Umat Muslim di seluruh dunia esok akan menyambut Hari Raya Idul Adha. Idul Adha sendiri identik dengan proses penyembelihan hewan kurban seperti sapi, kambing, maupun domba.
Bagi anak-anak, momen ini merupakan momen yang mereka nantikan, karena ketertarikan mereka terhadap dunia binatang. Umumnya, anak-anak akan melihat hewan-hewan tersebut beberapa hari sebelum proses penyembelihan pada Hari Raya Idul Adha. Di tempat hewan-hewan tersebut, mereka akan bermain sembari mencoba memberi makan dengan rerumputan atau dedaunan.
Proses penyembelihan hewan kurban akan dilakukan setelah salat Idul Adha. Nah, Usai melaksanakan salat Idul Adha, tak jarang banyak orang tua yang mengajak anak mereka, bahkan yang masih balita, untuk ikut menyaksikan pemotongan hewan kurban secara langsung di sekitar tempat tinggal mereka. Tujuannya, untuk mengenalkan anak tentang ajaran agama Islam.
Mengajak Anak Melihat Pemotongan Hewan Kurban
Namun, sebenarnya, bolehkah Si Kecil diajak melihat proses penyembelihan hewan kurban? Para pakar psikologi menekankan pentingnya peran dan perhatian orang tua dalam memberikan pemahaman serta mengetahui dampak psikologis bagi anak yang menyaksikan proses penyembelihan hewan kurban.
Hal ini kembali pada kebijakan Anda sebagai orang tua. Moms dan Dads tentunya sudah mengenal benar bagaimana kondisi psikologis Si Kecil. Jika anak Anda termasuk balita yang santai, mengajaknya bukan suatu masalah.
Namun, jika Si Kecil termasuk anak yang sensitif, bukan tidak mungkin, menyaksikan pemotongan hewan kurban bisa membuatnya merasa ngeri dan trauma melihat darah yang mengalir keluar dari tubuh hewan tersebut. Memang, hal ini bisa berdampak negatif jika Si Kecil ternyata belum memiliki kesiapan mental.
Ya Moms, kesiapan mental anak jadi hal yang penting jika Anda ingin mengajaknya melihat penyembelihan hewan kurban. Karena itu, Moms atau Dads sebaiknya tidak mengajak sang anak untuk melihat prosesi penyembelihan jika mental Si Kecil belum siap.
Besar kemungkinan pemotongan hewan kurban bisa menimbulkan salah persepsi pada anak. Si Kecil akan berpikir bahwa yang dilakukan itu adalah hal yang jahat karena 'menyakiti' hewan. Anak memang cenderung merasa iba pada hewan yang 'disakiti'.
Beberapa pakar psikologi juga berpendapat bahwa anak-anak yang menyaksikan proses penyembelihan hewan kurban dikhawatirkan dapat mempengaruhi psikologis mereka, yakni timbul rasa takut berlebihan (fobia) atau justru timbul sifat agresif.
Setiap stimulus yang masuk ke otak anak akan sangat memengaruhi perilaku anak dan akan terekam kuat di area memori, terlebih jika saat kejadian terdapat nuansa emosi yang menyertainya. Umumnya dunia balita adalah dunia fabel. Mereka sayang dengan dunia binatang. Jadi dikhawatirkan akan muncul ketakutan atau hal lainnya jika melihat hewan disembelih.
Berikan Pemahaman Terlebih Dahulu
Karena itu, penting bagi Moms dan Dads memberikan pemahaman sebaik-baiknya dengan bahasa sederhana mengenai penyembelihan hewan kurban. Sampaikan informasi mengenai tujuan dilakukannya pemotongan hewan kurban dan maknanya, seperti nanti daging hewan yang sudah disembelih akan dibagi-bagikan kepada orang yang kurang mampu.
Namun, jika anak tidak bisa menyaksikan penyembelihan hewan kurban, bukan berarti ia tidak dapat berpartisipasi dalam momen Idul Adha tersebut, Moms. Anda tetap bisa ajak anak melihat penyaluran daging kurban kepada orang-orang kurang mampu. Hal ini akan menumbuhkan rasa empati pada Si Kecil. (M&B/SW/Dok. Freepik)