FAMILY & LIFESTYLE

Penyakit Ini Bisa Dihindari dengan Mencuci Tangan, Lho



Mencuci tangan mungkin terdengar sepele. Namun tahukah Moms bahwa dengan mencuci tangan artinya Anda bisa terhindar dari beberapa penyakit berbahaya. Lebih dari 10 jenis penyakit bisa disingkirkan dengan cara mencuci tangan menggunakan sabun. Penyakit apa saja itu? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.


Kulit

Kulit adalah pelindung utama tubuh dari infeksi. Oleh sebab itu, kulit sangat mudah terinfeksi oleh kuman yang menempel. Tangan yang kotor akan mempermudah masuknya kuman ke lapisan dalam musik sehingga menimbulkan infeksi yang lebih serius. Kuman di kulit juga mudah menyebar ke orang lain atau ke bagian tubuh lain melalui sentuhan, garukan, atau usapan di kulit. Penyakit kulit apa saja yang mudah menular melalui tangan kotor?

1. Bisul

Meski bukan termasuk penyakit berbahaya, bisul tetap bisa sangat mengganggu. Kulit yang mengalami bisul biasanya akan terasa sakit, nyeri, dan tidak nyaman. Bisul bisa terjadi di bagian tubuh mana pun, tapi yang sering mengalaminya adalah di daerah yang lembap seperti lipatan leher, lengan, paha, dan bokong. Bisul ada dua jenis, bermata satu (furunkel) dan bermata banyak (karbunkel) yang biasanya dialami penderita diabetes.

Penyebab bisul adalah bakteri pada folikel (akar rambut) di kulit. Bakteri yang paling sering menginfeksi adalah jenis Staphylococcus. Bakteri ini berdiam di dalam nanah dan tetap hidup saat nanah pecah. Jadi, jika tangan tercemar nanah bisul, mungkin sekali bakteri berpindah. Untuk meredakan bisul, biasanya tidak diperlukan obat khusus. Namun untuk meredakan nyeri dan membuat bisul cepat 'matang', Anda bisa memberi kompres air hangat di bagian yang sakit.

2. Infeksi jamur

Infeksi jamur bisa terjadi di bagian tubuh mana pun. Infeksi jamur kutu air biasa terjadi di sela jemari kaki atau tangan. Jamur biasanya timbul karena bagian tersebut lembap dalam waktu yang lama. Jamur yang menginfeksi bagian kulit yang lain, misalnya kepala, kuku, lipatan lengan, lipatan paha atau kaki, biasanya disebut kurap atau kadas. Kadas di kulit kepala menyerupai ketombe dan menimbulkan gatal yang mengganggu.

Kadas atau kurap memiliki bentuk yang khas, yaitu bulatan dengan pinggiran agak tinggi dan bagian tengah yang cekung serta bersisik. Jamur di kepala dapat menimbulkan kerontokan dan jamur di kuku menyebabkan kuku menjadi rusak.

Infeksi jamur pada kulit yang lain adalah panu. Cirinya adalah bercak keputihan yang tersebar dan gatal saat terkena keringat. Infeksi jamur di kulit dapat dicegah dengan penerapan hidup sehat, yaitu mandi teratur dan rajin mencuci tangan.


Mata

Mata Merah

Mata merah atau belekan adalah istilah awam untuk konjungtivitis. Warna merah pada bagian putih mata (konjungtiva) adalah akibat pembuluh darah yang membesar. Konjungtivitis bisa disebabkan oleh benda asing yang masuk ke dalam mata, alergi, dan infeksi bakteri atau virus. Kuman konjungtivitis mudah menular. Ketika sedang terjadi wabah, sebaiknya Anda tidak mengusap mata dengan handuk, sapu tangan, atau tangan yang belum dicuci dengan sabun.

Mata merah bisa diatasi sesuai dengan penyebabnya. Jika Si Kecil mengalaminya, sebaiknya Anda membawanya ke dokter untuk mengetahui obat yang tepat. Jika karena bakteri, dokter akan memberi antibiotik. Jika karena alergi, obat tetes anti-histamin bisa menyembuhkannya.


Saluran Cerna

1. Cacingan

Tanpa disadari, beberapa jenis larva cacing bisa masuk ke sela-sela kuku jemari tangan. Berbeda dengan diare, penyakit cacingan memang tidak menyebabkan kematian. Akan tetapi jika tak segera ditangani akan menurunkan kualitas hidup penderitanya. Hal itu disebabkan karena cacing bersifat parasit dengan mengambil nutrisi sehingga melemahkan dan menyebabkan gangguan kesehatan dari tubuh inangnya. Gejala cacingan berbeda, bergantung jenis cacingnya.

• Cacing kremi: Infeksi cacing kremi biasanya melalui telur cacing yang terambil oleh jari Si Kecil saat bermain. Telur cacing kremi dapat bertahan di kulit anak-anak selama berjam-jam dan bertahan hidup selama tiga minggu pada pakaian, mainan, atau tempat tidur. Gejalanya adalah rasa gatal di sekitar anus atau vulva (kemaluan wanita). Gejala ini akan memburuk pada malam hari ketika cacing kremi keluar dari permukaan tubuh untuk menaruh telurnya di sekitar anus atau vulca. Cacing juga biasanya dapat terlihat di feses.

• Cacing gelang: Cacing gelang merupakan cacing yang berukuran besar, dapat menginfeksi manusia atau binatang. Bentuknya menyerupai cacing tanah dan hidup di dalam usus besar serta dapat berpindah ke organ lain termasuk paru-paru. Biasanya tidak menimbulkan gejala, meskipun untuk jenis Toxocara canis dapat menyebabkan masalah penglihatan apabila terdapat di mata karena menimbulkan radang dan luka pada retina. Jika berpindah ke paru, cacing gelang bisa menimbulkan asma.

• Cacing pita: Kontaminasi cacing pita bisa juga terjadi jika Anda mengonsumsi daging yang tidak dimasak sempurna sehingga telur dan larva cacing tidak mati, lantas termakan. Penularan lainnya bisa juga melalui air dan tanah yang terkontaminasi dengan feses yang mengandung telur atau larvanya.

2. Tifus

Tifus atau demam tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman Salmonella thypi. Penularan kuman ini dikenal dengan 5F, yaitu food (makanan), fingers (jari tangan atau kuku), fomitus (muntah), fly (lalat), dan faeces (tinja). Gejala khusus demam tifoid pada anak umumnya lebih ringan dan bervariasi dibandingkan dengan orang dewasa, tetapi, secara garis besar, terdiri dari demam satu minggu atau lebih, gangguan saluran pencernaan, nyeri kepala, dan demam.

Pada minggu kedua, perut kembung bisa disertai dengan kehilangan kesadaran, lidah tampak kering, berwarna kecokelatan, di bagian ujung tepi tampak lebih kemerahan. Gejala ini disebut juga lidah tifus. Segera bawa Si Kecil ke dokter jika menunjukkan tanda-tanda tersebut. Penyakit ini bisa menyebabkan kematian jika disertai komplikasi.(M&B/Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)