit yang dialami sepanjang proses persalinan. Menurut sebuah penelitian, bidan umumnya melakukan pengalihan untuk memfokuskan perhatian ibu bersalin keluar dari rasa sakitnya. Dan meng-update jejaring sosial adalah salah satu cara penahan sakit yang mempunyai hasil yang sama dengan hal tersebut.

Psikolog Dr. Saima Latif juga menambahkan, bagi kebanyakan wanita sekarang ini, Facebook telah menjadi bagian dari gaya hidup yang menyatu dalam keseharian mereka. Jadi, tidak lengkap rasanya jika Anda tidak memasukkan setiap cerita kehidupan Anda di sana, termasuk kehamilan Anda dan kelahiran Si Kecil.

Dan penelitian lain membuktikan bahwa Anda akan mendapat perasaan bahagia dari hormon oksitosin yang memacu kontraksi, saat Anda mendapat dukungan dan perlindungan melalui perhatian orang lain, meski itu hanya terjadi melalui koneksi internet.


Perlu-Tak Perlu

Meski begitu, ada beberapa ibu lainnya yang menganggap bahwa proses melahirkan harus menjadi peristiwa yang sakral dan tidak boleh diinterupsi oleh apa pun, termasuk aktivitas di dunia maya. Selain itu, sang ibu juga harus tetap fokus pada dirinya sendiri, agar ia dapat melalui proses persalinan dengan lancar, tanpa distraksi dari aktivitas jejaring virtual yang dapat mengganggu kenyamanan ibu yang melahirkan.

Jika memang ingin membagikan cerita selama proses persalinan, sebaiknya tak perlu menceritakan segala situasi secara detail. Misal, Anda menceritakan berapa banyak jumlah jahitan akibat luka robekan yang dialami. Untuk sebagian orang, hal ini dianggap mengganggu dan akhirnya malas mengikuti Anda.

Selain itu, memberitahu segala sesuatu selama proses melahirkan di jejaring sosial bisa membuat momen tersebut menjadi tidak spesial. Sebab, mungkin saja keluarga terdekat Anda malah akan mengetahui berita gembira tersebut dari media sosial terlebih dahulu, bukan karena Anda yang secara khusus menghubungi mereka.

Menurut Fi, sebesar apa pun ketergantungan Anda pada media jejaring sosial, Anda perlu menetapkan batasan yang nyata antara dunia maya dan kehidupan Anda sebenarnya. Boleh saja meng-update detail proses kelahiran bayi Anda sampai pembukaan terakhir. Namun, setelah Si Kecil berada dalam pelukan, kontak skin-to-skin tentu lebih penting dari hal tersebut.

Intinya, sebesar apa pun perhatian yang diberikan orang lain kepada Anda melalui jejaring sosial, Si Kecil membutuhkan perhatian Anda jauh lebih besar. Jadi, update status secukupnya saja ya, Moms! (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)